Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
5 pages
1 file
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Setiap insan dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan organ tubuh yang canggih, seimbang dan teratur serta diberi anugrah pikiran, supaya dapat digunakan untuk menimbang mana sesuatu yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya. Kesehatan adalah proses melalui mana kita membentuk kembali dasar asumsi dan pandangan dunia tentang kesejahteraan dan melihat kematian sebagai alami proses kehidupan (Dossey & Keegan, 2008). Ini adalah keadaan lengkap fisik, mental, kesejahteraan sosial, dan bukan hanya ketiadaan penyakit saja. Keadaan ini adalah satu di mana individu (perawat, klien, keluarga, kelompok, atau masyarakat) mengalami rasa kesejahteraan, harmoni, dan kesatuan di mana pengalaman subjektif tentang kesehatan, keyakinan kesehatan, dan nilai-nilai yang dihormati. Budaya kerendahan hati ditujukan di mana perawat model nonjudgment, keterlibatan, dan keinginan untuk memahami dimensi budaya dan kesehatan perawatan. Untuk menjadi budaya rendah hati adalah untuk menunjukkan rasa hormat dan pemahaman orang lain yang mungkin memiliki praktik, nilai, dan perspektif yang berbeda dari seseorang sendiri. Ini meliputi kesediaan dengan budaya sendiri kritik seseorang dan motivasi untuk memahami budaya orang lain, memberikan perhatian pada kesamaan, perbedaan, dan kekuasaan. Terapi di keperawatan adalah konsep diri sebagai penyembuh harus dipahami dan dialami oleh setiap perawat untuk akan pengetahuan dan terampil dalam pengiriman,arahan,atau konseling,pasien dalam penggunaan berbagai terapi. Hal ini mencakup pemahaman kesehatan. Terapi Komplementer ini sudah dikenal secara luas serta telah digunakan sejak dulu dalam dunia kesehatan. Namun, dalam beberapa survei yang telah dilakukan mengenai penggunaan terapi komplementer, cakupan terapi komplementer sendiri masih agak terbatas. Seperti Thomas Friedman (2005) mengatakan; saat ini, dunia kesehatan, termasuk salah satunya praktisi keperawatan masih bingung tentang apa itu terapi komplementer. Memperluas pengetahuan tentang perspektif obat pelengkap seperti terapi komplementer, dilakukan oleh sebagian orang-orang dalam beberapa budaya di dunia yaitu sangat penting untuk perawatan kesehatan yang kompeten.. Dengan demikian sangat penting bagi perawat profesional kesehatan untuk melakukan penilaian holistik pasien mereka untuk menentukan arah yang luas dari penyembuhan praktek-praktek yang akan mereka jalankan. Hal ini berlaku tidak hanya bagi pasien baru, tapi untuk semua pasien. Penggunaan terapi komplementer / alternatif menjadi lebih kompleks terhadap tingkat pemahaman pribadi. Dalam masing-masing terapi komplementer, komunikasi penyembuhan sering terjadi antara perawat dan pasien. Ini adalah aliran bebas dari yang verbal dan nonverbal yaitu sebagai pertukaran antara dua atau lebih orang. Terapi komplementer adalah salah satu model terapi yang digunakan perawat dalam melakukan perawatan kepada pasien. Untuk perawat di seluruh dunia yang menggunakan terapi komplementer kepada pasien dapat memberikan layanan yang berkualitas holistik. Pelengkap & Alternatif Terapi di keperawatan dapat menggambarkan bagaimana perawat dapat membantu pasien dalam penyembuhannya. perawat mengakui bahwa penggunaan terapi komplementer
Rana Alifa Haryanto, 2023
Pemberian kompensasi sangat penting bagi karyawan karena kompensasi merupakan salah satu faktor penentu yang dapat mendorong kinerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kompensasi Finansial Langsung, Kompensasi Finansial Tidak Langsung, dan Kompensasi Non Finansial terhadap Kinerja Karyawan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian secara simultan Kompensasi Finansial Langsung, Kompensasi Finansial Tidak Langsung, dan Kompensasi Non Finansial berpengaruh signifikan Terhadap Kinerja Karyawan. Secara parsial Kompensasi Finansial Langsung dan Kompensasi Finansial Tidak Langsung berpengaruh signifikan Terhadap Kinerja dan Kompensasi Non Finansial tidak berpengaruh signifikan Terhadap Kinerja.
Description : Rasa nyeri saat persalinan bisa menyebabkan tekanan darah meningkat, denyut jantung meningkat, dan konsentrasi calon ibu selama persalinan menjadi terganggu, apalagi bila ibu tidak dapat menahan rasa nyeri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan skala nyeri pada ibu bersalin. Jenis dalam penelitian adalah pre-eksperimental dengan rancang bangun penelitian Pretest – Post Tes one Group Design dengan control group. Variabel independen yaitu kompres air hangat dan variabel dependen yaitu nyeri persalinan. Populasi dalam penelitian ini adalah 30 ibu post partum. Teknik sampling yang digunakan probability sampling tipe simple random sampling. Penelitian ini dilakukan di RB. Ananda Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto pada tanggal 12-28 Mei 2014. Pengumpulan data dengan menggunakan cheklis. Pengolahan data dengan cara editing, coding, tabulating. Analisa data menggunakan uji wilcoxon signed rank test. Hasil penelitian menunjukan bahwa hampir seluruhnya responden mengalami nyeri sedang sebelum dilakukan kompres air hangat yaitu sebanyak 22 responden (73,4%) dan sebagian besar responden nyeri ringan sesudah dilakukan kompres air hangat yaitu sebanyak 20 responden (66,6%). Berdasarkan hasil analisa data menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Didapatkan nilai signifikansi ρ = 0,002 < α = 0,05, maka H1 diterima yang artinya ada pengaruh penggunaan kompres hangat terhadap pengurangan nyeri persalinan kala 1 fase aktif di RB. Ananda Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Simpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh respon nyeri persalinan sebelum dilakukan dan sesudah dilakukan kompres air hangat. Diharapkan tenaga kesehatan atau bidan dapat menerapkan pemberian kompres air hangat untuk mengurangi nyeri pada ibu bersalin. ABSTRACT Pain during partus can be increased blood pressure, increased heart rate, and the concentration of expectant mothers during partus becomes impaired, especially if the mother is not able to withstand the pain. The purpose of this study was to determine the effect of warm compresses to decrease maternal pain scale. Type in the research is the pre-experimental research design pretest-post test one group design with a control group. Independent variables, warm water compresses and the dependent variable is partus pain. The population in this study were 30 mothers post partum. The sampling technique used probability sampling type of simple random sampling. This research was conducted at RB. Ananda Village Subdistrict Jabon Mojoanyar Mojokerto on May 12 to 28 May 2014. Collecting data using cheklis. Data
Equipotensial surface defined as surface where all of point has same potential. Potensial diference between two point any where in this surface is zero and no work needed to move a charge from spesific point to another point. equipotential line is line to connecting points that has same electric potential. This experiment have purpose to isvestigate electric potential between two conductor and it have electric charge. Also isvestigate equipotential surface or line and to show relations of electric field and electric potential have comparable. From this experiment obtained that electric potential between two same conductor and have electric field will make some spesific area with same value of electric potential. Then relation of electric field and electric potential is comparable, so if electric potential at one point going greater, then electric field going greater to.
ABSTRAK Infeksi Saluran kemih (ISK) adalah keadaan dimana saluran perkemihan terinfeksi oleh patogen yang menyebabkan inflamasi. ISK biasa ditemukan pada masa anak anak hingga manula. Pasien ISK bergejala menerima terapi antimikroba. Ada banyak jenis antibiotika dari bermacam macam golongan dalam pengobatan ISK. Penelitian ini dianalisis menggunakan metode retrospektif pada 115 pasien rawat inap RSUD Banyumas Periode Agustus 2009 – Juli 2010 dan dibandingkan dengan Pedoman Diagnosa dan Terapi RSUD Banyumas. Hasil menunjukan, penderita ISK adalah 12,17% pediatrik, 71,30% dewasa dan 16,52% Lansia. Sebanyak 74,78% pasien menunjukan positif bakteriuria dan 25,12% negatif. Terdapat 12 jenis antibiotika yang digunakan dalam 115 kasus. Antibiotika Ceftriakson sebesar 59,38% merupakan antibiotika yang banyak digunakan. ABSTRACT Urinary Tract Infection (UTI) is a condition in which the urinary tract is infected with a pathogen causing inflammation. UTI is commonly found on children to geriatric periods. Symptomatic UTI patient should receive an antimicrobial therapy. There is a lot of agents from many groups of antibiotic commonly used which are treat UTI. This research analized with retrospectif methods to 115 hospitalized patient at RSUD Banyumas in August 2009 – July 2010 and compared to Pedoman Diagnosa dan Terapi RSUD Banyumas. The result shows, UTI patient are 12,17% pediatric, 71,30% adult and 16,52% geriatric. In amount of 74,78% patient show positif bacteriuria and 25,12% negatif. There is twelve antibiotic agents are used by 115 cases. Ceftriaxone 59,38%, is poppular antibiotic.
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 2020
Based on data from the 5 biggest diseases in Jambi Province, which were reported by the Jambi Provincial Health Office from 2014 to 2016, showed that hypertension was ranked 2nd out of 5 biggest diseases in Jambi Province. Seen from the prevalence of hypertension, it shows an increase from 12.16% in 2014 to 13.69% in 2016. The incidence rate of Putri Ayu Health Center is quite high as 3334 sufferers in 2017. This community service is done to help the community, especially hypertension sufferers to overcome hypertension problems with complementary therapy. This service is carried out with 4 implementation processes starting from 1) measuring blood pressure, 2) conducting health education about the treatment of hypertension with complementary therapy by progressive muscle relaxation, 3) evaluating the results of activities. This dedication was assisted by 1 lecturer and 2 students. After progressive muscle relaxation training exercises, blood pressure measurements are taken again. The...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.