Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
27 pages
1 file
Dilaporkan penatalaksanaan anestesi pada operasi sirkumsisi pada seorang anak laki-laki usia 14 tahun, berat badan 46 kg, status fisik ASA III, karena memiliki riwayat TOF dengan diagnosis Phimosis Grade III dengan general anestesia menggunakan teknik sungkup muka (face mask). Penderita di premedikasi dengan midazolam 2 mg dan ketamin 50 mg, preemtive analgetic Fentanyl 50 mcgr, induksi dengan sevoflurane-O2. Pemeliharaan anestesi dengan O2, N2O, dan sevoflurane. Selama operasi pernafasan di kontrol secara spontan assist. Operasi berlangsung sekitar 1 jam, dengan perdarahan 75 cc. Selama operasi tidak didapatkan penyulit anestesi maupun pembedahan. Pasca operasi pasien di observasi di ruang pulih (recovery room), status hemodinamik selama observasi di ruang pulih stabil. Pemberian analgetik dilanjutkan menggunakan Metamizole 500 mg per 8 jam. Pasien diobservasi selama 1 jam kemudian dipindahkan ke bangsal.
Molucca Medica, 2019
Pendahuluan. Trauma tembus otak merupakan kegawatan medis yang meskipun jarang terjadi namun sering mengakibatkan mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Penanganan trauma tembus otak sendiri masih menjadi tantangan bagi para ahli bedah saraf di seluruh dunia. Menajemen yang optimal pada penaganan trauma tembus otak memerlukan pemahaman yang komprehensif terhadap mekanisme dan patofisiologi terjadinya cedera tersebut. Sampai saat ini penanganan standar pada kasus trauma tembus otak masih menjadi perdebatan. Metode. Artikel ini berbentuk serial kasus, kami melaporkan 3 kasus trauma tembus pada institusi kami. Artikel ini disusun dari berbagai referensi dan pengalaman kasus yang pernah ditangani di Rumah Sakit Umum AkademikDr. Soetomo. Hasil. Pada pasien trauma tembus yang dilakukan kraniotomi debridement kurang dari 12 jam post trauma diikuti pemberikan antibiotik profilaksis empirik dengan ceftriaxone dan metronidazole selama 7 hari dan antikejang phenytoin selama 7 hari didapatkan k...
Diajukan Sebagai syarat untuk memenuhi kegiatan kepaniteraan klinik di SMF THT FK UNSYIAH 2016
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh
Manajemen anestesi perioperatif terbagi atas persiapan sebelum operasi, pelayanan intraoperatif (saat operasi berlangsung), dan pelayanan pascaoperasi. Manajemen anestesi preoperatif merupakan langkah awal dari rangkaian tindakan anestesi yang dilakukan terhadap pasien yang direncanakan untuk menjalani tindakan operatif. Manajemen anestesi intraoperatif dilakukan asesmen pra-induksi, induksi dan maintenance. Manajemen anestesi postoperatif merupakan penghentian obat anestesi dan stabilisasi pasien.
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 2022
Kelenjar tiroid berada di bagian depan leher, di bawah tulang rawan tiroid (jakun). Pada kebanyakan orang, tiroid tidak dapat dilihat atau dirasakan. Bentuknya seperti kupu-kupu, dengan 2 lobus kanan dan lobus kiri. Ada banyak alasan mengapa kelenjar tiroid mungkin lebih besar dari biasanya. Benjolan di kelenjar tiroid disebut nodul tiroid. Kebanyakan nodul tiroid jinak, tetapi sekitar 2 atau 3 dari 20 bersifat ganas. Jenis utama kanker tiroid adalah diferensiasi (termasuk sel papiler, folikel dan Hürthle), medullary, dan anaplastik (kanker agresif). Pembedahan adalah pengobatan pertama untuk sebagian besar jenis kanker tiroid. Operasi dilakukan di bawah anestesi umum. Tindakan operatif yang dilakukan pada kepala dan leher merupakan pembedahan berisiko tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan otak, dan berakhir kematian. Oleh karena itu, diperlukan persiapan rencana anestesi serta manajemen pre-operatif, intra-operatif, dan post-operatif yang tepat untuk menghindari komplikasi yang mungkin dapat terjadi. Pasien Ny. M usia 56 tahun, datang dengan keluhan muncul benjolan di leher sejak awal tahun 2021 dan membesar kurang lebih sekitar 8cm dalam kurun waktu 4 bulan. Lima tahun yang lalu pasien pernah menjalani operasi tiroidektomi parsial dengan anestesi umum. Laporan kasus ini bertujuan melihat manajemen anestesi pada pasien kanker tiroid, dimana penanganan anestesi yang tepat juga menentukan keberhasilan dan prognosis prosedur radical neck dissection pada pasien ini.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Jurnal Neuroanestesi Indonesia, 2018
Laporan Internsip Stase Puskesmas, 2018
Jurnal Neuroanestesi Indonesia
Jurnal Neuroanestesi Indonesia, 2014
SEHATI: Jurnal Kesehatan
Collaborative Medical Journal (CMJ), 2021