Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
32 pages
1 file
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis senantiasa diberi kekuatan fisik dan kekuatan pikiran guna menyelesaikan makalah berjudul "Kesalahan Penggunaan Ejaan pada Media Massa". Serta shalawat dan salam semoga tercurahlimpahkan kehadirat junjunan kita Nabi besar Muhammad saw., beserta sahabatnya dan umatnya hingga akhir zaman.
Dalam pemahaman umum, bahasa Indonesia sudah diketahui sebagai alat berkomunikasi. Setiap situasi memungkinkan seseorang memilih variasi bahasa yang akan digunakannya. Berbagai faktor turut menentukan pemilihan tersebut, seperti penulis, pembaca, pokok pembicaraan, dan sarana. Dalam situasi resmi, misalnya dalam kegiatan ilmiah, sudah sepantasnya digunakan bahasa Indonesia ragam baku. Salah satu ciri ragam bahasa ilmiah ialah benar.Pemahaman benar yaitu menyangkut kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia baku. Ragam bahasa baku dipahami sebagai ragam bahasa yang dipandang sebagai ukuran yang pantas dijadikan standar dan memenuhi syarat sebagai ragam bahasa orang yang berpendidikan. Kaidah yang menyertai ragam baku mantap, tetapi tidak kaku, cukup luwes sehingga memungkinkan perubahan yang bersistem dan teratur di berbagai bidang. Hal ini tentu saja dalam kerangka bahasa Indonesia yang baik dan benar. Baik dalam pemahaman sesuai dengan situasi dan benar dalam pemahaman sesuai dengan kaidah tata bahasa. Bahasa dalam laporan penelitian, sebagaimana telah dijelaskan, memilih ragam baku sebagai sarananya, benar kaidahnya, dan memenuhi ciri sebagai ragam standar orang berpendidikan. Namun, pada kenyataannya masih banyak ditemukan kesalahan dalam berbagai tataran bahasa, termasuk dalam penggunaan Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Ejaan sebagaimana telah dipahami bersama adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyibunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang itu. Secara teknis yang dimaksud ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.Oleh karena itu, penguasaan ejaan mutlak diperlukan bagi seseorang yang berkecimpung dalam kegiatan ilmiah. BAB II PEMBAHASAN Penerapan Kaidah Bahasa Indonesia dalam Ejaan A. Pengertian Ejaan Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antar lambanglambang itu ( pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. B. Dari Ejaan Van Ophuijsen Hingga EYD a. Ejaan Van Ophuijsen Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa Melayu dengan huruf latin, yang disebut ejaan Van Ophuijsen. Van Ophuijsen merancang ejaan itu yang dibatu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma"moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejan van Ophijsen adalah sebagai berikut. 1. Huruf j dipakai untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang. 2. Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer 3. Tanda diakritik, seperti koma, ain dan tanda trema, dipakai untuk menuliskan kata-kata ma'moer, 'akal, ta', pa', dinamai'. b. Ejaan Soewandi Pada tanggal 19 maret 1947 ejaan soewandi diresmikan untuk menggantikan ejaan Van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan republik. Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut. 1. Huruf oe diganti dengan huruf u seperti guru, itu, umur. 2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada katakata tak, pak, maklum,rakjat. 3. Kat ulang boleh ditulis denga angka-2, seperti anak2, berjalan2, ke-barat2-an. 4. Awalan di-dan kata depan di kedua-duannya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, seperti kata depan dipada, dirumah, dikebun, disamakan dengan imbuhan di-pada ditulis, dikarang. c. Ejaan Melindo Pada akhir 1959 sidang perutusan indonesia dan melayu (slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail, Ketua) menghasika konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).
Ejaan Van Ophuijsen atau Ejaan Lama adalah jenis ejaan yang pernah digunakan untuk bahasa Indonesia.
Sejarah ejaan dan ejaan yang disempurnakan pada bahasa indonesia
MABASAN
Bahasa Sasak merupakan salah satu bahasa dengan penutur paling banyak di Nusa Tenggara Barat (NTB). Bahasa Sasak digunakan oleh etnis Sasak sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa ini masuk dalam kelompok bahasa Bali-Sasak-Sumbawa. Kajian standardisasi bahasa Sasak termasuk ejaannya menggunakan pertimbangan linguistik dan sosiolinguistik. Hasilnya, dialek aəmemiliki peluang untuk dijadikan ejaan standar. Selain menggunakan pertimbangan linguistik dan sosiolinguistik, dialek ini juga memiliki penutur paling banyak dibandingkan dengan dialek yang lain. Pemilihan ini didasarkan pada beberapa prinsip, yaitu prinsip kehematan,kejelasan, semangat persatuan, dan integritas sosial. Di lain pihak, unsur-unsur dari dialek lainnya diambil untuk kepentingan standardisasi dan pembelajaran.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2021
Iqbal Darul Fauzi dan Muhammad Ditto Cantona, 2023