Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
12 pages
1 file
Tasawuf merupakan salah satu fenomena dalam Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia.
Tasawuf merupakan salah satu fenomena dalam Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia. Melalui tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkan secara benar. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa tinjauan analitis terhadap tasawuf menunjukkan para sufi dengan berbagai aliran yang dianutnya memiliki suatu konsepsi tentang jalan (thariqat) menuju Allah. Demikian adalah jalan bagaimana seseorang memulai untuk membersihkan jiwanya. Jalan ini dimulai dengan latihan-latihan rohaniah (riyadah), lalu secara bertahap menempuh berbagai fase, yang dikenal dengan maqam (tingkatan) dan hal (keadaan), dan berakhir dengan mengenal (ma'rifat) kepada Allah. Tingkat pengenalan (ma'rifat) menjadi acuan yang banyak dikejar oleh para sufi. Kerangka sikap dan perilaku sufi diwujudkan melalui amalan dan metode tertentu yang disebut thariqat, atau jalan untuk menemukan pengenalan (ma'rifat) Allah. Lingkup perjalanan menuju Allah untuk memperoleh pengenalan (ma'rifat) yang berlaku di kalangan sufi sering disebut sebagai sebuah kerangka 'irfani. Demikian kerangka 'irfani tersebut tidak dapat dicapai dengan mudah atau secara spontanitas, tetapi melalui proses yang sangat yang panjang, seperti yang telah disebutkan diatas yaitu maqam-maqam dan ahwal. Namun yang perlu dipahami adalah bahwa konsep maqam-maqam dan ahwal ini tidak dapat dipisahkan. Keduanya ibarat dua sisi dalam satu mata uang. Keterkaitan antar keduanya dapat dilihat dalam kenyataan bahwa maqam menjadi prasyarat menuju Tuhan dan dalam maqam akan ditemukan kehadiran ahwal. Ahwal yang telah ditemukan dalam maqam akan mengantarkan seseorang untuk mendaki maqam-maqam selanjutnya. Demikian dalam makalah ini akan sedikit menjelaskan terkait keduanya. 1
Latar belakang Perjalanan bagi sebagian orang merupakan aktifitas yang mengasyikan, melelahkan, bahkan ada yang menjadi kebiasaan. Tentunya bila seseorang ingin sampai pada tempat tertentu, maka orang itu haruslah melakukan perjalanan, terlepas dari perjalanan itu panjang atau singkat. Seseorang haruslah berjalan.
Tasawuf merupakan salah satu fenomena dalam Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia.
Tasawuf adalah sebuah ilmu yang membicarakan tentang bagaimana upaya seorang manusia sebagai hamba Allah, berusaha mendekatkan diri kepada-Nya. Pendekatan diri manusia dalam konteks ini memberi makna bahwa seseorang dikatakan dekat dengan tuhannya apabila telah melaksanakan kewajiban pokok ditambah ibadah-ibadah lainnya yang tidak wajib dilaksanakan. Dalam tasawuf juga terdapat teori-teori yang digagas oleh para tokoh sufisebagai sebuah metode yang dapat dipraktekkan oleh siapa saja yang ingin dirinya dekat kepada tuhan mereka. Dalam konteks ini dikatakan dengan maqam-maqam (maqamat), yang dihasilkan dari latihan spiritual seseorang hamba. Sedangkan ahwal adalah kondisi seseorang yang menunjukkan kedekatannya kepada Tuhan mereka tanpa dilalui latihan-latihan spiritual. Dengan kata lain ahwal adalah kondisi atau status seorang hamba terhadap Tuhannya yang merupakan nugerah dari Tuhan, tanpa melalui usaha berupa latihan maupun pembelajaran. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Maqamat dan tahapan-tahapannya dalam Tasawuf? 2. Apa pengertian Ahwal dan tahapan-tahapannya dalam Tasawuf? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Maqamat dan tahapan-tahapannya dalam Tasawuf 2. Untuk mengetahui pengertian Ahwal dan tahapan-tahapannya dalam Tasawuf.
Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia Nya dalam mengarungi hidup ini. Salawat dan salam kita ucapkan kepada Rasul junjungan umat alam yang telah membawa kita dari zaman yang penuh kejahiliaan menuju zaman yang penuh rahmat dan ridha Allah SWT.
PENDAHULUAN Tasawuf merupakan salah satu aspek islam sebagai perwujudan dari ihsan yang berarti kesadaran, adanya komunikasi dan dialog langsung seorang hambah dengan tuhan-Nya. Esensi Tasawuf sebenarnya telah ada sejak zaman Rasulullah SAW, namun pada masa Rosullullah belum ada istilah tasawuf, yang dikenal pada masa itu hanyalah sebutan sahabat nabi yang biasa disebut dengan sufi. Tasawuf pada awal perkembanganya berorientasi pada prilaku asketik (zuhud) yakni Menjauhi duniawi demi meraih pahala dan menjaga diri dari neraka Perilaku asketik yang bersifat praktis, diamalkan, tanpa teori-teori yang mendasarinya. Didasarkan atas motivasi takut (Hasan Basri), yakni takut yang muncul dari kesadaran untuk beribadah secara sungguh-sumgguh. Perilaku awal para sufi terkait dengan prilaku asketik (zuhud) mulai berubah seiring perkembangan zaman namun tidak meninggalkan nilai asli ketauhidan. Sebagian sufi pernah menyebut beberapa contoh al-ahwal adalah al-muraqobah, al-khauf, al-raja', dan al-syawq. Berbeda dari al-maqamat yang diraih dari hasil usaha salik secara mandiri dengan melakukan ibadah, mujahadah dan riyadhah, al-ahwal tidak diraih secara mandiri, melainkan anugerah dari Allah SWT. dan keadaannya tidak kekal dalam diri seorang salik.
Pembahasan Pondasi Al-Maqamat dan Al-Ahwal
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya serta sholawat dan salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, sehingga kami dapatmenyelesaikanmakalah Tasawuf kami yang membahas mengenai "defenisi.tasawuf dalam hierarki olmu ilmu islam".
Tasawuf merupakan salah satu fenomena dalam Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia. Melalui tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkan secara benar. Tinjauan analitis terhadap tasawuf menunjukkan bahwa para sufi dengan berbagai aliran yang dianutnya memiliki suatu konsepsi tentang jalan (thariqat) menuju Allah. Jalan ini dimulai dengan latihan-latihan rohaniah (riyadah), lalu secara bertahap menempuh berbagai fase, yang dikenal dengan maqam (tingkatan) dan hal (keadaan), dan berakhir dengan mengenal (ma " rifat) kepada Allah. Kerangka sikap dan perilaku sufi diwujudkan melalui amalan dan metode tertentu yang disebut thariqat, atau jalan untuk menemukan pengenalan (ma " rifat) Allah. Lingkup perjalanan menuju Allah untuk memperoleh pengenalan (ma " rifat) yang berlaku di kalangan sufi sering disebut sebagai sebuah kerangka " Irfani. Lingkup " Irfani tidak dapat dicapai dengan mudah atau secara spontanitas, tetapi melalui proses yang panjang. Proses yang dimaksud adalah maqam-maqam (tingkatan atau stasiun) dan ahwal (jama " dari hal). Dua persoalan ini harus dilewati oleh orang yang berjalan menuju Tuhan. Namun perlu dicatat, maqam dan hal tidak dapat dipisahkan. Keduanya ibarat dua sisi dalam satu mata uang. Keterkaitan antar keduanya dapat dilihat dalam kenyataan bahwa maqam menjadi prasyarat menuju Tuhan dan dalam maqam akan ditemukan kehadiran hal. Hal yang telah ditemukan dalam maqam akan mengantarkan seseorang untuk mendaki maqam-maqam selanjutnya. Untuk itu penulis akan membahas tentang maqam dan ahwal dalam tasawuf.
Tasawuf adalah salah satu bidang studi islam yang memusatkan pada pembersihan dan pensucian rohani manusia yang menimbulkan akhlak yang mulia dari manusia tersebut.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.