Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
6 pages
1 file
Sebelum membuat galeri foto, anda harus bisa mengupload file dengan php. Secara singkat galeri foto yang akan dibuat adalah sebagai berikut. Pertama pengguna memilih gambar yang akan diupload dan memasukkan deskripsi gambar. Kemudian dengan php, gambar akan diupload ke sebuah folder. Nama file dan deskripsi gambar akan disimpan ke database.
JURNAL TATA KELOLA SENI, 2019
Latar belakang penelitian ini adalah fenomena masyarakat luas yang terlihat kesadaran untuk berkunjung ke museum, terlihat pada akun sosial media masyarakat zaman sekarang yang semakin marak. Ruang pamer museum merupakan sebuah wadah aktivitas yang dilakukan pengguna dalam museum yang berfungsi sebagai elemen utama visualisasi, ruang sebagai program, dan ruang sebagai susunan tata letak. Sering ditemukannya ruang pamer yang tidak sesuai harapan dan lemahnya interaksi museum terhadap pengunjung, kegagalan kepuasan pengunjung terhadap ruang pamer dapat menjadi kendala menurunnya minat untuk datang kembali.
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 2020
Millennials are the generation that lives among advance technology. The use of digital technology is inseparable from the millennial generation. This claim are proven by how technology sink in a lot aspects of life, social aspect as one of them. Today, with digital technology, social media becomes a tool to communicate that can connect people without the limitation of time and place. Millennials, as a generation who use digital technology the most today, open themselves up by showing moments, experiences, and pleasures through art. As a form of expressing oneself, art is no longer limited to a collection of sculptures, or painting, but rather to an aesthetic moments that they can share on social media in the form of photos or videos. In Indonesia, most museums and art galleries only accommodate exhibition spaces that are limited to static object (immovable), even though they are supposedly accommodate dynamic art objects that can be used interactively with visitor galleries. Therefo...
GALERI SENI RUPA KONTEMPORER, 2019
The role of art is everything that is created by humans that contains elements of beauty and can arouse the feelings of others. But the lack of an interactive art space based on modern technology, using the edutainment concept which can accommodate a large-scale exhibition of contemporary art can still be counted in a number of multipurpose spaces that are used as art exhibition venues. Therefore, the authors approach Architourism on design issues using basic gallery standards and have interactive studios that serve as a means of introducing culture and art in a more contemporary modern way that can engage visitors to be more interactive with developing media technologies and provide different experiences. The design of the Contemporary Art Gallery in Cikini, Central Jakarta has the concept of providing a new experience to enjoy a work of art with different media and provide public space that can be used to interact and relax.
2016
Visual art especially painting and sculpture nowdays progressively developes. Bali is a region that really famous for its high fine art culture. Many Art Galleries can be found in Bali especially in South Bali areas like Denpasar, Ubud, and Gianyar. While in North Bali area namely Buleleng there’s hardly a representative art gallery, eventough the artists spirit to do the exhibition increased in fact nowdays there are many exhibition done by artists in Buleleng to show their works. However the limited facility for exhibition causing their wiorks less exposed. Eventhough the quality of their works are not that different from artist in other region. To enhance their creativity, the concept for this Art Gallery is One Stop Service Art Gallery which has full facilities to support various activities such as an exhibition room, workshop room for artist, workshop room for general, multifunction room, and an amphitheater. It also equipped by support facilities such as a cafe, art shop, libr...
Jurnal Desain Interior, 2020
Galeri merupakan ruangan yang digunakan untuk mempamerkan karya seni. Galeri dapat dijadikan sebagai tempat untuk kegiatan rekreasi, hiburan, edukasi, bisnis, serta apresiasi kepada seniman. Galeri foto merupakan ruangan yang mempamerkan karya-karya fotografi dari para fotografer. Dalam ruang galeri, peran pencahayaan buatan terhadap karya yang di pamerkan cukup penting. Dengan pencahayaan buatan dapat menonjolkan serta memfokuskan para pengunjung ke karya. Dengan pengaturan pencahayaan buatan, juga dapat menimbulkan kesan-kesan tertentu terhadap karya. Penggunaan pencahayaan buatan lebih baik dibandingkan pencahayaan alami, dimana pencahayaan alami lebih rentan dapat merusak karya dari sinar ultraviolet. Pada studi kasus perancangan pusat fotografi ini, pengaplikasian pencahayaan pada ruang galeri dapat memberikan kesan-kesan tertentu terhadap karya, dengan pengaturan dari arah cahaya, jenis, dan teknik yang digunakan pada ruangan.
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)
Seiring dengan perkembangan zaman, seni menjadi sebuah hal yang semakin dibutuhkan kehadirannya dalam kehidupan masyarakat. Di zaman sekarang ini, penggunaan seni dalam kehidupan sehari-hari seperti pada iklan, film, dan lainnya semakin nyata. Salah satu seni yang berkembang dengan pesat di Kota Jakarta dan Indonesia adalah seni typography. Perkembangan komunitas typography yang semakin luas dan tidak adanya wadah beraktivitas bagi komunitas ini menjadi aspek yang harus dipenuhi oleh sebuah kota Jakarta sebagai kota metropolis. Saat ini belum ada bangunan arsitektur yang bertemekan typography di Jakarta dan bahkan di dunia. Dengan melihat minat typography yang terus berkembang pesat maka ini menjadi kesempatan bagi Jakarta untuk menyediakan sebuah ruang wisata typography bertemakan Architourism yang dapat menjadi pendongkrak kepariwisataan Jakarta dan Indonesia tidak hanya dalam skala dalam negeri tapi juga internasional.
2020
Mengupas kembali bentuk usaha dalam jasa fotografi, setua dengan usia penciptaan fotografi itu sendiri. Komersialisasi dari para pelaku jasa fotografi merebak saat kamera dikenalkan pendatang Eropa abad ke-19 di Batavia (Indonsia). Secara bertahap dan perlahan kebutuhan dokumentasi meningkat, baik itu kebutuhan pas foto, dokumentasi acara hingga foto kenangan keluarga di studio pada saat itu. Dalam risalah Anneke Groeneveld 1 , awal kolonial fotografi dikuasai oleh turunan Eropa, dan etnis Tionghoa dan sebagian etnis Jepang, dan Arab. Para pelaku jasa fotografi keturunan Tionghoa saat itu memiliki kemampuan teknis pertukangan, mampu membuat kamera kayu dan pengetahuan teknis kimia dasar. Dalam perkembangan berikutnya, dibangunlah kerajaan bisnis fotografi yang diturunkan melalui jaringan dan lingkar keluarga besar yang diturunkan ke generasi selanjutnya, sebagai rahasia usaha. Beberapa studio hadir guna memenuhi kebutuhan dokumentasi, hingga laporan ilmiah yang selalu menyertakan foto menggantikan teknik litografi yang memiliki banyak kelemahan. Berjalanya seiring waktu, kemudian dikenalkan media bahan seloluid pada tahun 1888 oleh KODAK, kemudian disebarluaskan secara masal, dengan tajuk "you press the button, we do the rest" dan dikenal luas sebagai upaya fotografi milik siapa saja. Kemudian media film tradisional kemudian bergeser ke media rekam digital pada awal 2000-an. Namun jasa fotografi begitu-begitu saja. Bentuk sama saja, walaupun media perekaman kini lebih cepat, raingkas, mudah dan menyenangkan. Masif-nya industri kamera memproduksi teknologi terkini, tetapi kurang diimbangi oleh para pelaku jasa. Sehingga kekosongan "pemanfaatan" teknologi lebih dieksplorasi oleh para pehobi fotografi. Para pelaku sepertinya sibuk ke arah lain, diantaranya menentukan harga murah, persaingan yang mengikat pengembangan kreativitas, dan menjadi tumpul karena apriori. Kemudian ditambah oleh para pelaku yang "menyebrang" dari kuadran lain. Para pekerja sektor industri-jasa lain atau yang telah mapan dan memilik pekerjaan, kemudian membukan peluang jasa fotografi sebagai tambahan pemasukan. Hal tersebut semakin mempersempit ruang gerak para pelaku profesi fotografi, bersaing dengan pelaku yang sepenuhnya dibiayai dari pekerjaan lain di luar jasa fotografi. Dalam bisnis fotografi, antara dulu dan sekarang tidak lagi penting diperkarakan. Namun jauh lebih menarik adalah bagaimana mendudukan pemanfaatan teknologi yang kini semakin ringkas, dan cepat guna melayani jasa fotografi. Apakah sudah tercapai? Bagaimana pasar bisa menerimanya? Dalam hal ini, tulisan yang diturunkan akan membatasi pada jasa pelaku fotografi, bukan di sektor pemilik perusahaan cetak, lab foto, atau produsen fotografi. Nilai Pelaku Jasa Fotografi Hingga kini sulitlah mendeteksi berapa nilai pemasukan dalam jasa fotografi. Karena para pelaku kurang perhatian dengan penyetoran pajak negara, sehingga
2003
Seni fotografi adalah perpaduan antara teknologi dan seni. Berbagai nilai estetika yang tidak tercakup dalam teknologi fotografi harus diselaraskan dengan proses teknis untuk memberikan karakter dan keindahan pada hasil visualnya. Seni fotografi bukan sekedar merupakan rekaman apa adanya dari dunia nyata, tapi menjadi karya seni yang kompleks dan media gambar yang juga memberi makna dan pesan.
2020
Griya Seni Popo Iskandar (GSPI) merupakan salah satu galeri di Bandung yang sudah bertahan selama 40 tahun. Melalui tulisan ini, akan menganalisis sistem manajemen galeri yang mengubah format menjadi Griya Seni Popo Iskandar.  Penelitian ini dibatasi pada periode 2016-2019, dengan pertimbangan dalam periode tersebut kegiatan pameran di GSPI memperlihatkan freukensi yang tinggi.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teori teori manajemen seni oleh Giep Hagoort yang berhubungan dengan strategi, struktur, kepemimpinan, budaya organisasi dan fungsi. Penelitian ini juga menggunakan teori medan sosial seni oleh Hans Van Maanen yang berhubungan dengan aesthetic production, audiens dan means (PAM).Berdasarkan aesthetic production yaitu seniman yang berpameran di GSPI berasal dari mahasiswa dan seniman dari masyarakat umum. Seniman yang sering berpameran adalah seniman dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), selanjutnya dari Institut Seni Budaya Indonesia (IS...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
SIGMA TEKNIKA, 2018
Arsitektur Universitas Pandanaran Jurnal
LANTING JOURNAL OF ARCHITECTURE, 2020