Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Masa Pergerakan Nasional ditandai dengan munculnya organisasi-organisasi modern antara lain Budi Utomo (BU), Sarekat Islam (SI), dan Indische Partij (IP) dalam memperjuangkan perbaikan nasib bangsa.
2018
Sejak menemukan bentuk ketatanegaraan yang pasca Orde Baru 1 , Bangsa Indonesia tampaknya mulai menyadari; demokrasi menjadi pilihan cara untuk merangkul kemajemukan ). Di tahun-tahun Orde Baru, "tafsir tunggal" diberlakukan pada segala hal, termasuk Pancasila. Sebagai dasar negara, sejarah mencatat, bahwa Pancasila pernah dimunculkan pada sebuah konteks negatif dalam kehidupan bersama. Selama kurang lebih 32 tahun, Orde Baru bergerak dengan tafsir Pancasilanya sendiri. Mereka berhasil membuat Pancasila yang disulam penuh dedikasi kemanusiaan, menjadi begitu menakutkan. Tahun 1998, Orde Baru berakhir. Reformasi 2 sebagai sebuah era baru, terlihat dengan citra yang terbuka. Studi-studi pembangunanpun-yang sebelumnya hanya tersentralisasi di pusat-kini telah bergeser cukup jauh (Haryanto, 2017). Fase itu ditandai dengan perubahan corak pemerintah yang semula otoritarian menjadi lebih 1 Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Lahirnya Orde Baru diawali dengan sahnya Surat Perintah 11 Maret (SUPERSEMAR) pada tahun 1966. Orde Baru berlangsung selama 32 tahun, dari tahun 1966 hingga 1998. 2 Era Pasca Soeharto atau Orde Reformasi di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998 sampai dengan saat ini. Era ini dimulai tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie.
Resensi Buku Sejarah Pergerakan Nasional, 2022
Dari buku yang saya baca berjudul Sejarah Pergerakan Nasional yang ditulis oleh Ahmadin memuat isi pengertian apa itu arti dari Sejarah Pergerakan Nasional yang terjadi di Indonesia yang terjadi pada kurun waktu 1908 sampai 1945. Lalu mengapa 1908 dijadikan sebagai tahun awal ?, alasannya yaitu karena pada masa ini perjuangan yang dilakukan rakyat termasuk dalam kategori bervisi nasional. Yang berarti pergerakan yang dilakukan untuk menentang kaum penjajah sebelum tahun ini, masih bersifat kedaerahan atau sebatas masing-masing memperjuangkan kelompoknya masing-masing. Timbulnya kesadaran baru dengan cita-cita nasional disertai lahirnya organisasi modern sejak 1908, menandai lahirnya satu kebangkitan dengan semangat yang berbeda. Dengan demikian, masa awal perjuangan bangsa periode ini dikenal pula dengan sebutan kebangkitan nasional. Istilah pergerakan nasional lainnya juga digunakan untuk melukiskan proses perjuangan bangsa Indonesia dalam fase mempertahankan kemerdekaan.Dalam upaya untuk membendung hasrat kaum kolonial yang ingin menanamkan kembali kekuasaannya di Indonesia.Istilah yang dipakai dalam pergerakan identik dengan istilah movement dalam bahasa Inggris. Alasan mengapa disebut pergerakan nasional, karena orientasi perjuangan yang dilakukan melalui wadah organisasi modern menyangkut arah perbaikan hajat hidup bangsa Indonesia. Artinya, pergerakan tersebut merupakan refleksi rasa ketidakpuasan dan ketidaksetujuan terhadap keadaan masyarakat yang sangat memperihatinkan ketika itu. Mencapai kemerdekaan bersama sebagai bangsa, merupakan cita-cita nasional dan usaha terorganisir ini adalah sebuah pergerakan nasional. Untuk memaknai lebih lanjut, menarik dikemukakan pandangan Henry A. Lansberger dan Yu.G. Alexandrov tentang empat dimensi penting dari sebuah gerakan, yakni: tingkat adanya kesadaran bersama tentang nasib yang dialami, tingkat di mana aksi itu bersifat kolektif, baik dalam lingkup orang yang terlibat maupun tingkat koordinasi dan organisasi aksi, lingkup di mana aksi itu bersifat instrumental yang dirancang untuk mencapai sasaran di luar aksi itu sendiri, dan tingkat di mana reaksi itu didasarkan secara ekslusif atas kerendahan status sosial, ekonomi, dan politik. Untuk menunjukkan sifat yang lebih aktif dan penuh menanggung risiko dalam perjuangan, maka banyak para pelaku sejarah menggunakan perkataan «pergerakan nasional» daripada «kebangkitan nasional». Walaupun sebenarnya hal itu sama tujuannya. Bahkan apabila ditinjau dari awal perjuangan untuk mencapai cita-cita nasional, organisasi pergerakan nasional pada waktu itu menggunakan istilah «insulinde»
De Cive Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 2022
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Nilai-nilai Pancasila mencakup lima hal sesuai kelima sila Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk menjaga nilai-nilai Pancasila di era Pandemi Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penanaman nilai-nilai Pancasila di era pandemi Covid-19. Lokus penelitian ada desa Sukarame, Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif. Instrumen perolehan data didapatkan dan dikumpulkan melalui analisa dan proses pengamatan langsung di lapangan. Sumber data diperoleh dari artikel jurnal kewarganegaraan, wawancara kepada beberapa warga, dan berita di media elektronik. Hasil penelitian bahwa penanaman nilai-nilai Pancasila dapat mengurangi terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan masyarakat atas kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Penanaman Pancasila yang baik memberikan pemahaman nilai Pancasila yang lebih kokoh di tengah kehidupan warga negara Indonesia di era Pandemi Covid-19. Kesadaran warga negara untuk taat pada kebijakan pemerintah dengan selalu menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-harinya.
Frezy Paputungan,, 2023
Munculnya permasalahan yang mendera Indonesia, memperlihatkan telah tergesernya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, perlu diungkap berbagai permasalahan di negeri tercinta ini yang menunjukkan pentingnya mata kuliah pendidikan Pancasila.
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter
Abstrak: Telah diakui diberbagai dunia Indoensia berlandasan Pancasila, di era milenial ini jiwa nasionalisme mengalami kemunduran dibarengi dengan pertumbuhan yang pesat akan teknologi, era milenial dapat dikatakan juga sebagai generasi milenial merupakan seseorang yang lahir pada antara tahun 1983 sampai 2000, era milenial yaitu generasi yang memiliki kemapuan untuk menjadi orang yang aktif, kreatif, serta inovatif. Generasi melenial juga merupakan generasi Zaman Now dimana generasi ini diharapkan mampu memainkan peran untuk menjadi agen perubahan nilai- nilai Pancasila juga sedikit demi sedikit megalami kelunturan namun untuk mengembalikan hal tesebut dan meningkatkan jiwa nasionalisme yang berada ditengah kemunduran, maka nilai-nilai Pancasila perlu dikuatkan dengan cara mengimplentasikannnya dengan baik di kehidupan sehari hari maka dengan itu jiwa nasionalisme akan meningkat,. Upaya paling efektif dimulai dari dalam diri masing-masing yang sadar bahwa generasi milenial merupak...
Jurnal Online Studi Al-Qur an, 2019
This paper purpose to discuss matters of state defense, methods and techniques of presentation in the book of Islamic Higher Education level. The values of state defense include proud of the homeland, the awareness of the nation and the state, convinced that Pancasila as the state ideology, the willingness to sacrifice for the nation and state and have basic ability to defend the country. This research approach uses an analytical approach to analyze the value of state defense in the book of Islamic Education published by the Ministry of Education and Culture, Erlangga, and Yudhishthira. This research produces some important things about the values of state defense which is presented in the book of Islamic Education and its presentation technique. Keywords: Values, State Defense, High School PAI Book Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membahas nilai-nilai bela negara, metode dan teknik penyajiannya dalam buku Pendidikan Agama Islam tingkat SMA. Nilai-nilai bela negara meliputi ...
2016
Indonesia tidak diperoleh sebagai hadiah atau pemberian dari negara penjajah, tetapi melalui perjuangan yang melibatkan segenap komponen bangsa. Dalam sejarah dunia, Indonesia merupakan satu dari lima negara di dunia yang memperoleh kemerdekaan melalui perjuangan bersenjata. Bangsa Indonesia berhasil merebut kemerdekaan dari tangan pemerintah colonial karena memiliki tekad, kegigihan, komitmen, integritas, dan pengorbanan yang besar dari seluruh rakyat Indonesia. Dua hal yang sering didengungkan oleh para pendiri bangsa dalam mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana yang dituangkan dalam pembukaan UUD 1945, yaitu nation building, dan character building sudah jarang terdengar gemanya dalam pembangunan saat ini. Untuk itu dibutuhkan pembangunan bangsa dan pembentukan karakter sebagai gagasan besar yang telah dicetuskan oleh para pendiri bangsa. Melalui pembangunan bangsa dan pembangunan karakter, para pendiri bangsa memiliki pemahaman, pandangan, dan gerak langkah yang sama untuk membangun bangsa Indonesia guna mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia berdasarkan azas keadilan. Selama beberapa dekade, pembangunan bangsa lebih dititikberatkan pada keberhasilan pembangunan fisik. Di satu sisi, diakui bahwa pembangunan tersebut telah menunjukkan kemajuan dalam berbagai bidang, terutama ekonom dan politik. Tetapi di sisi lain, saat ini masih terdapat masalah yang menuntut perhatian serius, terutama ketimpangan dan
2016
Penelitian ini menggunakan pedekatan deskriptif kualitatif dengan bentuk studi kasus dari berita mas media baik media cetak maupun elektronik. Serta kepustakaan, Tahapan penelitian awal pembuatan desain,pengumpulan data/informasi analisis data dan pelaporan. Pembudayaan nilai dasar Pancasila sebagai ideologi nasional adalah bersifat imperatif. Dengan demikian semua komponen bangsa, lebih-lebih para pemegang jabatan pemerintahan negara baik di pusat maupun di daerah, lembaga negara dan Kepemimpinan negara berkewajiban menjalankan amanat di maksud. Demi pertahanan negara ,untuk tegaknya sistem kenegaraan Pancasila, Pemerintah berkewajiban memndidikkan dan membudayakan nilai-nilai dasar negara (ideologi nasional) bagi generasi penerus untuk mempertahankan integritas NKRI. Pemikiran untuk pelakasanaan pembudayaan nilai-nilai dasar negara, seyogyanya dikembangkan secara melembaga,konsepsional dan fungsional oleh negara dengan mendaya gunakan semua kelembagaan dan komponen bangsa.
2019
Having a Nationalism Value is a part of daily life the citizen. In other words, it is an unconditional value. At the same time, the issue of racial disunity has been grown lately. This issue is related to religion. Most compelling evidence, high school student's Nationalism Value moreover theirs who follow spiritual organization has been descending due to the incorporation between religion and nationality. The scope of this field research is within SMA Negeri 1 Purworejo. Qualitative analysis method supported by descriptive statistical data is being used in this study. As a result, this research found that Nationalism Value can be instilled through classroom learning, recitation and activities in the spiritual program. The value of Unity and Patriotism, which constitutes for Nationalism Value, is invested through verbal and non verbal communication. For this reason, Islamic religion teacher is the most crucial agent in instilling Nationalism Values to spiritual activists. In the event that 57% of students have a high Unity Value and 68% of students have high Patriotism Value, henceforth the Nationalism's Value of spiritual activists tends to be high. Abstrak Nilai Nasionalisme Kebangsaan merupakan bagian dari kehidupan seorang warga negara. Namun akhir-akhir ini marak isu yang berkaitan dengan perpecahan Bangsa. Isu tersebut berkaitan dengan agama. Salah satu isu agama dan kebangsaan adalah semakin terkikisnya Nilai Nasionalisme Kebangsaan dikalangan remaja SMA terutama yang mengikuti organisasi rohis. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Purworejo. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif yang didukung dengan data statistik deskriptif. Penelitian ini menemukan bahwa Nilai Nasionalisme Kebangsaan dapat ditanamkan melalui pembelajaran di kelas, pengajian dan kegiatan dalam program rohis. Nilai Kebangsaan yang tediri dari Nilai Persatuan dan Kesatuan serta Nilai Cinta Tanah Air ditanamkan melalui komunikasi verbal maupun non verbal. Agen yang paling berperan dalam menanamkan Nilai Nasionalisme Kebangsaan kepada aktivis rohis adalah Guru PAI. Nilai Nasionalisme Kebangsaan yang dimiliki aktivis rohis cenderung tinggi. Hal itu dibuktikan
Jurnal Iman dan Spiritualitas, 2021
This book is part of Yudi Latif's anxiety as a child of the nation to respond to the problems of the nation and state today. In addition to presenting a description of the Pancasila philosophy as the focus, this book also aims to formulate state problems through studying the fundamental and essential perspective of the Unitary State of the Republic of Indonesia, namely Pancasila. In this book, it is as if Yudi wants a precise formulation for the decline of the nation's character because for him this decline has become cancer, not the flu anymore. Therefore, through Pancasila as an idea and a practice, Yudi wants to find and at the same time seek answers to why the problems of Indonesia as a country and a nation are still recurring. Yudi wants this nation to have a new political vision, a vision that is a solution to the crisis of morality and ethos that has hit the nation. For Yudi, Pancasila is a "dead monument", but has a dynamic and representative meaning following the changing times.
2013
Perkenankan saya membawakan orasi ilmiah dengan judul Aktualisasi Nilai-nilai Sejarah Kebangkitan Nasional, semoga dapat menjadi bekal bagi setiap wisudawan dalam mengabdikan dirinya kepada masyarakat, Nusa, dan Ban gsa. Lahirnya Kebangkitan Nasional Ernest Renan 1 mengatakan bahwa suatu bangsa a tau nation lahir karena ada kehendak dari masyarakat yang hidup di dalamnya untuk hidup bersama. Kehendak untuk hidup bersama ini timbul dari nasib sejarah yang sama. Itu yang dirasakan oleh bangsa Indonesia, khususnya kaum terdidik yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta (Batavia waktu itu), Surabaya, Bandung, Semarang pada awal abad ke 20. Mereka datang dari berbagai wilayah di Nusantara dengan berbagai Jatar belakang etnis seperti Aceh, Melayu, Batak, Minang, Minahasa, Jawa, Sunda, Ambon untuk mengikuti pendidikan di Jakarta. Dalam suasana belajar, mereka dikenalkan kemajemukan budaya yang terpancar dari berpakaian, berbahasa, berbicara, dan bergaul. 2 Dalam kemajemukan budaya yang dirasakan, mereka hidup bersama dalam satu asrama, satu tempat kos, atau satu tempat diskusi, yang kemudian terbentuk 1 Seorang sejarawan, filsuf, dan sastrawan Prancis yang hidup antara 1823-1892. 2 Dalam pergaulan sehari-hari di asrama, mereka menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pergaulan sehari-hari, tetapi kalau berbicara dengan ternan sedaerah, mereka menggunakan bahasa daerah.
Riwayat pergerakan nasional Indonesia pada dua dekade awal abad ke-20 layak untuk ditinjau ulang setelah karya-karya klasik dekade 70an dan awal 1990an membentuk ortodoksi mapan dalam penulisan sejarah tersebut.
DedikasiMU(Journal of Community Service), 2021
Mengenal Pancasila sejak dini sangat penting untuk dilakukan agar rasa cinta akan tanah air dapat ditanamkan sedari dini, yakni dari pendidikan sekolah dasar. Mahasiswa KKN Tematik Universitas Muhammadiyah Gresik melakukan kegiatan Sosialisasi Pentingnya Pancasila dalam Kehidupan Sehari–hari, Sosialisasi ini dilaksanakan karena di latar belakangi oleh banyaknya siswa yang belum mengerti tentang pentingnya mempelajari Pancasila. Kegiatan ini bertempat di MI Ma’arif Sidomukti, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Kegiatan sosialisasi ini tujuannya agar siswa di MI Ma’arif Sidomukti dapat menerapkan dan menanamkan nilai – Pancasila dalam kehidupan sehari – hari mengingat Pancasila adalah Dasar Negara Indonesia. Negara Indonesia sendiri merupakan Negara yang bersifat multikultural, hal ini terbukti dengan banyaknya ragam suku, ras, agama, serta aneka budaya yang ada di dalamnya. Banyaknya ragam budaya ini tercermin dalam semboyan Pancasila yakni Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda...
Jurnal Pendidikan Sosial Keberagaman, 2018
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pandangan masyarakat terhadap Merariq di Desa Ubung Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah? (2) Bagaimana pelaksanaan Merariq pada masyarakat sasak di Desa Ubung Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah? (3) Apa saja nilai- nilai Pancasila dalam Merariq pada masyarakat sasak di Desa Ubung Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah?. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Subyek dan informan ditentukan dengan menggunakan Snowball Sampling. Beberapa hal yang menjadi temuan dalam penelitian ini yaitu : (1) Merariq adalah keseluruhan proses pelaksanaan pernikahan adat masyarakat sasak. Merariq hanya berlaku di tanah sasak. (2) Tahapan pelaksanaan merariq yaitu mbait/ melaiang, merangkat, mesejati, selabar, bait wali dan akad nikah, bait janji, begawe, sorong serah aji krame, nyongkolan, dan bales naen. (3) Nilai- nilai Pancasila yang terkandung dalam m...
Maulidya Yunita Putri, 2021
Pancasila dalam perjalanan bangsa Indonesia bukan sesuatu yang baru, melainkan sudah lama dikenal sebagai bagian dalam nilai-nilai budaya kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara berfungsi sebagai pokok pangkal bagi warga negara Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun Arus globalisasi adalah arus yang tidak bisa dihentikan oleh negara mana pun, tidak terkecuali dengan Indonesia. Kondisi tersebut tentu akan berdampak pada nilai- nilai bangsa. Peneliti menggunakan metode kualititatif. Adapun cara menggugah implementasi Pancasila di era global adalah dengan menerapkan pendidikan kewarganegaraan dan Pancasila di setiap lini pendidikan, melaksanakan hari besar dan memberikan nilai - nilai Pancasila pada masyarakat, melakukan pertunjukan seni berkarakter nasionalis dan pentingnya peran orang tua dan masyarakat sangat besar. Dengan cara tersebut masyarakat diharapkan menyerap setiap nilai Pancasila dan mampu mengamalkan nilai - nilai tersebut di keseharian masyarakat. Kata kunci : Nilai-Nilai Pancasila, Globalisasi
Seminar Nasional STABN Sriwijaya, 2017
Nilai-nilai luhur Pancasila yang terdapat pada ideologi bangsa Indonesia pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serrta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komprehensif,karena ciri khas Pancasila itu memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia. Kesadaran bangsa untuk mempertahankan dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa yang disebut semangat kebangsaan atau dikenal dengan nasionalisme, sangat ampuh untuk menangkal paham atau aliran yang ekstrem dalam politik, yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Kesaktian Pancasila telah terbukti tidak saja pada peristiwa G30S/PKI tahun 1965 sebelumnya pula pemberontakan PKI pada tahun 1948, yang ingin merubah dasar negara kesatuan Republik Indonesia. Perjalanan sejarah ketatanegaraan RI juga digunjang dengan paham radikalisme dan bentuk-bentuk teror yang terjadi di beberapa tempat dan beberapa waktu yang lalu. Untuk mengatasi hal tersebut, pimpinan Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia diundang di Bali pada 25-26 September dalam aksi kebangsaan Perguruan Tinggi mengikrarkan diri bersama-sama melakukan penguatan semangat kebangsaan agarseluruh kampus yang memiliki potensi generasi muda memperkuat nilai-nilai luhur Pancasila untuk menangkal gerakan radikalisme. Titik rawan penularan virus radikalisme ada di kelompok urban terdidik atau ruang publik sekuler, seperti kampus, sekitar sembilan persen penduduk atau sekitar 22 juta penduduk Indonesia terkena infiltrasi paham radikal. Tujuan kerjasama dengan kementerian agar para rektor itu tak acuh dengan dinamika kampus, karena generasi muda bangsa, yakni pemuda, mahasiswa sebagai ujung tombak yang potensial sebagai calon-calon pemimpin masa depan, dan memiliki semangat yang tinggi jumlah pemuda yang cerdas dan berkemampuan intelektual besar akan dapat memecahkan segala persoalan bangsa yang akan dihadapi. Kata kunci: Nasionalisme, Nilai-Nilai Luhur Pancasila, dan Radikalisme.
Tentu saja semua masyarakat bangsa ini tidak mau dikatakan sebagai orang yang "munafik", yaitu orang yang mengingkari nilai-nilai yang pernah dicita-citakan, dirumuskan, dan ditegakkan para pendahulu. Dalam hal ini, memperoleh kemerdekaan dan menegakkan harga diri bangsa adalah cita-cita yang pernah diperjuangkan oleh para pendiri bangsa ini. Namun, apa yang terjadi tampaknya cita-cita yang telah terwujud itu sekarang telah diingkari. Sebagian di antara kita telah menjadi orang yang "munafik", sehingga harga diri kita sebagai suatu bangsa seakan-akan telah hilang dan bahkan senang menjadi bangsa yang "didhalimi dan dijajah". Dalam rangka mengkritisi perilaku yang selama ini tampak melenceng, artikel ini akan mengajak semua komponen untuk menengok kembali sejarah, sehingga dapat dilihat ternyata betapa luhurnya perjuangan para pendiri bangsa ini karena mereka telah menegakkan nilai-nilai yang luhur yang tampak tercermin dalam Pancasila. Demikian pula, dengan melihat sejarah akan kelihatan betulkan jiwa nasionalisme sudah tertanam dalam pribadi sebagai bangsa Indonesia, atau ternyata kita hanyalah menjadi orang yang munafik.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.