Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
72 pages
1 file
Kisah-kisah ini dipersembahkan pada semua anak lelaki, yang berangan-angan tentang halhal yang ingin mereka lakukan, dan kepada agen saya, Carl Brandt; tanpa bantuan dan dorongannya yang terus-menerus mungkin saya takkan pernah menulis kisah-kisah ini.
Secara umum istilah sains (science) diartikan sebagai ilmu atau ilmu pengetahuan .
Sains merupakan kebutuhan pokok bagi setiap individu untuk menghadapi zaman yang penuh dengan persaingan ini. Karena dengan sains, seseorang bisa dihormati dan diakui keberadaannya oleh masyarakat. Selain itu, sains juga menjadi salah satu indikator kemajuan suatu bangsa, karena pada dasarnya semua bidang kehidupan memerlukan sains. Oleh karenanya, dapat dipastikan apabila suatu bangsa tertinggal dari peradaban yang ada, pastilah faktor utamanya karena mereka tidak mengikuti arus perkembangan sains yang begitu pesat. Pada makalah ini, penulis akan mengkaji dan menjelaskan dari beberapa referensi yang ada mengenai hakikat sains. Penulis berkesimpulan bahwa hakikat sains tidak hanya dapat dilihat dari satu perspektif saja. Melainkan sains itu mencakup pengetahuan ilmiah, aktivitas ilmiah dan disiplin ilmu. Pada akhirnya, penulis berharap semoga tulisan yang sederhana ini dapat menambah khazanah keilmuan bagi pembaca, serta menjadi amal shalih bagi kami di sisi Allah SWT.
Study hadis adalah ilmu untuk mengkaji hadis yang terdiri dari pengertian hadis, kedudukan hadis sebagai sumber hukum islam, masa kodifikasi hadis serta cabang-cabang ilmu hadis.
BIOGITA (Biogas Balon Giritirta) sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Gas LPG untuk Pengembangan Desa Mandiri Energi di Desa Tertinggal Banjarnegara, 2016
Isu krisis energi yang kian mencuat membuat masyarakat semakin terpuruk terutama masyarakat di daerah terpencil dan tertinggal. Masyarakat di daerah tersebut mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan energi dalam kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya berdampak pada penurunan taraf hidup dan ekonomi. Sementara itu, banyak masyarakat yang berada di zona tersebut sebenarnya memiliki potensi untuk menghasilkan energi secara mandiri. Sebagai contoh masyarakat di desa tertinggal biasanya memelihara hewan ternak seperti kambing, domba, maupun sapi namun pemanfaatannya kurang optimal. Masyarakat memelihara hewan tersebut biasanya hanya akan dijual ketika ada kebutuhan besar atau hajatan. Namun karena kurangnya pengetahuan, kotoran ternak hanya dibuang begitu saja sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Di desa Giritirta Kabupaten Banjarnegara, terdapat Biogita yang selanjutnya akan dijadikan sebagai percontohan bagi warga lain. Sehingga masyarakat dapat membuat biogas ini dengan mudah di rumah masing-masing. Manfaat lain yang diperoleh yakni sebagai edukasi bagi pelajar yang ingin mengetahui informasi lebih banyak tentang biogas. Upaya pengembangan desa tertinggal yang ada di daerah terpencil dengan biogita telah menarik perhatian masyarakat. Harapannya biogita ini bisa diterapakan di desa-desa yang jauh dari pusat kota.
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Atau dapat disebut dengan metode.
In general, mathematics and science learning in schools is still conventional. Teacher-centered learning result in students is less active, therefore we need to be shifted in such a way that it becomes more centered on students. Cooperative learning is group work is managed and organized so that students work together in small groups to achieve effective academic goals and social. Cooperative learning model appears to be an answer to that question. This study aims to determine: 1) what are the theories that support the model of cooperative learning; and 2) why does cooperative learning model needs to be applied. Based on the discourse analysis, it can be concluded that the basic theories wich become the cooperative learning model are: 1) psychology cognitive-constructivist theory of Piaget and Vygotsky; and 2) Dewey's Theory of Social Psychology, Thelan, Allport, and Lewin. From the various considerations and empirical evidence shows that cooperative learning model needs to be applied in teaching and learning in schools at various levels and various fields of study, including mathematics and sciences. This kind of learning model has some benefits when compared with conventional learning, including a) the attainment of higher academic learning outcomes, b) is more conducive to improving interrelationships (friendships), c) are more psychologically healthy, increase your confidence and social skills. Kata kunci: Pembelajaran kooperatif, pembelajran konvensional, terpusat pada peserta didik. PENDAHULUAN Pada umumnya, pembelajaran matematika dan sains di sekolah masih bersifat konvensional. Pembelajaran konvensional biasanya menggunakan pembelajaran yang bersifat langsung atau disebut sebagai model pembelajaran langsung atau sinonim dengan pembelajaran ekspositori. Model pembelajaran ini memiliki berbagai ciri. Dua diantara cirri-ciri tersebut adalah: pembelajan yang terpusat pada guru dan memiliki urutan pembelajaran: penejelasan-contoh-contoh-latihan-balikan (Borich, 1992). Borich (1992) menunjukkan ciri-ciri pembelajaran langsung, yaitu: 1) pembelajaran pada kelas besar; 2) pengorganisasian pembelajaran seputar pertanyaan yang diajukan guru; 3) latihan yang rinci dan berlebihan; 4) penyajian materi berupa fakta, aturan dan prosedur baru yang harus dikuasai sebelum fakta, atudan atau prosedur berikutnya disajikan; dan 5) susunan tugas formal kelas untuk memaksimalkan latihan dan praktek. Lebih jauh Borich mengngungkapkan bahwa dengan pembelajaran langsung pada kelas besar ini, maka guru akan membagi informasi dan perhatian kepada seluruh peserta didik dalam kelas tersebut. Keadaan demikian tidak memungkinkan guru untuk memperhatikan dan " melayani " masing-masing peserta didik secara baik. Dengan demikian, pembelajaran langsung menganggap bahwa karakteristik peserta didik adalah homogen.
Di dalam rangkaian perdebatan mengenai kluster "sains" (science), sedikitnya ada dua implikasi makna yang dapat kita simpulkan, yakni :sains berimplikasi sebagai sebuah metode pendekatan (method of inquiry) atau populernya diistilahkan dengan scientific method yang kemudian diterjemahkan sebagai "metode ilmiah," dan sains berimplikasi sebagai "hasil" yang dicapai dari atau dengan menggunakan pendekatan tersebut (the result of that inquiry) yang diistilahkan kemudian sebagai "scientific knowledge" dan diterjemahkan secara literal sebagai "pengetahuan sains," "pengetahuan ilmiah," atau "ilmu pengetahuan." 1 Tiga istilah yang disebut terakhir ini agak membingungkan. Oleh karena itu, perlu diberi catatan awal, bahwa tulisan ini akan menggunakan terma sains atau ilmu atau pengetahuan (terjemahan al-'ilm), berdiri sendiri tanpa penyandaran, dan yang referensinya adalah implikasi kedua. Adapun apabila menggunakan kluster metode ilmiah, maka yang dimaksud adalah pendekatan yang juga dapat berarti "sumber" (sources of knowledge).
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
1. Wulan Pingkan Julia Kaunang, 2. Kristania Kerolin Sigar, 3. Oktaviany Chintya Clarifa Tumbelaka, 4. Josua Epste Sumajow, 5. Amelia Saraswati Lobot
Scientific American, 1989