PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur'an adalah kitab sumber dasar hukum Islam, bukanlah kitab hukum Islam. Oleh karena itu, untuk menemukan hukum yang terkandung di dalamnya, diperlukan adanya suatu penafsiran. Dalam menafsirkan al-Qur'an terdapat beberapa kaidah penafsiran, agar isi atau kandungan serta pesan-pesan al-Qur'an dapat ditangkap dan dipahami secara baik sesuai dengan tingkat kemampuan manusia. Dalam diskursus 'ulum al-Qur'an ini, para ulama tafsir berbeda pendapat mengenai ada atau tidaknya kaidah-kaidah yang dapat dijadikan pedoman dalam menafsirkan al-Qur'an. Sebagian ulama ada yang berpendapat, bahwa kemampuan menafsirkan al-Qur'an bukan berdasarkan kepada kaidah-kaidah tertentu, tetapi harus digali langsung dari al-Qur'an atas petunjuk Nabi dan para sahabatnya. Sedangkan pendapat lain mangatakan bahwa dalam menafsirkan al-Qur'an diperlukan kaidah-kaidah tertentu, terutama kaidah bahasa. Dari dua pendapat diatas, mayoritas ulama cenderung mendukung pendapat kedua. Alasannya, dengan menguasai kaidah-kaidah penafsiran dapat memudahkan seseorang dalam menafsirkan al-Qur'an. Sebaliknya, pendapat pertama cenderung mempersulit seseorang yang ingin memperdalam al-Qur'an. Kaidah-kaidah penafsiran itu ada tiga macam yaitu kaidah dasar, kaidah syar'i dan kaidah kebahasaan. Kaidah dasar ialah menafsirkan al-Qur'an dengan al-Qur'an, dengan hadits nabi, pendapat sahabat, dan dengan pandapat tabi'in. Sedangkan kaidah syar'i ialah menafsirkan al-Qur'an dengan ijtihad, diantaranya ialah: mantuq dan mafhum, mutlaq dan muqayyad, mujmal dan mufhassal dan lain-lain. Sedangkan kaidah kebahasan ialah kaidah yang menjadi alternatif dalam menafsirkan al-Qur'an. Kaidah kebahasaan ini mencakup kaidah isim dan fi'il, amr dan nahy, istifham, dlamir, mufrad dan jamak, muzakkar dan muannats, taqdim dan ta'khir dan lain-lain. Namun yang akan penulis ungkapkan dalam tulisan ini hanya kaidah isim dan fi'il. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan isim dan fi'il dalam al-Qur'an? 2. Apa fungsi dari kaidah isim dan fi'il terhadap penafsiran al-Qur'an? 3. Apa contoh atau bentuk isim dan fi'il dalam al-Qur'an? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian dari kaidah isim dan fi'il dalam kaidah kebahasaan. 2. Untuk mengetahui tujuan dari kaidah isim dan fi'il dalam kaidah kebahasaan. 3. Dapat menyebutkan beberapa contoh dari isim dan fi'il dalam beberapa ayat al-Qur'an.