Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
31 pages
1 file
Pneumonia merupakan bentuk infeksi saluran napas bawah akut tersering yang menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Penyakit ini dapat terjadi secara primer ataupun merupakan kelanjutan manifestasi infeksi saluran napas bawah lainnya misalnya sebagai perluasan bronkiektasis yang terinfeksi. Bronkopneumonia sebagai penyakit yang menimbulkan gangguan pada sistem pernafasan, merupakan salah satu bentuk pneumonia yang terjadi akibat peradangan pada paru dimana proses peradangannya menyebar membentuk bercak-bercak infiltrat di alveoli dan melibatkan bronkiolus terminal
Sistem Surveilans Epidemiologi mempunyai peran yang sangat penting se bagai intelijen penyakit dan mempunyai tujuan menyediakan data dan informasi e pidemiologi untuk manajemen kesehatan, mendukung pengambilan keputusan da n penyusunan perencanaan,monitoring dan evaluasi, serta sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB). Dalam konteks desentralisasi, daerah dituntut untuk dapat mandiri dan mampu melaksanakan surveilansepidemiologi secara profesional. Dasar hokum terbaru berkaitan dengan kegiatan surveilans epidemiologi yaitu, UU No.36/2009 tentang Kesehatan pada Bab 10 tentang penyakit menular dan tidak menular Pasal 154ayat 1 yang berbunyi "pemerintah secara berkala menetapkan dan mengumumkan jenis dan persebaran penyakit yang berpotensi menular dan/atau menyebar dalam waktu yang singkat,serta menyebutkan daerah yang dapat menjadi sumber penularan". Pasal 156 ayat 1 yang berbunyi "dalam melaksanakan upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakitmenular sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1), Pemerintah dapat menyatakan wilayahdalam keadaan wabah, letusan, atau kejadian luar biasa (KLB)". Pasal 156 ayat 2 berbunyi"penentuan wilayah dalam keadaan wabah, letusan, atau kejadian luar biasa (KLB) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang diakuikeakuratannya".
Ni Made Darma Patni Sri Rejeki Divisi Ginjal-Hipertensi/Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar PENDAHULUAN Sindrom Nefritik Akut (SNA) merupakan kumpulan gambaran klinis berupa oliguria, edema, hipertensi yang disertai adanya kelainan urinalisis (proteinuri kurang dari 2 gram/hari dan hematuri serta silinder eritrosit). 1-3 Etiologi SNA sangat banyak, diantaranya kelainan glomerulopati primer (idiopati), glomerulopati pasca infeksi, SLE, vaskulitis dan nefritis herediter (sindroma Alport). 3 SNA merupakan salah satu manifestasi klinis Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus (GNAPS), dimana terjadi suatu proses inflamasi pada tubulus dan glomerulus ginjal yang terjadi setelah adanya suatu infeksi streptokokus pada seseorang. GNAPS berkembang setelah strain streptokokus tertentu yaitu streptokokus ß hemolitikus group A tersering tipe 12 menginfeksi kulit atau saluran nafas. Terjadi periode laten berkisar antara 1-2 minggu untuk infeksi saluran nafas dan 1-3 minggu untuk infeksi kulit. 4-6 Mekanisme yang terjadi pada GNAPS adalah suatu proses kompleks imun dimana antibodi dari tubuh akan bereaksi dengan antigen yang beredar dalam darah dan komplemen untuk membentuk suatu kompleks imun. Kompleks imun yang beredar dalam darah dalam jumlah yang banyak dan waktu yang singkat melekat pada kapiler-kapiler glomerulus dan terjadi perusakan mekanis melalui aktivasi sistem komplemen, reaksi peradangan dan mikrokoagulasi. 5-7 GNAPS tercatat sebagai penyebab penting terjadinya gagal ginjal, yaitu terhitung 10-15% dari kasus gagal ginjal di Amerika Serikat. GNAPS dapat muncul secara sporadik maupun epidemik terutama menyerang anak-anak atau dewasa muda pada usia sekitar 4-12 tahun dengan puncak usia 5-6 tahun. Lebih sering pada laki-laki daripada wanita dengan rasio 1,7-2 : 1. Tidak ada predileksi khusus pada ras ataupun golongan tertentu. 4-5 GNAPS merupakan penyakit ginjal supuratif tersering dengan manifestasi klinis berupa penyakit yang ringan hingga asimtomatis, hanya sedikit sekali dengan manifestasi klinis yang berat, dengan rasio 3 : 1. Mengingat insiden GNAPS dengan manifestasi klinis yang jelas jarang ditemukan, maka diagnosis dan terapi merupakan masalah penting untuk dibahas. 4
Katarak merupakan salah satu penyakit mata yang paling sering terjadi.
oleh BERLIAN MIZA 1407101030057 Pembimbing dr. Darnifayanti, M.Ked (Ped), Sp.A BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BPK RUMAH SAKIT dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH 2015 ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menciptakan manusia dengan akal dan budi dan berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW, atas semangat perjuangan dan panutan bagi umatnya. Adapun tugas laporan kasus ini berjudul "Kejang Demam". Diajukan Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada dr. Darnifayanti, M.Ked (Ped), Sp.A yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan tugas ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dengan jalan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang dimiliki, namun disisi lain, pembangunan ini juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan yang berakibat terjadinya perubahan lingkungan biofisika, lingkungan social ekonomi dan lingkungan budaya. Sampah menjadi persoalan Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia terutama di daerah-daerah yang padat penduduknya, karena belum ada sistem pengolahan sampah yang lebih baik. Upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Khususnya kota Depok dalam pengelolaan sampah dengan cara konvensional khususnya pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Harum Mewangi. Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah juga merupakan salah satu program nasional di daerah, yang berkaitan dengan penyediaan tempat penampungan akhir sampah. Pengelolaan kebersihan di Kota Depok khusunya di Kecamatan Pancoran Mas telah ditangani secara serius dan nyata melalui program-program yang dibiayai oleh APBD Kota Depok. Pengelolaan sampah di Kecamatan Pancoran Mas dimulai dari tingkat yang paling mendasar adalah dengan membersihkan sampah-sampah dari pusat produksi sampah yang diakibatkan oleh kegiatan manusia, seperti tempat permukiman, toko, pasar, tempat perdagangan dan perkantoran, dan tempat kegiatan social (masjid, gereja, rumahsakit, dan terminal). Kegiatan tersebut berupa pengumpulan pertama (primer) yaitu pengumpulan sampah dari proses produksi ke Lokasi Pembuangan Sementara (LPS), yang pelaksanaannya ditangai secara gotong-royong oleh warga masyarakat melalui RT/RW dan kelurahan. Sedangkan pengumpulan tahap kedua (sekunder) dari tempat pembuangan sampah sementara ke tempat pembuangan akhir pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok. BAB II RUANG LINGKUP STUDI 2.1 Lingkup Rencana Kegiatan 2.1.1 Gambaran Lokasi Kegiatan Secara geografis, Kota Depok berada pada posisi 06 0 19' -06 0 28' Lintang Selatan dan 106 0 43' BT-106 0 55' Bujur Timur, dengan ketinggian 19 m di atas permukaan laut dan luas wilayah 20000 ha. Kota Depok terbagi menjadi 6 wilayah kecamatan yang masing-masing terdiri dari beberapa kelurahan. Kecamatan Pancoran Mas yang menjadi lokasi rencana proyek meliputi delapan kelurahan yaitu: Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Lokasi TPA Harum Mewangi sendiri dibatasi tiga kelurahan yaitu Kelurahan Depok, Kelurahan Pancoran Mas dan Kelurahan Depok Jaya. Luas lahan TPA Harum Mewangi seluruhnya adalah 108 ha yang terdiri dari lima wilayah. Luas efektif TPA yaitu luas yang digunakan untuk menimbun sampah adalah 80% dari seluruh luas lahan, 20% digunkaan untuk prasarana TPA seperti pintu masuk, jalan, kantor dan instalasi pengolahan lindi. Gambar 1. Peta Kota Depok
DOSEN PENGAMPU : WIRMIE EKA PUTRA, SE. Ak,M.Si.,CA DISUSUN OLEH : DEVI ASISKA (C1C018209) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2020 KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Akuntansi Keperilakuan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa'atnya kita nantikan kelak. Penulisan makalah berjudul "Aspek Keperilakuan pada Persyaratan Pelaporan" dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi pihak yang tertarik. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca laporan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf. Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah yang kami kerjakan ini dapat bermanfaat. Jambi, 13 Desember 2020 Penyusun
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.