Academia.eduAcademia.edu

Ribut Purwo Juono

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang mempunyai pengertian yang berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat bahkan tidak dapat dipisahkan antara yang satu degan lainnya. Pertumbuhan merupakan proses kuantitatif yang menunjukkan perubahan yang dapat diamati secara fisik. Pertumbuhan dapat diamati melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, lingkar kepala dan sebagainya. Sementara itu, perkembangan merupakan proses kualitatif yang menunjukkan bertambahnya kemampuan (ketrampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang beraturan dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan berkenaan dengan keseluruhan kepribadian individu, karena kepribadian individu membentuk suatu kesatuan yang terintegrasi. Secara sederhana aspek utama kepribadian dapat dibedakan sebagai berikut: aspek fisik motorik, aspek intelektual, aspek sosial, aspek bahasa, aspek emosi, aspek moral, dan aspek keagamaan (Sukmadinata, 2009: 114). Tahap perkembangan manusia memiliki fase-fase yang cukup panjang. Untuk tujuan pengorganisasian dan pemahaman, pada umumnya perkembangan digambarkan dalam periode-periode atau fase-fase tertentu. Klasifikasi periode perkembangan yang paling luas digunakan sebagaimana dikemukakan oleh Santrock (1993) meliputi urutan sebagai berikut: Periode pra kelahiran (prenatal period), periode bayi (infacy period), periode awal anak-anak (early childhood period), periode pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood period), periode remaja (adolescence period), periode awal dewasa (early adulthood period), periode pertengahan dewasa (middle adulthood period), dan periode akhir dewasa (late adulthood period). Periode masa bayi dan kanak-kanak awal (usia dini) merupakan masa awal yanag sangat menentukan bagi perkembangan individu pada tahap-tahap kehidupan selanjutnya. Periode kanak-kanak awal dikatakan sebagai periode keemasan (the golden years) dimana individu mulai memasuki masa peka. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Laju perkembangan dan pertumbuhan individu mempengaruhi masa keemasan dari masing-masing individu itu sendiri. Sangatlah tidak dapat dipisahkan antara perkembangan dan pertumbuhan terutama pada anak usia dini. Perkembangan motorik dan fisik individu sangatlah berhubungan dengan pertumbuhan psikisnya. Oleh karena itu psikologi perkembangan anak usia dini berkaitan sangat erat dengan pertumbuhan dan perkembangan secara menyeluruh. Masa ini sering disebut sebagai masa peka, yaitu masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Perhatian serius dari para pendidik (orang tua maupun guru) sangat diperlukan pada masa ini karena periode ini merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, moral, dan agama yang tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa yang akan datang. Berikut ini akan dikemukakan pembahasan tentang perkembangan anak usia dini. Permasalahan yang akan dibahas adalah perkembangan anak pada masa bayi (usia 0-2 tahun) dan perkembangan masa kanak-kanak awal (usia 2 -6 tahun). B. PERKEMBANGAN ANAK USIA 0 -2 TAHUN Periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga usia 24 bulan (0 -2 tahun) disebut sebagai periode atau masa bayi (infacy period). Masa ini merupakan masa yang sangat bergantung kepada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial hanya sebagai permulaan. Banyak ahli yang menyebut masa bayi sebagai masa fital, karena kondisi masa bayi merupakan pondasi pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Masa bayi dimulai dengan kelahiran yang diikuti dengan tangis pertama. Bayi lahir tanpa diikuti tangis pertama, harus diupayakan supaya menangis, misalnya pantatnya dipukul-pukul secara perlahan-lahan, dikipasi, atau dimasukan udara kedalam paru-parunya. Tangis pertama merupakan tanda masuknya udara keparu-paru, sehingga paru-paru berkembang dan mulai berfungsi. Jika udara tidak masuk ke paru-paru maka dapat menyebabkan kematian. Secara umum tumbuh kembang bayi dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu: 1. Perkembangan fisik-motorik Pertumbuhan yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada masa bayi. Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan adalah sama bagi semua bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam hal tinggi badan, berat badan, kecepatan, kemampuan sensomotorik dan bidang perkembangan fisik lainnya. Beberapa bayi memulai kehidupan dengan badan yang lebih kecil dan perkembangan yang kurang normal. Hal ini bisa saja disebabkan oleh kelahiran sebelum waktunya (premateur), ibu yang belum cukup umur atau kondisi fisik yang buruk pada saat mengandung seperti kekurangan gizi dan mengalami tekanan, kondisi kurang baik lainnya selama periode pranatal, atau mungkin juga karena adanya sebab-sebab yang lain. Perlu diingat bahwa selain masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda-beda, perkembangan individu juga sangat dipengaruhi oleh faktor hereditas dan faktor lingkungan (Soemanto, 2006: 60-61). Pada masa ini, umumnya bayi mengalami pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Berat badan bertambah dengan cepat, begitu pula dengan tinggi atau panjang badan, besar atau lingkar kepala. Pertambahan volume serta pengerasan tulang telah dimulai pada tahun pertama, ubun-ubun anak yang ketika pertama lahir terbuka atau belum terbentuk tulang tempurung akan tertutup pada usia delapan belas bulan. Jaringan lemak bertambah pesat karena tingginya kadar lemak di dalam air susu yang menjadi makanan pokok bagi bayi. Rata-rata anak mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun dan enambelas buah gigi susu pada usia dua tahun. Gigi yang pertama kali muncul adalah gigi seri atau gigi depan, sedangkan yang terakhir adalah gigi geraham. Secara umum pada masa bayi (usia 0-2 tahun), individu mengalami perubahan yang pesat bila dibandingkan dengan yang akan dialami pada fase-fase berikutnya. Anak sudah memiliki kemampuan dan keterampilan dasar yang berupa: keterampilan lokomotor (berguling, duduk, berdiri, merangkak dan berjalan), keterampilan memegang benda, penginderaan (melihat, mencium, mendengar dan merasakan sentuhan), maupun kemampuan untuk bereaksi secara emosional dan sosial terhadap orang-orang di sekelilingnya. Individu dianggap sehat secara fisik apabila menampakkan pola urutan kematangan yang umum pada peristiwa biologis dari susunan saraf pusat yang menyebabkan timbulnya fungsi psikologis. Timbul kemampuan bicara antara usia satu sampai dengan tiga tahun pada hampir semua anak merupakan gambaran dari kematangan fungsi psikologis pada usia tersebut. Seorang bayi yang baru berusia tiga bulan barang kali dapat mengeluarkan bunyi atau suara (berceloteh), namun otak seorang bayi yang baru berumur tiga bulan belum cukup matang untuk dapat mengerti pembicaraan ataupun berbicara. Sementara itu, anak berusia 2 tahun yang otaknya sudah cukup matang, tidak akan berbicara bila tidak berhubungan terlebih dahulu dengan orang lain. Kematangan bukanlah penyebab timbulnya suatu fungsi psikologis, ia hanya merupakan batas waktu yang paling dini dari penampakannya (Mussen dkk, 1988: 75). Setiap bayi terlahir dengan sejumlah refleks. Refleks-refleks tersebut merupakan modal dasar bagi bayi untuk mengadakan reaksi dan tindakan yang bersifat aktif. Beberapa dari refleks ini akan menghilang dalam waktu tertentu dan disebut refleks anak menusu atau refleks bayi. Sedangkan sebagian refleks yang tidak hilang disebut refleks permanen.