Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
19 pages
1 file
Kandungan atau kadar mineral bijih logam secara langsung akan memengaruhi ongkos pernambangannya. Ongkos ekstraksi harus diberi pembobotan untuk dibandingkan dengan nilai ekonomis logam yang terkandung untuk menentukan bijih yang mana yang lebih menguntungkan dan bijih yang mana yang kurang atau tidak menguntungkan. Bijih logam secara umum merupakan persenyawaan oksida, sulfida, silikat, atau logam "murni". Bijih harus diolah untuk mengekstraksi logam-logam dari "batuan sampah" dan dari mineral bijih. Tubuh bijih dibentuk oleh berbagai macam proses geologis.
Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral dressing) adalah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan. Khusus untuk batu bara, proses pengolahan itu disebut pencucian batu bara (coal washing) atau preparasi batu bara (coal preparation).
Sebagian besar jenis batuan yang mengandung emas memiliki sejumlah logam pembawa sejumlah kecil logam perak, tembaga, platinum, serta mineral pembawa lainnya. Jenis batuan mineral yang paling umum mengandung emas signifikan dari pelapisan mineral emas adalah Calaverite, Sylvanite, Petzite, Krennite, Naggyagite, Pengolahan Bijih Emas Diawali Dengan Proses kominusi kemudian dilanjutkan dengan proses yang di sebut Metalurgy.
Benih merupakan salah satu komoditi perdagangan dan merupakan unsur baku yang mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian. Benih bermutu dengan kualitas yang tinggi selalu diharapkan oleh petani. Oleh karenanya benih
Abstrak. Telah dilakukan penelitian pengolahan bijih besi halus menjadi hot metal atau pig iron menggunakan kupola udara panas. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah penguasaan teknologi pengolahan bijih besi halus dari tambang menggunakan kupola udara panas dan peningkatan efisiensi pemakaian reduktor dari 1,1 ton/ton pig iron dalam blast furnace sebelumnya menjadi 0,775 ton/ton pig iron. Pada percobaan dengan pellet bijih besi segar terbukti bahwa operasi berlangsung lancar, dari blowing-in, tapping besi cair dan slag serta blowing-out berjalan aman. Sebanyak + 100% besi dari pellet dapat di konversi menjadi hot metal dengan rasio pemakaian bahan bakar sebesar 0,775 ton kokas/ton besi cor. Komposisi pellet dan scrap cor dalam umpan adalah 0% minimal sampai dengan 100% pellet. Besi cor yang dihasilkan termasuk jenis kelabu. Proses pengolahan pellet bijih besi halus menjadi hot metal menggunakan kupola udara panas secara teknis berhasil dilaksanakan menghasilkan hot metal atau pig iron dengan komposisi kimia yang memenuhi standar pasar dan siap digunakan sebagai bahan baku baja paduan serta slag sebagai hasil samping pengecoran yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku semen, fertilizer, isolator dan sebagainya.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan deposit emas yang cukup besar di dunia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang diincar para investor asing terkait sumber daya emasnya. Indonesia berada pada wilayah Ring of Fire yang menyebabkan jumlah aktivitas tektonis dan vulkanisnya cukuplah tinggi. Kedua aktivitas alam tersebut mempengaruhi banyaknya deposit emas yang berada di Indonesia. Indonesia juga merupakan negara penyumbang produksi emas yang cukup besar di dunia yaitu sebesar 4% dari seluruh produksi emas di dunia dan menduduki peringkat 12 penghasil emas terbesar di dunia (Worldatlas, 2017). Emas merupakan unsur kimia logam golongan transisi yang memiliki symbol Au (Aurum) dan nomor atom 79. Emas memiliki warna kuning cerah, tidak tembus cahaya, dan mengkilap. Umumnya emas ditemukan dalam bentuk kristal, bongkahan, bjian, dan pelat datar. Selain itu emas juga dapat ditemukan dalam senyawa dari beberapa elemen seperti sulfide dan telluride. Emas merupakan salah satu logam mengkilap yang paling lunak dan jua merupakan salah satu logam yang paling mudah dibentuk. Karena emas memiliki ketahanan bentuk yang sangat rendah (lunak), emas biasanya dipadukan dengan logam lainnya untuk mempertahankan bentuknya. Perpaduan antara emas dengan platinum, perak, nikel, dan seng dapat membentuk emas putih, sedangkan perpaduan antara emas dengan tembaga akan menghasilkan emas yang cenderung memiliki warna merah, dan juga emas dapat dipadukan dengan emas menghasilkan emas berwarna kebiruan.). Emas biasanya digunakan sebagai perhiasan, ornamen, dan mata uang. Emas juga memiliki kegunaan dalam bidang industri contohnya dalam industri elektronik, emas digunakan karena konduktivitas listriknya yang tinggi dan sifat non-oksidasinya. Sebagai sebuah unsur kimia, emas memiliki sifat fisika dan sifat kimia. Sifat fisika dari emas adalah memiliki titik didih 2808°C, titik lebur 1064°C, tekanan uap 1 mmHg @1869°C (ESPI Metals, 2015) serta densitas sebesar 19,3 g/cc (Pople, 1999). Sedangkan untuk sifat kimianya, emas merupakan elemen logam yang paling inert, tahan terhadap korosi, reaktif terhadap beberapa asam dan tidak reaktif dengan non-logam kecuali halogen (Yannopoulos, 1991).
Pada saat ini endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk dilebur atau dimanfaatkan. Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral-mineral berharga dari mineral-mineral pengganggu yang tidak diinginkan sehingga didapat suatu kosentrat dengan tidak merubah sifat kimia dan hanya merubah sebagian sifat fisik dari mineral tersebut/mineral yang diolah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya alam termasuk sumber daya mineral logam. Kesadaran akan banyaknya mineral logam ini mendorong bangsa Indonesia untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam tersebut secara efisien. Dalam pemanfaatanya, tentu saja menggunakan berbagai metode dan teknologi sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal dengan hasil yang optimal dengan keuntungan yang besar, biaya produksi yang seminim mungkin serta ramah lingkungan. Pengolahan timah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat tidak lepas dari peran reaksi kimia fisika. Pencucian maupun pemisahan pada timah merupakan nagian dari proses yang melibatkan reaksi-reaksi kimia fisika. Oleh karena itu, proses pemurnian timah untuk memperoleh hasil yang ekonomis perlu di kaji dan dipelajari dari segi kimia fisika. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas permasalahan : 1. Penjelasan dasar mengenai timah ? 2. Bagaimana cara pengolahan timah ? 1.3. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu intuk dapat memahami proses-proses yang dilakukan untuk memperoleh timah yang ekonomis, mulai dari pencucian, pemisahan, pengolahan, sampai pada pencatakan.. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Timah Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki symbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan logam miskin keperakan, dapat ditempa ("malleable"), tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat. Timah diperoleh terutama dari mineral cassiterite yang terbentuk sebagai oksida. Timah adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat jenis 7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan normal (13-1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri dari endapan alluvium, elluvial, dan koluvium. 2.2. Sifat dan Bentuk Timah 2.2.1. Sifat Timah a. Timah termasuk golongan IV B dan mempunyai bilangan oksidasi +2 dan +4.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Ilmu Lingkungan (Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro), 2022
Jurnal Geomine, 2021
Jurnal Pertahanan & Bela Negara, 2019
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI