Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Analisa Faktor Penentu Lokasi Retail Minimarket Superindo Jln. Arief Rahman Hakim
Pola persebaran minimarket pada kota-kota kecil mempunyai pola tersendiri dan untuk mengamati pola tersebut diperlukan eksplorasi teori lokasi yang dalam hal ini adalah teori lokasi central place (Christaller,1993). Dengan mengacu kota Bandung sebagai kota besar, maka didapatkan 3 kota kecil disekitarnya yang memiliki fungsi perkotaan dan karakteristik yang berbeda Soreang (kawasan pemerintahan), Lembang (kawasan pariwisata) dan Tanjung Sari-Jatinangor (kawasan pendidikan dan perdagangan) yang diharapkan dapat mewakili pola persebaran ritel modern skala kecil pada kota-kota kecil di Indonesia.
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di era reformasi saat ini di segala bidang, termasuk dalam bidang pemerintahan mendorong pemerintah untuk mempunyai kinerja yang lebih efektif dan efisien dari tahun-tahun sebelumnya. Tuntutan masyarakat yang tinggi terhadap terwujudnya pemerataan pembangunan memaksa pemerintah merubah tatanan lembaga publik di Indonesia. Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah mengeluarkan UU No. 22 tahun 1999 yang kemudian berubah menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No 25 tahun 1999 yang kemudian berubah menjadi UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Undang-undang ini memberikan peluang bagi daerah untuk menggali potensi lokal dan meningkatkan kinerja keuangannya dalam rangka mewujudkan kemandirian daerah.
Penentuan lokasi outlet dimulai dari pencarian lahan kandidat lokasi sampai pada akuisisi lahan seringkali memerlukan waktu yang melebihi target. Hal ini disebabkan oleh prioritas yang beragam dan persepsi yang berbeda-beda dari pihak-pihak yang berwenang menentukan kebijakan dalam menentukan lokasi outlet. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan dengan cepat serta mensimulasikan berbagai prioritas dan persepsi yang beragam dari pihak-pihak penentu kebijakan di perusahaan. Dalam tulisan ini penulis menawarkan solusi menggunakan Sistem Informasi Geografis dan metode Simple Additive Weighting sebagai suatu sistem pendukung keputusan pada perusahaan Kalla Automotive. Dari hasil simulasi sistem diperoleh alternatif solusi untuk lokasi outlet di kota Bau Bau adalah di kecamatan Wolio dengan nilai alternatif 0,961923. Pendahuluan Saat ini Kalla Automotive telah memiliki 22 jaringan outlet yang tersebar di empat provinsi. Provinsi tersebut adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Diantara beberapa jaringan outlet Kalla Toyota yang telah dibangun ternyata ditemukan beberapa masalah dalam pembangunan dan pemilihan lokasi outletnya. Seperti pada outlet Toyota Kalla Maros yang peletakan outletnya tepat berada di sisi Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga mengakibatkan AMDAL bermasalah, protes dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan terjadinya longsor yang akan berakibat buruk pada kondisi fisik bangunan. Hampir serupa dengan outlet Toyota Kalla Maros, pada outlet Toyota Kalla Palu ternyata peletakan lokasinya berada di area tanah runtuh dan rawan gempa bumi sehingga mempercepat kerusakan fisik bangunan. Pada Toyota Kalla Poso peletakan outletnya ternyata berada di daerah tepi kota sehingga mengakibatkan outlet menjadi sepi (walk in rendah). Pada Toyota Kalla Serui peletakannya berada di tanah yang sempit dan bukan merupakan tepi jalan besar sehingga flow terganggu dan stall parkir menjadi sulit. Pada Toyota Kalla Cokro lokasinya berada di area pasar yang padat dan sering terjadi kebakaran. Pada Toyota Kalla Hertasning, belum terdapat transportasi umum sehingga menyulitkan akses bagi karyawan maupun calon pembeli. Outlet-outlet yang bermasalah ini akan direlokasi ke tempat yang baru. Selain relokasi outlet, Kalla Outomotive juga melakukan pengembangan dengan menambah jumlah outlet-outlet baru. Yang menjadi permasalahan dalam pembangunan outlet baru ini adalah proses pencarian lahan sampai proses akuisisi seringkali memerlukan waktu yang jauh melebihi target waktu pencarian yang telah ditentukan. Lamanya proses ini disebabkan oleh prioritas yang beragam dan persepsi yang berbeda-beda dari pihak-pihak yang berwenang menentukan kebijakan (Tim Kalla Automotive, 2015). Berkaitan dengan sistem pendukung keputusan ini, telah terdapat beberapa penelitian yang membahas pengunaan metode-metode pendukung keputusan multi-kriteria menggunakan Simple Additive Weighting (SAW), Weighted Product (WP), Analytic Hierarchy Process (AHP) (Kittur, 2015).
2019
Pengertian teori lokasi ini adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial (Tarigan, 2006: 77).
NAMA : AMAT SANTOSO NIM : H1F113073 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2016 Kata Pengantar Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Analisa Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Pabrik Koper". Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Makalah ini membahas mengenai tinjauan kritis terhadap makalah yang berjudul "Analisis Posisi Pusat Kota Kendari Berdasarkan Aspek Aksesibilitas Wilayah"
Makalah ini membahas critical review jurnal "A Fuzzy Multi-Criteria Decision Model for International Tourist Hotels Location Selection".
Journal Review: Spatial Configuration of the Urban Cores in Central India, Peiya Choudhary
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME sehingga DIKTAT MATA KULIAH ANALISA LOKASI DAN KERUANGAN (RP-09-1209) dapat terselesaikan dengan baik. Diktat ini diharapkan dapat menjadi panduan mengajar yang lengkap tidak hanya bagi pengajar namun juga berguna bagi mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan. Sehingga diharapkan terdapat penyempurnaan atau pemutakhiran bahan mengajar baik melalui literatur maupun masukan dalam proses diskusi belajar-mengajar. Di dalam penyusunan diktat ini banyak pihak yang telah memberi kepercayaan dan membantu di dalam pelaksanaanya, untuk itu kami mengucapkan terima kasih. Penyusun, BAB Kompetensi Sub bab komponen kegiatan wilayah dan kota interaksi keruangan 3. Analisis sistem pusat permukiman dan komposisi keruangan 4. Aplikasi SIG untuk Analisis interaksi keruangan 4 BAB 1. TEORI LOKASI DAN KEDUDUKANNYA DALAM PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 1.1. Pengantar Teori Lokasi Pengertian lokasi lokasi diartikan sebagai tempat, posisi, site, tapak, ruang lokasi absolut: posisi yg dikaitkan dengan sistem grid konvensional, contoh: Washington D.C. posisinya 38°50' LU dan 77°00' BB lokasi relatif: posisi yg dikaitan dengan lokasi lainnya, contoh: malang terletak 90 km di sebelah Selatan Surabaya lokasi dapat dinyatakan dalam bentuk node (simpul), network (jejaring), area KONTEKS LOKASI RELATIF social space: jumlah kontak sosial yg terjadi dalam waktu tertentu (jumlah kontak per minggu) cost space: biaya yg dikeluarkan untuk interaksi antar simpul (rupiah) time space: waktu yg dibutuhkan untuk interaksi antar simpul (jam, menit) absolute space: jarak fisik antar dua simpul (kilometer) 1.2. Persoalan Lokasional dan Spasial Distribusi spasial: karakteristik ruang/lokasi frekuensi kegiatan (harian, mingguan, bulanan) pola lokasional (terpusat, tersebar) keterkaitan antar kegiatan Struktur spasial dan proses spasial menentukan distribusi spasial struktur spasial bersifat static phenomena proses spasial bersifat dynamic phenomena struktur spasial dan proses spasial merupakan circularly causal (hubungan sebab akibat) Sifat Distribusi Discrete distribution terdiri dari kumpulan kejadian yang berbeda rumah, pabrik, pompa bensin ketika dinyatakan secara terpisah dalam suatu area Continuous distribution bila ada kejadian yang terkait Von Thunen Land Rent Urban bid-rent Curve (distance decay function) Aplikasinya pada land use Digunakan untuk melihat sejauh mana alokasi geografis suatu kegiatan di suatu wilayah.
Modernisasi telah membawa perubahan terhadap kebiasaan kita dalam berbelanja dari yang sebelumnya toko kecil menjadi shopping mall berskala regional. Di dalam shopping mall, kita bisa menemukan berbagai macam produk di satu tempat lengkap dengan hiburannya. Menurut kamus Webster, shopping mall disdeskripsikan sebagai berikut; kumpulan dari toko retail yang independen, pelayanan, dan area parkir yang dikonstruksi dan dipelihara oleh sebuah perusahaan manajemen sebagai satu unit.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.