Academia.eduAcademia.edu

MAJLIS TAKLIM

Menurut akar katanya, istilah Majelis Ta'lim tersusun dari gabungan dua kata; majlis (tempat) dan ta'Iirn (pengajaran) yang berarti tempat pengajaran atau pengajian bagi orang-orang yang ingin mendalami ajaran-ajaran Islam. Sebagai sebuah sarana dakwah dan pengajaran agama, Majelis Ta'lim sesungguhnya memiliki basis tradisi yang kuat, yaitu sejak Nabi Muhammad SAW mensyiarkan agama Islam di awal-awal risalah beliau. Di masa Islam Mekkah, Nabi Muhammad SAW menyiarkan agama Islam secara sembunyi-sembunyi, dari satu rumah ke rumah lain dan dari satu tempat ke tempat lain. Sedangkan di era Madinah, Islam mulai diajarkan secara terbuka dan diselenggarakan di masjid-masjid. Apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu mendakwahkan ajaran-ajaran Islam, balk di era Mekkah ataupun Madinah-adalah cikal bakal berkembangnya Majelis Ta'lim yang kita kenal saat ini. Di awal masuknya Islam ke Indonesia, Majelis Ta'lim merupakan sarana yang paling efektif untuk memperkenalkan sekaligus mensyiarkan ajaran-ajaran Islam ke masyarakat sekitar. Dengan berbagai kreasi dan metode, Majelis Ta'lim menjadi ajang berkumpulnya orang-orang yang berminat mendalami agama Islam dan sarana berkomunikasi antar-sesama umat. Bahkan, dari Majelis Ta'limlah kemudian muncul metode pengajaran yang lebih teratur, terencana dzin berkesinambungan, seperti pondok pesantren dan madrasali. Meski telah melampaui beberapa fase perubahan zaman, eksistensi Majelis Ta'lim cukup kuat dengan tetap memelihara pola dan tradisi yang baik sehingga mampu bertahan di tengah kompetisi lembaga-lembaga pendidikan keagamaan yang bersifat formal. Bedanya, kalau dulu Majelis Ta'lim hanya sebatas tempat pengajian yang dikelola secara individual oleh seorang kyai yang merangkap sebagai penqajar sekaligus, maka perkembangan kemudian Majelis Ta'lim telah menjelma menjadi lembaga atau institusi yang menyelenggar.3kan pengajaran atau pengajian agama Islam dan dikelola dengan cukup baik, oleh individu, kelompok perorangan, maupun lembaga (organisasi). Dalam prakteknya, Majelis Ta'lim merupakan tempat pengajaran atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat waktu. Majelis Ta'lim bersifat terbuka terhadap segala usia, lapisan atau strata sosial, dan jenis kelamin_ Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat, bisa pagi, siang, sore, ataupun malah hari. Tempat pengajarannya pun bisa dilakukan di rumah, masjid, mushala, gedung, auta, halaman (lapangan) dan sebagainya. Selain itu, Majelis Ta'lim memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai lembaga dakwah dan lembaga pendidikan non-formal. Fleksibilitas Majelis Ta'lim inilah yang menjadi kekuatan sehingga mampu bertahan dan merupakan lembaga pendidikan Islam yang paling dekat dengan umat (masyarakat). Majelis Ta'lim juga merupakan wahana interaksi dan komunikasi yang kuat antara masyarakat awam dengan para mualim, dan antara sesama anggota jamaah Majelis Ta'lim tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu. Dengan demikian Majelis Ta'lim menjadi lembaga pendidikan keagamaan alternatif bagi mereka yang tidak memiliki cukup tenaga, waktu dan kesempatan menimba ilmu agama di jalur pendidikan formal. Inilah yang menjadikan Majelis Ta'lim memiliki nilai dan karakteristik