Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
1999, Kita
Terdapat beberapa tahapan prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran yang telah dirangkum dalam dokumen ini.
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Secara etimologi, ‘’evaluasi” berasal dari kata ‘’to evaluate’’ yang berarti ‘’menilai’’. Evaluasi pembelajaran ialah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pembelajaran. Evaluasi adalah alat untuk mengukur ampai dimana penguasaan murid terhadap pendidikan yang telah diberikan. Yang dimaksud dengan penilaian dalam pendidikan adalah keputusan-keputusan yang diambil dalam proses pendidikan secara umum; baik mengenai perencanaan, pengelolaan, proses dan tindak lanjut pendidikan atau yang menyangkut perorangan, kelompok, maupun kelembagaan. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran adalah usaha pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran guna melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang telah disampaikan kepada siswa sebagai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Atau lebih singkatnya yang dimaksud dengan evaluasi disini adalah evaluasi tentang proses belajar mengajar dimana guru berinteraksi dengan siswa[ ]. B. Tujuan Evaluasi Pembelajaran Tujuan evaluasi hasil belajar dalam proses belajar mengajar adalah untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh siswa, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetepkan dalam kurikulum. Disamping itu agar guru dapat menilai daya guna pengalaman dan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan sekaligus mempertimbangkan hasilnya serta metode mengajar dan sistem pengajaran yang dipergunakan apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan dalam kurikulum[ ]. C. Fungsi Evaluasi Pembelajaran Fungsi evaluasi pembelajaran Sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan belajar mengajar evaluasi berfungsi sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas cara belajar dan mengajar yang telah dilakukan benar-benar tepat atau tidak, baik yang berkenaan dengan sikap pendidik/ guru maupun anak didik/murid. 2) Untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa guna menetapkan keputusan apakah bahan pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan. 3) Untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh murid dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan Islam. 4) Sebagai bahan laporan bagi orang tua murid tentang hasil belajar siswa. Laporan ini dapat berbentuk buku raport, piagam, sertifikat, ijazah dll. 5) Untuk membandingkan hasil pembelajaran yang diperoleh sebelumnya dengan pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna meningkatkan pendidikan.
Sulit dibayangkan bagaimana proses pembelajaran akan berlangsung secara logis dan sistematis serta dapat memperoleh hasil yang maksimal apabila para guru atau instruktur yang akan melaksanakan tugas kegiatan mengajar atau memberikan suatu pelatihan tidak memiliki perencanaan mengajar atau pelatihan. Tanpa adanya perencanaan, kegiatan pembelajaran mungkin saja bisa dilaksanakan, akan tetapi karena tanpa adanya perencanaan yang akan berfungsi sebagai pedoman operasionalnya, maka pembelajaran akan banyak terjadi spontanitas (situasional) didasarkan pada apa yang diingat oleh guru/ instruktur pada saat terjadinya proses pembelajaran. Dengan kata lain, jika mengajar tanpa adanya perencanaan, guru akan mengadapi kesulitan untuk mengontrol dan mengendalikan pencapaian sasaran pembelajaran atau kompetensi yang yang harus dicapai, materi apa yang harus disampaikan yang sesuai dengan upaya pencapaian kompetensi, bagaimana proses pembelajaran harus dilakukan, sarana dan fasilitas pembelajaran apa yang harus disediakan, serta bagaimana kegiatan evaluasi harus dilakukan.
Dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran bahasa Arab, evaluasi hasil belajar merupakan salah satu aspek pokok yang tidak terpisahkan dari aspek lainnya, yaitu kegiatan perumusan tujuan (apa yang ingin dicapai), penyusunan program pembelajaran (apa yang perlu diajarkan dan bagaimana cara terbaik untuk mengajarkannya), pelaksanaan pembelajaran (di dalam maupun di luar kelas), dan supervisi pembelajaran. Evaluasi adalah bagian integral dari pembelajaran. Semua kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang akan menentukan keberhasilan pembelajaran. Dalam bidang pendidikan, banyak hal yang tidak dapat atau sulit dilakukan dengan baik tanpa evaluasi. Misalnya, tanpa evaluasi akan sulit untuk membuat keputusan antara lain tentang: (a) apakah rencana pembelajaran telah disusun untuk sekelompok siswa realistik atau tidak; (b) bagaimana mengelompokkan siswa agar pembelajaran berlangsung efekktif; (c) sejauh mana kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran baru; (d) sejauh mana keluasan perolehan siswa yang esensial; (e) pada bagian manakah pengulangan atau penguatan pembelajaran diperlukan; (f) kesulitan apa saja yang dihadapi oleh siswa beserta bantuan (bimbingan) yang diperlukan; serta (g) sejauh mana pembelajaran yang dilakukan itu efektif. Uraian ringkas diatas menggambarkan bahwa evaluasi pembelajaran memegang banyak peranan serta dapat dimanfaatkan untuk bermacam-macam tujuan. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari evaluasi ? 2. Bagaimana hubungan evluasi dengan pembelajaran ? 3. Apa tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran ? 4. Ada berapakah jenis evaluasi pembelajaran ? C. Tujuan 1. Dapat memahami arti atau maksud dari evaluasi. 2. Dapat mengetahui hubungan evaluasi dengan pembelajaran.
Pendidikan merupakan kegiatan yang disengaja supaya menimbulkan suatu hasil sesuai keinginan yang telah ditetapkan. Dalam proses mengapai tujuan atau keinginan yang ingin dicapai dalam pendidikan tentunya tidak semua bisa terwujud dengan instan dan mudah. Di dalam berporses untuk mengapai tujuan pendidikan pasti ada banyak rintangan yang menghadang. Oleh sebab itu Evaluasi dalam pembelajaran sangat di perlukan supaya tujuan pendidikan tersebut dapat digapai dengan semaxsimal mungkin. Sebagai suatu proses pendidikan harus dievaluasi untuk mengetahui hasil yang dicapai dengan tujuan yang diingkan. Evaluasi merupakan substasi yang sanggat penting dan sanggat di butuhkan dalam dunia pendidikan. Evaluasi juga dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan pendidikan dalam sebuah lembaga ataupun negara. Dengan evaluasi pendidikan kemunduran ataupun kemajuan pendidikan dapat dianalisis melalui evaluasi. Dengan evaluasi pula kita juga dapat mengetahui titik lemah sebuah lembaga serta juga dapat mencari jalan keluar atau solusi yang di dapat dari evaluasi. Dalam dunia pendidikan, evaluasi menjadi hal sakral yang wajib dimiliki oleh setiap lemaga pendidikan. Dalam kesempatan ini kami sebagai pemakalah akan sedikit membahas mengenai evaluasi pembelajaran diantaranya adalah. Tujuan dilakukanya evaluasi pembelajaran, ragam evaluasi pembelajaran, teknik dalam evaluasi pembelajaran.
Suatu kegiatan evaluasi dikatakan berhasil jika sang evaluator mengikuti prosedur dalam melaksanakan evaluasi. Prosedur disini dimaksudkan sebagai langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam melakukan evaluasi. Tentu tidak dapat dipungkiri bahwa banyak pandangan berkaitan dengan prosedur kegiatan evaluasi ini, namun dalam hal ini penulis akan memaparkan prosedur evaluasi yang dikembangkan oleh Drs. Zaenal Arifin, M.Pd dalam bukunya "Evaluasi Pembelajaran". Dalam buku tersebut, prosedur yang harus diikuti evaluator meliputi perencanaan evaluasi, monitoring pelaksanaan evaluasi, pengolahan data dan analisis, pelaporan hasil evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi.[1] Dalam kaitannya dengan evaluasi, guru merupakan salah satu sosok evaluator yang sangat bertanggung jawab terhadap kegiatan evaluasi itu sendiri. Sebab guru merupakan orang yang melaksanakan proses pembelajaran. karena itu baik-buruknya evaluasi diantaranya juga tergantung pada sang evaluator. Dengan demikian, sudah selayaknya evaluator ini mengikuti prosedurprosedur yang telah digariskan. Mengikuti prosedur yang telah ditetapkan bisa dikatakan sebagai bentuk tanggung jawab seorang evaluator. Dengan mengikuti prosedur evaluasi yang baik, kegiatan evaluasi dapat dipertanggung jawabkan dan memiliki arti bagi semua pihak. B. Identifikasi Masalah 1. Banyak evaluator yang melakukan kegiatan evaluasi tanpa sebuah perencanaan yang matang. 2. Jarang ada tindak lanjut terhadap evaluasi yang telah dilakukan. 3. Belum diikutinya prosedur dalam pengembangan evaluasi B. Pembatasan Masalah Dalam makalah sederhana ini penulis akan membatasi masalah pada prosedur pengembangan evaluasi yang dikembangkan oleh Drs. Zaenal Arifin, M.Pd dalam bukunya "Evaluasi Pembelajaran". Diantara prosedur tersebut adalah: perencanaan evaluasi, pelaksanaan evaluasi dan monitoring, pengolahan data dan analisis, pelaporan hasil evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi.
2021
Teknik evaluasi adalah metode yang digunakan agar suatu tujuan evaluasi, yaitu menggali informasitentang peserta didik dapat tercapai. Untuk melakukan evaluasi maka evaluator harus menguasai teknikevaluasi. Dengan penilaian guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus,minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik. Untuk keperluan evaluasidiperlukan teknik evaluasi yang bermacam-macam, seperti kuesioner, tes, skala, format observasi, danlain-lain. Dari sekian banyak teknik evaluasi, secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yakniteknik tes dan nontes. Khusus untuk evaluasi hasil pembelajaran teknik evaluasi yang paling banyakdigunakan adalah tes
Buku, 2019
Dalam buku ini disajikan informasi praktis mengenai prinsip, mekanisme dan prosedur penilaian, ruang lingkup, teknik dan bentuk-bentuk instrumen penilaian, analisis kualitas instrumen, mengolah nilai dengan berbagai acuan, jenis-jenis asesmen autentik, contoh-contoh instrumen beserta rubrik penilaian, pelaksanaan dan pelaporan penilaian. Tanpa bermaksud “menggurui” kehadiran buku ini menjadi salah satu bahan bagi guru, calon guru dan masyarakat yang mencintai dunia pendidikan dalam mendalami dan meningkatkan ketrampilan melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik secara profesional.
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
2020
Untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar serta keefektifan pengajaran maka perlu diadakan evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Dalam penelitian ini, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas evaluasi konteks, input, proses, hasil dan outcome. Proses evaluasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan. Teknik evaluasi digolongkan menjadi dua yaitu teknik tes dan teknik non Tes. Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam pembelajaran, yaitu: 1. Memahami sesuatu (mahasiswa seperti entry behavior, motivasi, dan lain-lain), sarana dan prasarana, dan kondisi dosen; 2. Membuat keputusan : kelanjutan program, penanganan masalah, dan lain-lain; 3. Meningkatkan kualitas KBM : komponen-komponen KBM
Salah satu masalah besar yang di hadapai dunia pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan itu sendiri. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari prestasi belajar yang dihasilkan peserta didik mulai dari Sekolah Dasar sampai peserta didik Sekolah Menengah. Masalah lain yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia yaitu berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran yang digunakan khususnya untuk peserta didik Sekolah Dasar masih banyak dominasi dari para pendidik / guru ( teacher centered). Dalam pembelajaran, peserta didik tidak berperan secara aktif dan optimal. Para pendidik dan diukur (observable and measurable). Bermula dari tujuan pembelajaran yang dirumuskan, maka disusunlah instrumen untuk mengamati dan mengukur hasil pembelajaran. Dengan menggunakan instrumen, diperoleh data yang mencerminkan ketercapaian tujuan pembelajaran pada seorang peserta didik. Data ini selanjutnya harus diolah dan dimaknai sehingga menjadi informasi yang bermakna. Selain itu berdasarkan data tersebut pendidik / guru dapat membuat keputusan mengenai posisi atau status seorang peserta didik, misalnya naik atau tidak naik kelas, lulus atau tidak lulus, dan sebagainya. Seluruh proses penilaian hasil belajar tentu harus dilakukan dengan cermat, mulai dari penyusunan instrumen, pelaksanaan tes, pengolahan, sampai pada penetapan hasil akhir. Pada setiap tahapan diperlukan keterampilan khusus yang perlu dipelajari.
Kusuma Dewi, 2019
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengapdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik adalah kemampuan mengadakan evaluasi, baik dalam proses pembelajaran maupun penilaian hasil belajar. Kemampuan melaksanakan evaluasi pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang mesti dikuasai oleh seorang pendidik maupun calon pendidik sebagai salah satu kompetensi profesionalnya. Dalam memahami konsep evaluasi pembelajaran, perlu mengetahui arti dari masing-masing kata tersebut. Berikut konsep evaluasi menurut beberapa ahli: 1. Menurut William A.M. (1984) dalam Asrul, dkk., (2015) mengartikan evaluasi adalah proses penggambaran dan penyempurnaan informasi yang berguna untuk menetapkan alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti tes dan measurement dan bisa juga berarti di luar keduanya. Hasil Evaluasi bisa memberi keputusan yang professional. Seseorang dapat mengevaluasi baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif. 2. Menurut Arifin (2013:5) pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka mengambil suatu keputusan. 3. Menurut Wand dan Brown (1957) menyatakan bahwa evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu (Setiawan, 2017). 4. Menurut M. Chabib Thoha dalam mendefinisikan evaluasi sebagai kegiatan yang terencana untuk rnengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. 5. Menurut Edwind mengatakan bahwa evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu (Ramayulis, 2002). 6. Menurut Mahirah (2017) evaluasi diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. 7. Menurut Astiti (2017) evaluasi merupakan kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah ercapai atau belum, berharga atau tidak, serta dapat pula digunakan untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.
Apa yang telah dibahas pada bab sebelumnya sebenarnya merupakan bagian dari kepribadian. Kepribadian berkaitan dengan penilaian kepribadian akan dikemukakan beberapa ahli yaitu :
Syifaus Sariroh, 2019
Evaluasi kurikulum merupakan suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup mikro (actual curriculum) dalam bentuk pembelajaran. Pada dasarnya kurikulum terdiri atas komponen dimana yang satu dengan yang lainnya saling terkait. Bahwa setiap komponen yang saling terkait tersebut hanya mempunyai satu tujuan yaitu tujuan pendidikan yang juga menjadi tujuan kurikulum.
2018
This study aims to improve the understanding of the concept of Educational Evaluation through the implementation of PBL (Problem-based learning),. This type of research is a classroom action research that includes 4 steps of activities in 1 cycle of planning, action, observation and reflection. The research subjects are and lecturers in the fourth semester of academic year 2016/2017. All are given action using PBL (Problem-based learning). Data collection techniques used were interviews, observations, and tests. The results of this study indicate that the use of PBL (Problem-based learning) can improve the understanding of the concept of PJKR IKIP Budi Utomo Malang up to very good criteria in cycle III. Aspects of student concept comprehension increase from the average pre-action score of 56 to 84.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.