Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Dalam masyarakat manapun bisa ditemui berbagai golongan masyarakat yang pada praktiknya terdapat perbedaan tingkat antara golongan satu dengan golongan yang lain. Adanya golongan yang berlapis-lapis ini mengakibatkan terjadinya stratifikasi sosial baik itu secara ketat ataupun lebih bersifat terbuka. Masyarakat
Education plays an important role in promoting social mobility in society. This article examines the relationship between education and social mobility, highlighting how education can be a tool to address social inequality and improve the social status of individuals. Based on a literature review and analysis of empirical data, it is found that access to quality education opens up opportunities for individuals to acquire the skills, knowledge and social networks needed to improve living standards. However, structural barriers such as economic inequality, unequal access to education and social bias often hinder the function of education as a motor of social mobility. This article emphasizes the importance of inclusive and equitable education policies to ensure that every individual, regardless of their socio-economic background, has equal opportunities to improve their quality of life through education.
Pendidikan dan masyarakat tidak dapat dipisahkan. Pendidikan berlangsung dalam masyarakat, dan eksistensi dan kualitas hidup masyarakat ditentukan oleh tingkat pendidikan yang dialaminya. Sebagai institusi sosial, pendidikan tumbuh dan berkembang dalam masyarakat tanpa mengenal tingkat kebudayaan, apakah masyarakat bersahaja atau masyarakat modern. Seiring dengan perkembangan masyarakat, mucul pula kebutuhan-kebutuhan terhadap lembaga-lembaga/institusi sosial merupakan kumpulan norma yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat, termasuk pendidikan. Dengan demikian, lahirlah lembaga pendidikan sebagai institusi sosial, mulai taman kanak-kanak, SD, SLTP, SLTA, dan pendidikan tinggi.
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata'ala karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang "Mobilitas Sosial dan Penduduk" sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban tugas mata kuliah Sosiologi Ekonomi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Suryadi Marthadinata selaku dosen mata kuliah Sosiologi Ekonomi.Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah yang penulis susun ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan atau kritikan dari pembaca, agar penulis dapat memperbaiki serta meningkatkan kualitas pada makalah-makalah yang akan penulis susun di lain kesempatan. Demikian kata pengantar yang dapat penulis tuliskan, semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya.
Sosial Media sebagai media gerakan sosial untuk menjadi gerakan sosial saat ini tidak perlu lagi dengan menggulingkan pemerintahan karena itu sudah dilakukan oleh anak muda di tahun 1998. Gagasan tetap memainkan peranan penting, internet dan media sosial hanya alat yang tercatat dalam sejarah. Perubahan itu tidak akan terjadi bila inisiatif di media digital tidak dilanjutkan dengan aksi di dunia nyata.
Manusia adalah makhluk hidup yang diberikan berbagai potensi oleh Tuhan, setidaknya manusia diberikan panca indera dalam hidupnya. Namun tentu saja potensi yang dimilikinya harus digunakan semaksimal mungkin sebagai bekal dalam menjalani hidupnya. Untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki oleh kita sebagai manusia, tentunya harus ada sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya berjalan dan terarah sesuai dengan apa yang diharapkan. Mengingat begitu besar dan berharganya potensi yang dimiliki manusia, maka manusia harus dibekali dengan pendidikan yang cukup sejak dini. Dikarenakan, pendidikan itu adalah usaha yang disengaja dan terencana membantu mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke dalam kehidupan masyarakat memberi bekal pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Secara sosiologi, pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi ke generasi, agar kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap terpelihara. Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari unsur sosial budaya. Dan pada kenyataannya masyarakat mengalami perubahan sosial yang begitu cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegratif yang meliputi berbagai sendi kehidupan dan menjadi masalah, salah satunya dirasakan oleh dunia pendidikan. Tidak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh besar dalam dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu mengubah cara hidup, berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai kesejahteraan. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak. Sehingga, landasan sosial budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal, antara lain: komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; perubahan jumlah penduduk; penemuan baru; terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. LANDASAN SOSIAL BUDAYA DALAM PENDIDIKAN Aspek sosial dalam pendidikan sangat berperan pada pendidikan begitu pun dengan aspek budaya dalam pendidikan. Dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki unsur budaya. Materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya, cara belajar mereka adalah budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka dan bentuk-bentuk yang dikerjakan juga budaya. Maka, bisa dikatakan bahwa pengertian sosiologi pendidikan yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan peresekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.Berikut akan dibahas mengenai sosial dan budaya pada pendidikan, sebagai berikut :
Pendidikan dan masyarakat memiliki hubungan resiprokal yang sangat kuat. Hubungan resiprokal ini dapat dijelaskan secara filosofis maupun sosiologis dengan melihat peran masing-masing, dan juga dapat pula dijelaskan secara paedagogies. Stratifikasi masyarakat mempunyai peran yang mempengaruhi proses pendidikan, selanjutnya pendidikan sendiri mempunyai peran dan pengaruh terhadap sistem stratifikasi masyarakat. Sehingga pada dasarnya, pendidikan dan sistem stratifikasi masyarakat mempunyai hubungan integral satu sama lain, masyarakat merupakan kesatuan sistem yang saling bergantung dan berhubungan-pendidikan dituntut melakukan penyesuaian terus menerus dengan perkembangan masyarakat. Sesuai dengan ciri masyarakat tersebut, maka pendidikan yang akan dipilih oleh masyarakat adalah pendidikan yang dapat memberikan kemampuan secara teknologis, fungsional, individual, informatif dan terbuka. Serta kemampuan secara etik dan moral yang dapat dikembangkan melalui agama. Kata Kunci : Masyarakat, Pendidikan. Pendahuluan Dini ini dalam masyarakat terjadi pergeseran pandangan terhadap pendidikan seiring dengan tuntutan masyarakat (social demand) yang berkembang dalam skala yang lebih makro. 1 Bagi Fadjar, kini, masyarakat melihat pendidikan tidak lagi dipandang hanya sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan terhadap perolehan pengetahuan dan ketrampilan dalam konteks waktu sekarang. Lebih dari itu, pendidikan dipandang sebagai bentuk investasi, baik modal maupun manusia (human and capital investmen) untuk membantu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan sekaligus mempunyai kemampuan produktif di masa depan yang diukur dari tingkat penghasilan yang diperolehnya. 2 * Dosen Universitas K.H.A.Wahab Hasbullah Fakultas FAI Program Studi PAI 1 Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam (Jakarta: Fajar Dunia, 1999)76. 2 Ibid, 77.
Teknik Informatika STMIK Sumedang PENDAHULUAN Di era globalisasi ini, teknologi semakin maju. Tidak dapat dipungkiri hadirnya Media Sosial semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan sosialisasi, pendidikan, bisnis, dan sebagainya. Dengan semakin majunya internet maka media sosial pun ikut berkembang pesat. Media sosial merupakan situs dimana seseorang dapat membuat web page pribadi dan terhubung dengan setiap orang yang tergabung dalam media sosial yang sama untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Penelitian ini dalam bentuk kuesioner. Kuesioner ini sebagai alat untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan media sosial dan pelajar. Kuesioner ini dilakukan pengisian oleh 31 orang responden yang antara lain bertujuan untuk menilai pengetahuan mahasiswa, seberapa sering media sosial digunakan, dan fungsi media sosial itu sendiri pada perkuliahan. Secara ringkas jawaban responden atas seluruh pertanyaan kuesioner menunjukk an hasil sebagai berikut: 1. Hasil penilaian 31 jawaban responden dari 5 pertanyaan mengenai latar belakang responden dalam penggunaan Media Sosial dapat disimpulkan bahwa sekitar 87,1% Pelajar mengetahui cara untuk mendapatkan informasi dari Media Sosial. 19% bahwa pelajar menggunakan media sosial untuk sharing. 2. Sedangkan pertayaan mengenai tempat pelajar mengakses media sosial yang terdiri dari 3 pertanyaan, lebih sering di akses oleh responden (Pelajar) hampir 58 %. 3. Untuk 10 pernyataan mengenai hubungan antara media sosial dan pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa media sosial sangat berpengaruh. Dampak negatif dan positif yang timbul pun berbeda-beda pada tiap responden (Pelajar).
Abstrak One picture is worth a thousand word (satu gambar sama nilainya dengan seribu kata) kalimat ini sangat tepat di tujukan pada media komik. Keberadaan komik yang semakin pesat ini harus menjadi pusat perhatian bagi para pendidik khususnya pendidik yang berada di tingkat sekolah dasar dalam hal ini adalah MI/SD. Adegan adegan yang ditampilkan di buku-buku komik seringkali menampilkan perilaku yang tidak sepatutnya ditiru oleh anak-anak dan terkadang orang tua maupun guru kurang memberikan perhatian yang lebih. Permasalahan seperti ini jika dibiarkan begitu saja dapat menjadikan generasi penerus bangsa memiliki perilaku yang tidak terpuji. Melihat dari permasalahan tersebut dunia pendidikan mulai meilrik media komik tersebut. Media komik mulai dikembangkan dalam dunia pendidikan, sebenarnya komik dalam dunia pendidikan bukan merupakan hal yang baru, seorang ahli psikologi yang terkenal teori behavioristik Edward Lee Thorndike pernah melakukan penelitian tentang komik bahwa anak yang membaca komik lebih banyak misalnya dalam sebulan minimal satu buah buku komik, maka sama dengan membaca buku-buku pelajaran dalam setiap tahunnya, hal ini berdampak pada kemampuan membaca siswa dan penguasaan kosa kata jauh lebih banyak dari siswa yang tidak menyukai komik. Komik pendidikan berbeda dengan komik-komik yang ada dimana alur cerita dalam komik dibuat semenarik mungkin dengan mengangkat tema-tema atau materi pelajaran yang ada di sekolah dasar. Adanya media komik pendidikan ini diharapkan menjadi media yang inovatif yang dapat dijadikan sebagai media alternatif untuk mengatasi anak yang kesulitan belajar terutama dalam hal minat dan pemahaman materi. Kata Kunci : Komik Pendidikan, Media Inofatif PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan bagian terpenting dari sebuah kegiatan pendidikan. Proses pembelajaran adalah suatu upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya suatu proses pembelajaran yang ada di suatu lembaga pendidikan. Guru dan siswa (peserta didik) merupakan 2 unsur penting dari sebauh kegiatan pembelajaran. Seorang guru haruslah memiliki kompetensi-kompetensi yang berkualitas guna untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah pedagogik artinya guru harus menguasai semua pelajaran yang diajarkan di tingkat MI/SD. Ada beberapa faktor yang penghambat guru untuk mencapai kompetensi tersebut yaitu kurangnya minat guru untuk mengkombinasikan dengan berbagai metode yang ada, kurangnya penguasaan materi pelajaran sehingga guru menjadi kurang siap, an kurang kreatifnya guru dalam mendesain proses pembelajaran yang ada di dalam kelas. Dampak dari faktor tersebut sangat banyak dirasakan oleh peserta didik yaitu dampak psikologis, seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan). Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia), Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989 secara jelas disebutkan Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu "Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. John Dewey, mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup. Hal senada juga dikemukakan oleh Edgar Dalle bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, 1 RESUME XII SOSIOLOGI PENDIDIKAN WULAN PURNAMASARI -1203941 pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang. Perubahan Sosial Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses sosial. Perubahan sosial juga merupakan gejala yang melekat di masyarakat yang dapat diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat pada suatu waktu dengan keadaan masyarakat pada masa lampau. Perubahan sosial menurut Lauer, dipandang sebagai konsep yang serba mencakup, dan membawa pengaruh pada masyarakat secara keseluruhan. Misalnya, proses insdustrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris. 3. Perubahan yang dikehendak (intended change) atau perubahan yang direncanakan (planned-change) dan perubahan yang tidak dikehendaki (uninted-change) atau perubahan yang tidak direncanakan (unplanned-change). Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat, pihak-pihak yang mengadakan perubahan disebut agent of change.
ISLAMIKA, 2019
Konsep pendidikan sebagai sebuah investasi dalam bentuk human capital (modal manusia) telah berkambang secara pesat dan semakin diyakini oleh setiap negara bahwa pembangunan sektor pendidikan menjadi hal yang penting dan menjadi prasyarat kunci bagi pertumbuhan sektor-sektor pembangunan lainnya. Pendidikan menjadi salah satu modal sosial karena dengan pendidikan seseorang akan memperoleh segala sumber daya sosial seperti jaringan, kepercayaan, nilai dan norma. Seiring bertambah banyaknya seseorang mengikuti pendidikan formal maupun informal, maka jaringan sosial yang dia dapat juga akan semakin banyak dan luas. Selain sebagai modal sosial, pendidikan juga sebagai modal budaya dan modal simbolik.
This research intends to understand the implementation of community based education as a media of social change toward a learning society (a case study at Fatanugraha Alternative School Wonosobo Central Java). This research applies a qualitative descriptive method. One of the conclusion of this research is that the efforts to built a social change toward the learning society such as; colaborating the national and islamic boarding school curricullum, giving a good attitude, and building an independence behavior. Pendahuluan Sejak manusia pertama kali hidup didunia ini ia sudah merasakan sentuhan proses pendidikan oleh orang tuanya atau lingkungan dimana manusia hidup. Dengan demikian, Pendidikan pada dasarnya sama tuanya dengan manusia itu sendiri sebagai pelaku utama pendidikan. Dalam hal ini pendidikan bisa dipahami sebagai suatu mekanisme dalam mempertahankan hidup (survival). Karena pada dasarnya setiap manusia melakukan proses pendidikan dalam rangka mempertahankan dirinya. Menurut Darwin, dalam konsep survival of the fittest dijelaskan bahwa manusia yang terbaik adalah siapa yang mampu mempertahankan kehidupan. Pendidikan sering disebut sebagai aktifitas normative. Konsep normative sering dipahami salah, menjadi pernyataan harapan atau mensyogyakan atau saran aktifitas normative tidak ingin sekedar memberitahukan perlu dan seharusnya mencapai sesuatu cita-cita ideal atau mencapai sesuatu yang dilihat atau diuji dari nilai hidup itu memang baik. Sesuatu yang normative baik setidaknya memiliki tiga ragam, yaitu, (a) berupa nilai hidup yang memang bisa diterima sebagai nilai hidup yang baik, b) berupa perkembangan atau pertumbuhan subyek yang bila diuji dengan hakikat perkembangan atau pertumbuhan memang baik itu disebut conduct, (c) berupa suatu alat untuk mencapai tujuan yang disebut instrumental values (Muhadjir, 2000). Dalam dinamika kehidupana manusia, pendidikan merupakan media ynag jitu dalam melahirkan suatu system nilai. Pendidikan diasumsikan sangat efektif dalam proses internalisasi nilai yang diproses dalam pendidikan. Oleh karena itu, setia individu
Tujuan penelitian pengaruh media sosial terhadap masyarakat indonesia ini adalah sebagai bahan kajian bagi para pengguna media sosial seperti instagram, facebook, line, dan twiter di indonesia agar menjadi masukan dan sebagai bahan pertimbangan dalam memahami perubahan dan perilaku masyarakat akibat pengaruh media sosial dengan mengetahui dampak positif dan negatif dari penggunaan media sosial, karena saat ini media sosial merupakan alat komunikasi yang paling banyak di gunakan sehingga semua transaksi dilakukan lewat media sosial. Namun pada era modern seperti sekarang, Jejaring sosial tidak berfungsi sebagaimana mestinya, ternyata jejaring sosial memberikan pengaruh-pengaruh terhadap pendidikan karakter siswa yang menggunakannya, entah itu pengaruh negatif seperti gemar pamer di jejaring sosial, dan juga pengaruh positifnya terhadap seseorang. Metode yang digunakan pada karya tulis ini yaitu metode libary research atau study pustaka, materi yang dibahas pada kajian ini adalah pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial di masyarakat. Hasil dari kajian ini adalah penggunaan jejaring sosial di Indonesia sangat besar dan merupkan pengguna media sosial aktif, keberadaan media sosial dalam menyajikan informasi cenderung memicu perubahan serta membawa banyak pengaruh pada penetapan pola hidup masyarakat di indonesia.
Penelitian Media Sosial dan Pelajar
Teknologi internet terus berkembang dan perusahaan periklanan terutama perencana media berusaha memahami implikasi serta arah perubahannya terhadap periklanan dan komunikasi marketing. Para pebisnis selalu mengiklankan produk mereka melalui jejaring sosial agar berkembang dengan cepat. Hal ini tentu menimbulkan perilaku konsumtif di kalangan kaum muda karena mereka selalu ingin mengikuti trend masa kini seperti fasion, gadget, pola hidup dan lain sebagainya.
Di era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih, penyebaran informasi serta akses telekomunikasi dan transportasi semakin lebih cepat dan mudah. Internet merupakan salah satu hasil dari kecanggihan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi buatan manusia. Fungsi internet bermacam-macam, dan salah satunya adalah sebagai tempat komunitas jejaring sosial dunia maya. Jejaring sosial merupakan suatu layanan dari sebuah cakupan sistem software internet yang memungkinkan penggunanya dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna yang lain dalam skala yang besar. Situs jejaring sosial di internet bermacam-macam jenis dan bentuknya, namun yang paling dikenal dan banyak diikuti remaja jaman sekarang adalah Facebook, Twitter, Instagram, Path, Tumblr, dan situs jejaring sosial yang lainnya.
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas mata kuliah Landasan Pendidikan Program Studi Bimbingan Konseling OLEH: MAYANG TAMARA APRIWILDA 0106528008 ROMBEL A REGULER DOSEN PENGAMPU: PROF. DR. DYP SUGIHARTO, M.PD, KONS PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2018 2 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah "Landasan Pendidikan". Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur'an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Landasan Pendidikan di program studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd, Kons selaku dosen pembimbing mata kuliah dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semarang, September 2018 Penulis i 1
Kelompok 14: 1. Fitrah Dinanti Massofia : 1814020020 2. Mulya Rahmy Umar : 1814020028 3. Rahima Affah : 1814020038 Dosen Pengampu : Drs. Zainimal, M. Ag., M. Pd., M. Si. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA A) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG 1442 H/ 2020 M 1 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN I. Pendahuluan Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan berupaya mendidik manusia untuk mempunyai ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga dia akan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya itu untuk kebaikan masyarakat, lingkungan, dan bangsanya. Tuntutan pengembangan sumber daya manusia semakin meningkat, maka layanan pada pendidikan haruslah mampu mengikuti dan mengimbangi perkembangan tersebut. Selain keluarga dan lembaga pendidikan, masyarakat sangat memiliki peran yang penting terhadap pendidikan. Masyarakat merupakan istilah yang sangat lazim digunakan untuk menyebut suatu kesatuan-kesatuan manusia yang berasal dari Bahasa arab yaitu Syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi yang kemudian mengalami perubahan dalam Bahasa Indonesia menjadi masyarakat. Masyarakat adalah sekumpulan orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak berpendidikan sampai yang berpendidikan tinggi. Masyarakat berperan penting pada perkembangan pendidikan anak. Oleh karenanya masyarakat hendaknya ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan anak baik langsung atau tidak langsung. Berdasarkan paparan di atas maka pada Makalah ini kami akan membahas mengenai Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. II. Pembahasan A. Pengertian Partisipasi Masyarakat Partisipasi secara etimologi diartikan sebagai keikutsertaan. 1 Partisipasi dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah ikut serta dalam suatu 1 Abdul Muin Halim Aang Kunaifi, Manajemen Pendidikan (Good Governence dalam Lembaga Pendidikan) Teori, Strategi, dan Riset Implementasi (Kadur Pamekasan: Duta Media Publishing, 2017), h. 19 2 kegiatan. Sedangkan masyarakat adalah eksistensi yang hidup, dinamis dan selalu berkembang. 2 Partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan bidang pendidikan, yang berarti mengikutsertakan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan. Masyarakat perlu membantu penyelenggaraan pendidikan agar kualitas pertumbuhan dan perkembangan pendidikan dapat dipacu secara cepat, akhirnya kualitas kehidupan masyarakat dapat meningkat. 3 Masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu masyarakat orang tua siswa, masyarakat yang terorganisasi, dan masyarakat secara luas. Masyarakat yang terorganisasi misalnya kelompokkelompok organisasi bisnis, politik, sosial, keagamaan, dan sebagainya. Masyarakat secara luas bisa berupa pribadi-pribadi, dan masyarakat secara umum. 4 Dalam pelaksanaannya partisipasi ini dimaksudkan bagi keikutsertaan masyarakat dan seluruh stake holder suatu lembaga pendidikan. Hal ini menjadi keniscayaan karena pendidikan merupakan hak publik yang semestinya melibatkan seluruh komponen masyrakat. Lembaga pendidikan sebagai institusi penyelenggara diharapkan mampu mengakomodasi dan mengoptimalkan keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaannya. Partisipasi masyarakat dalam pendidikan, tidak hanya dalam hal aktivitas pendidikan anak dalam rumah tangga sebagaimana tujuan bersama antara pendidik dan orang tua adalah berama-sama berusaha mencerdaskan peserta didik. Di samping itu, hubungan yang lain juga harus dibangun dan dilakukan bersama-sama. Sekolah sebagai 2 Endang Poerwanti dan Beti Istanti Suwandayani, Manajemen Sekolah Dasar Unggul
Media sosial saat ini sudah sangat terbuka dan tidak bisa kita hambat dengan cara apa pun. Presiden menyayangkan medsos justru digunakan untuk saling hujat, menjelekkan antar anak bangsa, saling memaki, memfitnah, adu domba. Satu-satunya cara untuk mencegah medsos digunakan untuk hal-hal negatif adalah menanamkan peserta didik dengan karakter dan nilai-nilai yang positif. Peran ini menjadi tugas bagi guru dalam mendidik siswa. "Saya titip agar anak kita diajak bermedia sosial yang santun, dengan tata nilai yang baik. Mengajak ke arah positif." (Sambutan Presiden Jokowi pada saat berpidato di puncak peringatan Hari Guru Nasional 2016 dan Hari Ulang Tahun PGRI ke-71, , di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat. Minggu, 27 November 2016.adalah soal etika dalam menggunakan media sosial). Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja, media sosial seakan sudah candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam mereka tidak lepas dari smartphone. Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan remaja antara lain ; Facebook, Twitter, Path, Youtube, LINE, Instagram, BBM. Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Media sosial memang menawarkan banyak kemudahan yang membuat para remaja betah berlama-lama berselancar di dunia maya. Media sosial bagi remaja biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang diperlukan dalam proses belajar, menyalurkan hobi bermain games, mencurahkan apa yang sedangdirasakan baik senang, sedih, kecewa, galau dan sebagainya. Tidak dapat dipungkiri peran dan fungsi media sosial saat ini sangat penting. Media sosial memiliki fungsi informasi, fungsi mendidik, fungsi mempengaruhi, fungsi perkembangan mental, fungsi adaptasi lingkungan, dan fungsi memanipulasi lingungan. Peran Penting Guru Melihat fungsi media sosial yang memiliki peran penting ini, seorang guru harus mampu mengeksplore media sosial sebagai penguat karakter anak bangsa. Usaha ini tentunya bukan tanpa alasan, karena filosofi untuk mengubah suatu keadaan, maka kita harus masuk ke dalam lingkungan itu.Guru harus mencoba masuk dalam dunia siswa untuk memperbaiki
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.