Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
9 pages
1 file
salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin.Buku ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam proses pembelajaran dalam kerangka mendukung aplikasi metode Student Center Learning (SCL), yang sejak dua tahun terakhir inii menjadi program universitas.
PERENNIAL, 2009
This study was conducted in the area of Intensive Silviculture/ TPTII of PT Sari Bumi Kusuma in Central Kalimantan. Research purposes to analyze the impact and build social economic activities from TPTII silvicultural systems in the scope of carbon trading. The results of the analysis showed that the increase of TPTII activities lead to the increasing recognition of indigenous people and make condusive certainty of the business. However, the employment negatively correlated to the size of planting area, the minimum life needs are still at least low compared with the poverty standard of the World Bank. Based on the results of the analysis and projections indicate that scenario increasing community development/ PMDH and implementation of a continuous TPTII can press shifting cultivation growing rate of deforestation & degradation in the year to 50, as compared to no guidance of other parties and TPTII activities. In term of Carbon Conservation that community love to plant attractively is rubber, meranti and tengkawang. Compensation value for carbon conservation feasible for the community of Rp. 380.000/month/family. To involve the community directly in conservation activities in the carbon framework of REDD, then suggested to the program within the community, increasing the number and skills of communities and local labor, desimination activities of TPTII to the community, and providing a compensation fund can be derived from the DR/Reforestation Fee or other source of funds.
Abstrak Pemanasan global yang kini menjadi isu dunia, nampaknya mulai dirasakan oleh sebagian dari masyarakat, dengan berubahnya suhu udara, naiknya jumlah volume hujan dan munculnya genangan (banjir) di beberapa daerah. Atas dasar itulah pemberdayaan masyarakat untuk ikut berkiprah, merupakan salah satu bentuk sumbangsih kiat-kiat kepedulian dalam kaitannya dengan upaya pengendaliannya. Bab I Pendahuluan Pemanasan global telah menjadi isu internasional sejak beberapa dekade yang lalu, walaupun mungkin sebenarnya masih terdapat ketidakpastian apakah benar akan terjadi pemanasan global. Sebagai akibat dari pemanasan global, memberikan dampak sangat besar baik terhadap iklim dunia, maupun kenaikan permukaan air laut. Dampak iklim global ini akan mengakibatkan perubahan tatanan hujan pada suatu wilayah; dimana sebagian wilayah hujannya akan bertambah dan di beberapa wilayah lainnya hujannya akan berkurang. Hal ini memberikan dampak turunan terhadap sistem pertanian dalam arti luas. Kenaikan permukaan laut akan menyebabkan terendamnya daerah pantai yang rendah, hal ini akan menimbulkan kesulitan terhadap negara-negara yang memiliki pulau-pulau kecil, seperti Maldives, Fiji dan Marshall; negara dengan delta yang luas (Mesir dan Banglades); serta negara yang memiliki daerah rawa pantai yang luas seperti Indonesia. Di Indonesia daerah rawa pantai seperti mangrove, tambak udang, daerah pasang surut dan kota-kota yang berdataran rendah seperti (Jakarta, Surabaya dan Banjarmasin), terancam akan terendam. Kerugian lain misalnya akan munculnya gelombang badai dan menyusupnya intrusi air laut. Mencermati atas uraian tersebut di atas, dalam kaitannya dengan upaya pengendalian terhadap pemanasan global, memberdayakan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam membangun kawasan hijau baik dalam bentuk hutan maupun hijauan lainnya, merupakan alternatif pendekatan yang dinilai efektif dan rasional.
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi …, 2006
Forest resource produce some benefits, both tangible and intangible. Currently, those benefits still under valued causing over exploitation of certain forest benefits. The over exploitation will always happen, as long as some stake holders are still not aware to the value of forest benefits comperehensively, especially for the intangible benefit and non marketable forest product. Hence we need to do the valuation of all the forest benefits in order to understand all the forest benefits deeply. Many techniques and methods of natural resources valuation has been developing. After we know about all the value of forest benefits, it could be usefull for the decision maker to make the recomendation regarding the alocation of rarely natural resources and to distribute natural resource benefits fairly, to achieve maximum welfare of the people.The objective of the paper is to explain the concept of total economic value and some methods used to value forest resource and environment benefits.
MARGARETA DOQ HURANG
Puji syukur kami haturkan kehadirat tuhan yang maha esa.yang telah melimpahkan rahmat sehingga penulis bisa menyelsaikan tugas UTS tentang"Rumah Sakit ".penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini.oleh karnai itu,penulis dengan rendah hati menerima saran dan keritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.penulis berharap semoga makalah yang penulis susun ini memberikan manfaat dan juga insiprasi untuk pembaca.
Seminar Nasional : Peran Pengelolaan DAS untuk Mendukung Ketahanan Air, 2016
ABSTRAK Pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) merupakan sebuah program yang diharapkan mampu menjadi wadah bagi masyarakat sekitar hutan untuk berpartisipasi dalam mengelola hutan. Pentingnya program ini di tengah-tengah masyarakat sekitar hutan adalah meminimalkan terjadinya konflik antar pengelola hutan dengan masyarakat sekitar hutan. Konflik dapat mengakibatkan rusaknya sumberdaya hutan, terganggunya fungsi hutan dalam konservasi tanah dan air, serta kesejahteraan masyarakat hutan. Pengamatan dilakukan di sejumlah desa hutan yang memiliki lembaga masyarakat desa di dalam kawasan hutan Perum Perhutani di p.Jawa, yaitu Pati, Kebonharjo, dan Kedu Selatan. Perolehan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan kegiatan wawancara, serta alat dan bahan pendukung. Pengamatan ini menggunakan metode survei terhadap sejumlah individu yang ditentukan, berdasarkan kelompok responden, terdiri dari (a) kelompok TPM (Tenaga Pendamping Masyarakat), (b) kelompok pengurus LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), (c) kelompok petani hutan, (d) kelompok tokoh masyarakat desa, (e) kelompok internal Perhutani (KPH, BKPH beserta jajarannya), dan (f) kelompok Pemerintah Daerah. Di samping itu dilakukan pengumpulan data sekunder untuk menguatkan data primer yang diperoleh, yaitu antara lain data potensi sumberdaya hutan, jumlah lembaga masyarakat, dan monografi desa. Dari program PHBM diketahui keberhasilan PHBM berkaitan erat dengan faktor-faktor penting, yaitu profil lembaga masyarakat desa hutan; persepsi
FATIMAH L13118158
L 131 18 158 PROGRAM STUDI S1 KEHUTANAN
Kemampuan masyarakat di dalam dan sekitar hutan dalam pengelolaan kawasan hutan beserta pemanfaatan ekonominya, menjadi kunci penting kesuksesan program perhutanan sosial. Karena itu, disamping memberikan akses kelola sumber daya hutan, pemerintah dan semua lembaga terkait perlu untuk menyiapkan keterampilan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan dalam pengelolaan sumber daya hutan.
Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 2021
Forest Management Unit (FMU)’s one of the site-level agencies that has information on forest biophysical condition and community socio-culture, so it has a significant role on Social Forestry (SF)’s success. The willingness and role of the FMU in the implementation of the SF program as an organization at the site level needs to be studied, especially from the perspective of the stakeholders involved in the SF. This study examines the role of FMUs to implement Social Forestry (SF) programs through the perspective of the parties involved in SF. This role is measured through the attitudes, orientation and actions shift of FMUs towards SF. The research hypothesis is that FMU’s roles through attitudes, orientations and actions influence the outcomes of social forestry. The study uses a quantitative approach involving 60 respondents with purpossive sampling, data processing and analysis using a scoring method to see the attitudes, orientations and actions shift and success of SF, and Pear...
Studi Lapangan BPSDM Kalimantan Timur, 2021
WACANA STIE - GANDHI Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis - ISSN : 1858 - 3253, 2006
IPS Report, 2023
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, 2023
THE 1ST ACADEMIC SYMPOSIUM OF INTEGRATING KNOWLEDGE, 2014
Jurnal Penelitian Politik, vol. 13, no. 2 (Desember ), 2016
Jurnal Sylva Scienteae
JURNAL PENGARUH SOSIAL BUDAYA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT DAN BERNEGARA, 2019
Proceeding Konferensi Nasional Ilmu Administrasi 2.0 (KNIA 2.0– 2018) STIA LAN Bandung, 2018
Linguistik Terapan dalam Berbagai Perspektif, 2020