Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
10 pages
1 file
SARI Pengolahan Bahan Galian merupakan metode yang dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas bahan galian. Karna umumnya material bahan berharga pada saat proses penambangan masih belum bisa digunakan secara langsung karna masih bercampur dengan impurutis atau zat pengotor (Tailing) yang umumnya berasal dari material koalisinya. Setelah proses pengolahan awal, bahan galian utama biasanya didapatkan dalam bentuk konsentrat bahan galian. ABSTRACT Minerals processing is a method in place to improve the quality of minerals. Because the material is generally valuable materials during the mining process still can not be used directly because it was mixed with impurutis or impurities (tailings) are generally derived from material coalition. After pretreatment , the main minerals are usually obtained in the form of mineral concentrates
Classification of minerals commonly used in Indonesia now refers to Law No. 4 of 2009 on Mineral and Coal. Previous regulations referring to the Law No. 11 of 1967 On Basic Regulations of Mining.
Sejarah pertambangan di Indonesia telah dimulai sejak lebih dari seribu tahun lalu, diawali dengan kedatangan emigran dari Cina yang menambang emas di beberapa wilayah, dilanjutkan pada jaman Hindu, pendudukan Belanda, dan Jepang. Kegiatan pertambangan selain oleh pelaku usaha pertambangan menggunakan peralatan berteknologi tinggi, banyak juga pertambangan rakyat menggunakan peralatan sederhana dengan kapasitas yang sangat terbatas. Kurun waktu panjang kegiatan pertambangan di banyak wilayah telah meninggalkan bekas tambang yang pengakhirannya disebabkan oleh berbagai latar belakang atau alasan.
Masalah utama yang timbul pada wilayah bekas tambang adalah perubahan lingkungan. Perubahan kimiawi terutama berdampak terhadap air tanah dan air permukaan, berlanjut secara fisik perubahan morfologi dan topografi lahan. Lebih jauh lagi adalah perubahan iklim mikro yang disebabkan perubahan kecepatan angin, gangguan habitat biologi berupa flora dan fauna, serta penurunan produktivitas tanah dengan akibat menjadi tandus atau gundul. Mengacu kepada perubahan tersebut perlu dilakukan upaya reklamasi. Selain bertujuan untuk mencegah erosi atau mengurangi kecepatan aliran air limpasan, reklamasi dilakukan untuk menjaga lahan agar tidak labil dan lebih produktif. Akhirnya reklamasi diharapkan menghasilkan nilai tambah bagi lingkungan dan menciptakan keadaan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
Salah satu penghematan keuangan yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan meninumkan pemindahan material (OMH) dan maksimumkan pemakaian tempat yang tersedia Kadang-kadang 0rang tidak memperhatikan hal ini. Karena kelihatannya tidak begitu berpengaruh terhadap jalannya perusahaan. Pengaruh tata letak pabrik akan terasa sekali pada perusahaan yang kapasitas produksinya besar (Mass Production), karena jarak angkut 1 meter saja dapat mengakibatkan pengeluaran yang cukup berarti. Agar diperoleh suatu tata letak pabrik yang baik, maka diperlukan langkah-langkah penyusunan yang dihitung berdasarkan tujuan yang hendak dicapai pemilik modal dan pengelolah (misalnya kapasitas produksinya) dan jenis produk yang akan diproduksi. Oleh karena itu diperlukan data-data yang dapat menunjang penyusunan tata letak pabrik tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas maka program studi Teknik Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam mengadakan tugas Prencanaan Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, sebagai aplikasi dari teori (mata kuliah) Perencanaan Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan
Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia (Abdullah, 2007: 3). Sumber daya mineral merupakan sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui, pengelolaannya memerlukan teknologi pengambangan sumber daya mineral, seperti teknik atau cara untuk memanfaatkan sumber daya mineral dan manajemen pengelolaannya. Wilayah Indonesia merupakan daerah pertemuan atau tumbukan tiga lempeng tektonik, yaitu Eurasia, Hindia-Australia, dan Lempeng Pasifik. Tumbukan tersebut telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, yang mengakibatkan terbentuknya struktur geologi yang beragam. Berbagai jenis dan umur batuan yang bervariasi membuat wilayah Indonesia kaya akan sumber daya geologi, baik mineral, logam, mineral non logam, dan energi. Penyebaran mineral di Indonesia tidak merata, hal ini dipengaruhi oleh kondisi geologi. Berdasarkan Mandala Metalogenik, dapat diidentifikasi sebaran berbagai jenis mineral di Indonesia. Karateristik mineral menetukan metode eksplorasi untuk mengungkap potensi sumber daya mineral tersebut. Secara umum dapat dikelompokka beberapa tipe mineralisasi sebagai berikut : 1. Tipe endapan mineral timah dan mineral ikutannya sangat berhubungan dengan pembentukan batuan granit. Berupa jalur granitik yang memanjang dari indochina bagian utara, Thailand, Malaysia hingga ke bagian utara pulau sumatera. 2. Tipe laterit nikel, terdapat di bagian timur Indonesia yang berasosiasi dengan batuan ultra basa, seperti : Soroako (Sulawesi), P. Maluku, Halmahera, Gebe, Gag, Waigeo, dan Papua. 3. Tipe laterit bauksit, terdapat di bagina timur pulau Sumatera dan di Kalimantan, yang berasosiasi dengan batuan granitik yang kaya ajan alumunium.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
LAPORAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK, 2015