Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
14 pages
1 file
Agama dan manusia adalah dua hal yang saling mengandaikan. Jika bagi Martin Heidegger (1889-1976) penanda dari eksistensi da-sein (manusia) adalah sorge (keterlibatan) terhadap dunianya, maka manusia dengan agama yang dianutnya adalah manusia yang senantiasa terlibat dengan dunianya.
₪ Mitos berasal dari bahasa Yunani: muthos, secara harafiah berarti; cerita atau sesuatu yang diceritakan; secara luas dapat diartikan sebagai suatu cerita, pernyataan atau alur drama.
Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama
The imbalance in the study of religions not only occurs in the history of its development but also its methodology. Starting from the Western scientists who are not objective in describing comprehensively the development of this discipline that sets aside the contribution of Muslim scientists in it. Which gives an effect on the paradigm that produces a methodology that is very westernized. This knowledge cannot be separated from the role of contemporary Muslim scientists and researchers, by using the method of critical analysis, the author tries to Islamize one of the main methods in the study of religions namely the phenomenology of religion. The goal is to be friendly and can be used by Muslim scientists and researchers. By the concept and method of Islamization of Syed Muhammad Naquib Al-Attas's on science (de-westernization, integration and Islamization), the authors formulated three problematic aspects in the phenomenology of religion, those are paradigms, epoche method and...
Umi Tumini, 2023
PENDEKATAN FENOMENOLOGI DALAM STUDI ISLAM
Islamica Jurnal Studi Keislaman, 2014
Phenomenological approach to the study of religion has played such a significant role in unraveling mysteries of religious experiences. By bracketing-out (epoché), a researcher must suspend all of his/her judgments concerning the phenomenon under investigation in order that he/she may gain the real knowledge of the religious phenomena and experience as well as the essence of a religion. However, this approach has been subjugated to many critiques which show that it is vulnerable on the following areas: the continued philosophical viability of the phenomenology of religion, the surreptitious theological assumptions or motives behind this approach, and the public role of scholar in social community under study.
Tulisan ini bermaksud mendeskripsikan tentang paradigma, pendekatan dan metode penelitian fenomenologi. Penelitian terhadap fenomena pendidikan sangat dipengaruhi oleh paradigma atau cara pandang kita terhadap fenomena tersebut. Selanjutnya paradima yang digunakan akan menentukan pendekatan penelitian yang gunakan dan menjadi dasar dalam menyusun metode penelitian. Secara implisit maupun eksplisit posisi paradigma memiliki konsekuensi penting dalam melaksanakan penelitian, interpretasi temuan dan pemilihan kebijakan.
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 2016
In this article the author explains what is called 'phenomenological approach' in the study of religion. Starting from Husserl's philosophy of phenomenology, the author tracing its influences in social science through one of Husserl's students, Alfred Schutz. Based on Husserl's ideas developed by Schutz, the author presents his views how those ideas can be applied in the study of religion, and how religion can be defined phenomenologically. The author further explains some methodological ethical implications of doing phenomenological research on religion. *** Dalam tulisan ini penulis menjelaskan apa yang disebut 'pendekatan fenomenologi' dalam kajian agama. Berangkat dari filsafat fenomenologi Husserl, penulis melacak pengaruhnya pada ilmu sosial melalui salah seorang murid Husserl, Alfred Schultz. Berdasarkan ide Husserl yang dikembangkan oleh Schultz, penulis menyajikan pandangannya bagaimana ide-ide itu dapat diterapkan dalam kajian agama, dan bagaimana agama dapat didefinisikan secara fenomenologis. Penulis selanjutnya menjelaskan beberapa implikasi etis metodologis jika melakukan kajian fenomenologis terhadap agama.
Edusifa: Jurnal Pendidikan Islam
in the beginning, phenomenology was a philosophy popularized by Edmund Husserl. Phenomenology essentially teaches people to interact and learn more about phenomena so that observers can capture their meaning and essence. Phenomenology is currently being developed as a fundamental research method based on understanding the uniqueness of people and their subjective experiences. Phenomena experienced by people consciously are analyzed using two descriptions: textual descriptions and biblical descriptions. This article attempts to explore how phenomenological research projects are created.
2018
Dalam semua bidang disiplin ilmu, setiap mahasiswa akan menyusun skripsi untuk strata satu, tesis untuk strata dua dan desertasi untuk strata tiga. Skripsi, tesis dan disertasi merupakan karya ilmiah yang menjadi kebanggaan bagi setiap individu yang akan menyelesaikan studi. Skripsi, tesis dan disertasi adalah karya ilmiah yang merupakan hasil penelitian dari suatu permasalahan. Dalam kekristenan banyak terjadi fenomena yang menjadi masalah dalam kekristenan. Tidak jarang mahasiswa memakai studi fenomenologis untuk meneliti suatu fenomena. Seseorang peneliti perlu berhati-hati dalam penggunanan pendekatan fenomenologi, karena tidak semua fenomena dapat diteliti. Jika dipaksakan, maka peneliti harus mengulangi lagi dari awal penelitian, karena skripsi, tesis dan disertasi dianggap tidak valid untuk menjadi karya ilmiah. Pendekatan fenomenologi adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti, memeriksa suatu pengalaman yang dialami secara sadar (conscious experince) oleh seseorang, sekelompok orang atau sekelompok mahluk hidup. Dalam penelitian fenomenologi, pengalaman manusia diperiksa melalui penjelasan terperinci dari orang yang diselidiki. Banyak hal penting yang dipelajari sebelum menggunakan metode fenomenologi. Frasa kunci: Fonomenologi, penelitian kualitatif, peneletian teologis, kriteria, analisis data PENDAHULUAN Studi fenomenologis masuk dalam penelitian kualitatif bukan eksperimental. Penelitian kualitatif bukan eksperimental meliputi penelitian kualitatif ilmu sosial dan humaniora yang terdiri atas Ground Theory, Etnografi, Fenomenologi, Studi Kasus dan Hermeneutik. Ciri utama Ground Theory adalah penelitian yang membandingkan terus menerus antara data dan
Pengantar Filsafat Fenomenologi oleh Prof. Dr. H. Hasyimsyah Nasution, MA
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Indonesian Journal of Theology, 2014
Seri Filsafat Teologi, 2014
Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman, 2017