Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan di tentukan sesuai jenis dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang di kenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer dan Bare, 2002. Fraktur disebabkan oleh trauma langsung, tidak langsung, tarikan otot maupun disebabkan oleh keadaan patologis. Akibat dari trauma tersebut tulang tidsk mampu lagi menahan beban dan terjadilah fraktur.
Berikut merupakan beberapa definisi dari fraktur:
Medica Arteriana (Med-Art)
ABSTRAKPenyakit Osteochondral Lesion of the Talus (OLT) adalah kelainan pada tulang talus di lapisan subchondral yang berupa lesi osteochondral pada talar dome dengan konsekuensi abnormalitas pada tulang rawan sendi talar. Pasien biasanya datang berobat ke tenaga kesehatan dengan keluhan yang tidak spesifik dan dengan gejala seperti nyeri pada pergelangan kaki, bengkak serta berkurangnya berkurangnya ruang gerak. Penegakan diagnosis bisa dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana seperti foto X-ray maupun pemeriksaan penunjang canggih seperti CT-Scan dan MRI. Tatalaksana OLT bervariasi. Tatalaksana pada OLT tergantung dari tahapan lesi, kronisitasnya, dan keluhan simtomatis yang menyertainya. Pasien dengan keluhan simtomatis yang akut dan non-displaced sering diberikan terapi nonoperatif biasanya berupa terapi konservatif dengan imobilisasi. Lesi yang tidak berhasil atau tidak menunjukkan perbaikan dalam keluhan simtomatisnya setelah 3 sampai 6...
2021
Abstract: Theoretically, fractures fixed by anatomical reduction fixation will undergo direct bone healing without any callus formation. However, in some cases with anatomical reduction fixation show sceondary bone healing in radiographic examination. This study was aimed to obtain the profile of patients who had secondary bone healing in fractures fixed with anatomical reduction fixation at Prof. Dr. RD Kandou Central General Hospital Manado from 2019 to 2020, distribution of patients based on age, sex, and fracture location, as well as the patient's callus indexes. This was a retrospective and descriptive study using data at the Surgery Section, Radiology Section and the Medical Record Section of Prof. Dr. R. D. Kandou General Hospital Manado. The results showed that the incidence of secondary bone healing in fractures with anatomical reduction fixation was the highest in the 21 - 35 years age group (50%). The number of male patients was greater than of female patients. The l...
Jurnal Biomedik:JBM, 2021
Skull base fractures, namely fractures that extend through the base of the anterior, middle, or posterior cranial fossa that occur in about 7% to 16% of non-perforating head injuries, are caused by trauma with relatively high velocity, and are most frequently caused by a high-speed motor vehicle accident. Pedestrian injuries, falls and assault are other related causes. Penetrating trauma, especially gunshot wounds, is much rarer and accounts for less than 10% of cases. This research method is in the form of literature review. The literature was collected using several databases, such as ClinicalKey and Google Scholar with the keywords radiology and base skull fracture, this article was obtained according to keywords and was screened according to inclusion and exclusion criteria. There are 11 journals full text that will be reviewed according to the criteria consisting of one retrospective study, one clinical review, two literature reviews, three review articles, one prospective study, one case report, one descriptive study and one comparative study. This study shows that 11 literature reviews radiological evaluation in the case of cranii basis. In conclusion, radiology is the most important examination required in patients who are suspected of suffering from fracture of the base cranii is a non-contrast head CT scan.. Other radiological examinations that can be used are plain radiographs of the head, and angiography.
Sebagai pokok bahasan dalam penelitian ini adalah menganalisis perbedaan penurunan tanah yang dibebani dengan dan tanpa raft pile bambu.
Pengamatan anatomi secara mikroskopis pada tanaman patah tulang dilakukan untuk melihat susunan sel penyusun organ tanaman. Hasil irisan penampang irisan melintang anatomi batang patah tulang (gambar 3.1a) dengan perbesaran 40x dari luar ke dalam yakni tersusun atas sel-sel berbentuk bulat berjajar sebanyak 1 lapis dan ditutupi oleh kutikula tipis, di samping sel tersebut terdapat celah yang diapit oleh sel berbentuk ginjal (gambar 3.2). Celah tersebut tersusun berjajar mengelilingi ranting. Jika dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x, celah ini memiliki kedudukan porus yang sejajar dengan permukaan epidermis. Gambar 3.1. (a) Irisan penampang melintang ranting patah tulang (Euphorbia tirucalli), (b) Stomata pada batang patah tulang; cs. Celah stomata; ms. Mulut stomata. Sumber: Dokumen pribadi Gambar 3.2. Penampang paradermal batang patah tulang; se. Sel epidermis; sp. sel penutup; cs. Celah stomata; st. Sel tetangga. Sumber: Dokumen pribadi a b
Qanun Medika - Medical Journal Faculty of Medicine Muhammadiyah Surabaya, 2019
The incidence of spinal trauma in the world is 0.019-0.088% per year. However, the epidemiological data from each country varies according to the specificities of each country. Until now, there have been no reports of epidemiological research for vertebral trauma in Indonesia. This research is a descriptive analytic study. The sample of this study were all patients with vertebral fractures who entered the Dr. Soetomo Hospital in 2013-2017. The data were obtained through medical records and electronic data in hospital databases. The data are displayed in tables and graphs and comparative analysis of variables is carried out. Based on data from 2014-2017, there were a total of 442 patients with vertebral fractures, with male and female ratio of 3.3: 1. The mean age of patients was 43.6 year. The causes of vertebral fractures are due to fall from altitude (38%), traffic accidents (34%), and direct impact / hit burden (10%). Based on fracture level, most fractures were at the lumbar le...
Indonesia Medicus Veterinus, 2019
Fraktur femur merupakan rusak atau hilangnya kontinunitas jaringan tulang femur. Fraktur femur bisa terjadi pada kepala, leher femur, trochanter, subtrochanter, diafisis, suprachondillus, condilus, dan bagian distal. Seekor kucing ras persia berumur 3 bulan, bobot badan 2,1 kg dan berjenis kelamin jantan diperiksa di Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedeokteran Hewan, Universitas Udayana dengan keluhan mengalami bengkak, pincang, dan tidak bisa menumpu saat berdiri pada kaki belakang kanan. Secara fisik dan klinis kucing sehat dengan napsu makan dan minum baik, namun kesulitan untuk defekasi dan urinasi. Hasil pemeriksaan radiografi, kucing mengalami fraktur diafisis pada femur kanan dengan bentuk garis patahan transversal dengan prognosis fausta. Kucing ditangani dengan fiksasi internal menggunakan pin intrameduller ukuran 2,0 mm dan pemberian antibiotik amoxicillin, analgesik ibuprofen dan terapi supportif kalsium laktat. Dua minggu pascaoperasi sudah terbentuk kalus pada b...
Trauma medulla spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan seringkali oleh kecelakaan lalu lintas. Apabila Trauma itu mengenai daerah L1-L2 dan/atau di bawahnya maka dapat mengakibatkan hilangnya fungsi motorik dan sensorik serta kehilangan fungsi defekasi dan berkemih.
Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan, 2017
Proses penuaan tidak dapat dihentikan, namun dapat diperlambat. Transisi demografi kearah menua tidak dapat dihentikan, namun dapat diperlambat. Transisi demografi kearah menua akan diikuti oleh transisi epidemiologi kearah penyakit degeneratif yang salah satunya adalah osteoporosis. Prevalensi osteoporosis di Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung dan Medan penderita osteoporosis sudah mencapai 30% (Hans, 2009). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kepadatan tulang lansia. Jenis penelitian adalah survey potong lintang (cross sectional survey). Populasi adalah kelompok lansia di Poskeskel Rengas Pulau Marelan Medan sebanyak 83 orang dibantu dengan menggunakan alat ukur bone densitometry portable (metode ultrasound) yang dibantu tim Anlene. Uji yang digunakan adalah uji Chi-Square dan uji Regresi Logistik Ganda. Hasil penelitian di Poskestel Rengas Pulau Marelan Medan Tahun 2014, lansia yang menderita osteoporosis sebanyak 27,7%. Intensitas latihan berhubungan dengan kepadatan tulang setelah dikontrol oleh usia, kebiasaan merokok, dan kebiasaan minum kopi. Lansia dengan intensitas latihannya kurang lama beresiko terjadi osteoporosis 52 kali dibanding dengan lansia yang intensitas latihannya lama. Bagi Pemerintah memberikan alat Bone Densito Metri Portable di setiap puskesmas kecamatan untuk screening osteoporosis yang dijadikan riset Nasional. Bagi Poskeskel Rengas Pulau Marelan Medan, meningkatkan pelayanan kesehatan dan penyuluhan pada lansia, khususnya penyuluhan tentang aktifitas fisik lansia. Bagi Responden, agar dapat mempertahankan kegiatan sehari-hari dan tetap aktif dalam kegiatan kelompok lansia yang ada di poskeskel Rengas Pulau Marelan Medan, sehingga dapat mempertahankan kualitas kepadatan tulang yang baik dan meningkatkan kualitas kepadatan tulang yang sudah osteoporosis.
Dalam tubuh manusia terdapat 3 jenis otot yaitu 1) otot rangka 2) otot jantung dan 3) otot polos. Terdapat beberapa perbedaan antara ketiga jenis otot ini antara lain :
Fraktur mandibula sederhana umumnya dirawat dalam jangka waktu singkat dengan reduksi tertutup menggunakan arch-bar dengan banyak kawat stainless steel. Tindakan tersebut makan waktu dan tidak nyaman bagi pasien. Selain itu, juga mengandung resiko tertusuk kawat baik bagi lebih sederhana, menggunakan screw pada korteks tulang, terbuat dari campuran titanium yang dapat diterima tubuh. Alat tersebut memberikan banyak keuntungan dibanding dengan stainless steel arch-bar yang selama ini telah digunakan secara luas. Secara estetis titanium bone-screw lebih baik, lebih higienis dan lebih nyaman bagi pasien, dan waktu yang diperlukan untuk pemasangan jauh lebih cepat. Tidak ada kemungkinan tertusuk pada mukosa, sarung tangan dan kulit sehingga tidak ada kemungkinan komplikasi infeksi. Pengangkatan screw juga lebih mudah dan berlangsung singkat. Dilaporkan dua kasus fraktur mandibula sederhana, yang dirawat dengan bone-screw oklusi stabil dan penyembuhan fraktur adekuat. Titanium bone-screw merupakan metode yang aman dan dapat pemasangan tidak cermat.
Fraktur mandibula adalah putusnya kontinuitas tulang mandibula. Hilangnya kontinuitas pada rahang bawah (mandibula), dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan benar. Mandibula adalah tulang rahang bawah pada manusia dan berfungsi sebagai tempat menempelnya gigi geligi. Faktor etiologi utama terjadinya fraktur mandibula bervariasi berdasarkan lokasi geografis, namun kecelakaan kendaraan bermotor menjadi penyebab paling umum. Beberapa penyebab lain berupa kelainan patologis seperti keganasan pada mandibula, kecelakaan saat kerja, dan kecelakaan akibat olahraga.
Jurnal Ilmu Medis Indonesia
Purpose: This study aimed to summarize the general history, physical findings, and treatment of a patient with traumatic perineal tears grade 3A. Research Methodology: A case report from Obstetrics and Gynecology RSUD Abdoel Moeloek Lampung. The subject of this study is a 9-year-old girl, hospitalized in the hospital ward with traumatic perineal tears grade 3A. Result: A 9-year-old girl complaints of vaginal bleeding after an accident 4 hours before hospitalization. On physical examination, in perineum region found vulnus laceratum regio perineum size 4 x 1 cm to external anal sphincter <50%, hymen rupture (+), bleeding and blood clot (+), rectal touch revealed anal sphincter tone (+) decreased, laceration of anal sphincter <50%. The patient was clinically diagnosed with "Traumatic Perineal Tears Grade 3A". Definitive management is operative to repair lacerations under general anesthesia. Limitations: This case is limited to traumatic perineal tears grade 3A cases which is a rare case in children. Contribution: This article can be helpful in medical education or as a reference in making relevant case reports.
Journal of Dentistry Indonesia, 2008
The removal of impacted mandibular molar by surgery (odontectomi) is a common procedure done by the dentist in daily practice. A well and proper operation technique is required to avoid unexpected complication after odontectomy. A 48 years old women is reported with pathological sinistra mandible angle fracture after odontectomy of mandibular third molar done by Yordania Oral Surgeon two month ago. Patient was refered to Departemen of Oral Surgery RSCM. Reposition and fragmen fixation using plate-srew and arch bar. In this paper, writer try to discuss about the posible cause of complication. Hopefully, dentists will be more careful in doing odontectomy procedure, to avoid unexpected complications.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.