Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Alhamdullilahirabbil'alamin, segala puji bagi Allah SWT shalawat beserta salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya, yang telah membawa kita dari alam kebodohan hingga ke alam yang berilmu pengetahuan. Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah praktikum Tarbiyah dengan materi "Praktik Sebagai Kepala Sekolah". Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Dalam proses penyusunan makalah ini kami ingin mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada Ibu Mu'allimah Rodhiyana, S.Pd.I., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum Tarbiyah. Selanjutnya, kami masih memerlukan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Karena sesungguhnya tiada yang sempurna di dunia ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Wassalamu'alaikum wr. wb. Jakarta,
TIRANI mengisahkan tentang seorang gadis yang bernama Waheeda mahu menjadi cantik dan berhidung mancung kerana hidung asalnya pesek. Waheeda juga ingin mencapai kemajuan atas nama dirinya dalam bidang pelancongan sehingga suaminya, Zahid mengatakan bahawa Waheeda telah mengabaikan batas-batas pergaulan sebagai isteri. Bagi menjadi cantik Waheeda yang kebetulan hidungnya digigit monyet melakukan pembedahan rekonstruksi atau pembinaan semula wajahnya dengan memasang hidung palsu menjadikannya hidungnya mancung dan cantik. Dengan kejayaannya menjadi cantik datang jugalah kejayaannya dalam bidang kerjaya. Bidang pelancongan yang diterokainya telah mempertemukannya dengan suaminya, Zahid, anak rakan niaganya di Sarawak iaitu Datuk Yasser. Kecantikan dan kejayaan dalam kerjaya yang dicapai oleh Waheeda tidak menjamin kebahagiaan rumah tangga. Sebenarnya tidak menjadi kenyataan kerana apa yang diperolehnya itu yang merosakkan kehidupannya. Kecantikannya itu menyebabkan tugasnya bertambah berat dan harapan orang terhadapnya melambung tinggi sehingga Waheeda tidak larat memikulnya. Dalam novel TIRANI cinta Waheeda terhadap suaminya begitu mendalam sehingga jatuh sakit jiwa setelah diceraikan oleh suaminya. Penceraian itu berpunca daripada wajah anaknya yang tidak ada mewarisi kecantikan dirinya dan ditambah dengan rasa cemburu oleh Zahid. Akhirnya Waheeda bertekad untuk berjaya dan berdikari dalam bidang pelancongan dengan menguruskan sebuah chalet di Cameron Highland. Kemajuan chalet yang diusahakan oleh Waheeda dan anaknya Izzati telah menarik kehadiran ramai pelancong termasuklah Zahid. Akhir mereka dipertemukan di chalet itu. Namun, di sudut hati Waheeda dan Zahid terserlah satu falsafah hidup bahawa kecantikan seseorang hanyalah satu TIRANI.
Faeza Safitri, 2024
Tarbiyah, atau pendidikan, dalam perspektif Al-Qur'an memiliki cakupan yang luas dan mencakup aspek pembentukan akhlak, intelektual, spiritual, dan sosial. Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam mengandung petunjuk yang holistik untuk mengembangkan manusia menjadi individu yang beriman, bertakwa, dan berkontribusi positif dalam kehidupan bermasyarakat. Konsep tarbiyah dalam Al-Qur'an berakar pada istilah rabb, yang menggambarkan peran Allah sebagai pendidik dan pemelihara seluruh makhluk.Ayat-ayat Al-Qur'an mengajarkan bahwa tarbiyah harus berfokus pada penguatan tauhid, pembentukan karakter yang mulia, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Metode tarbiyah Al-Qur'an meliputi penyampaian hikmah, pemberian teladan, nasihat, peringatan, dan pembelajaran melalui kisah-kisah nabi dan umat terdahulu. Proses pendidikan dalam Al-Qur'an juga menekankan pentingnya keselarasan antara hati, akal, dan amal sebagai dasar pembentukan manusia yang seimbang. Selain itu, Al-Qur'an menggarisbawahi peran keluarga, masyarakat, dan individu dalam mendukung keberhasilan tarbiyah. Dengan panduan Al-Qur'an, tarbiyah menjadi instrumen utama dalam membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai keadilan, kasih sayang, dan kebijaksanaan. Oleh karena itu, tarbiyah Qur'ani relevan sebagai solusi terhadap tantangan pendidikan modern yang berorientasi pada pembentukan insan kamil.
Jafar Umar
Dalam khazanah bahasa Arab, istilah pendidikan sering kali diterjemahkan dengan beberapa kosa kata, seperti tarbiyah, tadris, ta'dib, tahdib, dan ta'lim. Kosa kata tersebut populer dan kerap digunakan untuk menggambarkan konsep pendidikan. Di antara kelima istilah tersebut, tarbiyah merupakan yang paling umum digunakan. Kajian ini menggunakan pendekatan semantik untuk menganalisis makna tarbiyah dari aspek kebahasaan, baik secara leksikal dalam kamus maupun dalam konteks penggunaannya di Al-Qur'an. Berdasarkan analisis, tarbiyah dipahami sebagai proses pengembangan, pemeliharaan, penjagaan, pengurusan, penyampaian ilmu, pemberian petunjuk, bimbingan, penyempurnaan, serta penanaman rasa memiliki terhadap peserta didik. Proses ini mencakup aspek jasmani, akal, jiwa, bakat, potensi, dan perasaan, yang dilakukan secara bertahap, penuh kasih sayang, perhatian, kelembutan, dan kebijaksanaan. Tujuannya adalah membentuk kesempurnaan fitrah manusia, kebahagiaan, kemuliaan, serta kemandirian hidup untuk meraih ridha Allah
Abstrak: Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) merupakan lembaga pendidikan Islam yang berorientasi pada kajian tafaqquh fi al-din serta mempertahankan i'tiqad ahl al-sunnah wa al-jama'ah dan bermazhab Syafi'i. MTI tumbuh dan berkembang di Sumatera Barat sehingga tradisi yang berkembang di dalamnya turut dipengaruhi oleh budaya lokal, yaitu Minangkabau. Hal ini menjadi keunikan MTI itu sendiri jika dibandingkan dengan pesantren yang ada di pulau Jawa.
Allah SWT telah membekali dengan naluri syahwat terhadap kesenangan dunia. Dari berbagai naluri yang dikaruniakan kepada manusia, naluri terhadap lawan jenis bisa dikatakan sebagain syahwat terbesar yang ada dalam dirinya.
athalla naufal kaiko, 2024
Tarbiyah dalam al-Qur'an merujuk pada konsep pendidikan atau pembinaan yang mencakup aspek pembentukan karakter, pemahaman agama, dan perkembangan spiritual seseorang. Secara etimologis, kata "tarbiyah" berasal dari bahasa Arab yang berarti "mendidik",
2. Di segi kedudukan ilmu alam maka semenanjung 'Arab ini telah dipilih untuk bebanan tanggungjawab da'wah Islamiyyah, kerana situasi dan kedudukannya di tengah-tengah berbagai bangsa. Ini menyebabkan penyebaran da'wah Islamiyyah di kalangan bangsa-bangsa dan negara yang di sekelilingnya tersebar dengan mudah. Ini temyati sekali bila kita mengkaji semula perjalanan da'wah Islamiyyah di zaman permulaannya dan di zaman khulafa al-Rashidin. Memang tepat seperti yang ditegaskan tadi.
Dalam kertas ringkas ini insya' Allah akan dibicarakan erti istilah sekularisme dan ciri-cirinya dan bagaimana manifestasinya mungkin timbul dalam pendidikan; juga apa bahaya-bahayanya dari segi ilmu dan budaya dan bagaimana perlu adanya langkah-langkah untuk menanganinya, supaya dengan itu kedudukan umat sebagai penganut wahyu dan nubuwwah dan Islam sebagai agama yang lengkap dan syumul tidak terjejas dalam menjalani hidupnya dan menghadapi isuisu dalam alaf baharu ini.
Berkenaan dengan pemakaian istilah NT (Nadzariyah al-Tarjamah) dan TT (Tatbiq al-Tarjamah), hal yang perlu ditanyakan adalah mengapa berpola idhofi, dan bukan istilah al-Tarjamah al-Nadzariyah (NT) dan al-Tarjamah al-Tatbiqiyah (TTq) yang berpola wasfi? Pola idhofi adalah rangkaian mudhof dan mudhof ilaih, sedangkan pola wasfi merupakan rangkaian man`ut dan na`at. Istilah-istilah berbahasa Arab di tanah air cenderung menggunakan standar rasa bahasa Indonesia bukan rasa bahasa Arab العربية( اللغة .)ذوق Contohnya istilah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Sunan Kalijaga ( الجامعة كالجكا سونن الحكومية .)االسالمية Istilah ini memiliki dua komponen, IAIN sebagai jenis sekolah (JS) dan Sunan Kalijaga sebagai nama sekolah (NS). Padahal pola yang digunakan oleh native bahasa Arab yakni NS-JS سونن الحكومية االسالمية الجامعة .كالجكا Kesimpulannya native bahasa Arab lebih common kepada istilah al-Tarjamah al-Nadzariyah (NT) dan al-Tarjamah al-Tatbiqiyah (TTq).
ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman, 2014
This paper takes into account the very fact that Syari’ah has been a subject of controversy over centuries. Its interpretation in the form of fiqh (Islamic jurisprudence) is a strong indication that Syari’ah is not immune from personal subjectivication. Fiqh is quite personal whereby a jurist would read the message of Syari’ah and attempt to give his personal and subjective interpretation of it. Nonetheless, the paper is also of the argument that this controversy is in itself a source of the dynamics of Syari’ah. It is due to this controversy–otherwise known as the legal dispute- that fiqh is capable of being developed over times. Some substances of fiqh are responses to the opposing views on some issues. Not less important than this is to delve into the factors that triggered such controversy and dispute. The paper speaks of three factors, namely the nature of subject-matter, the way the jurists interpret it, and the social circumstances that surround the jurists and help shape the...
CV Afasa Pustaka, 2024
Buku ini membahas terkait dengan tema perkuliahan dalam pembelajaran hadis dalam dunia pendidikan
Ilmu Hadist; pengertian takhrij hadits dan urgensinya, sejarah takhrij dan pendekatan yang digunakan dalam takhrij
Halaman 48-68 disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tarjamah II Disusun oleh: Nama: Dedi Kusdinar NPM: 180910100045 JURUSAN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS PDJADJARAN JATINANGOR 2014 12 To: [email protected] From: "seerehwenfadha7et" Date: 30/4/2004 Subject: Hidup? Siapa takut! Aisyah istri Nabi ditanya tentang apa yang dilakukan Nabi SAW di rumahnya. Aisyah menjawab, "Dia mengerjakan semua urusan keluarganya. Bila datang waktu shalat, dia bergegas menuju masjid (dan) memimpin shalat" (Shahih Bukhari: 676).
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.