Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
14 pages
1 file
Gadamer adalah pewaris sejati tradisi hermeneutik Jerman. Sebagai seorang pewaris tradisi yang otentik, ia dengan sungguh-sungguh mengangkat persoalan menyangkut metodologi ilmu pengetahuan tentang manusia yang berasal dari Schleiermacher dan Dilthey. Di lain pihak, sebagai murid Heidegger, ia mengambil bagian dalam pandangan gurunya terhadap eksistensi manusia; bahwa eksistensi manusia secara radikal bersifat terbatas dan temporal, dan bahwa pemahaman berciri ontologis. 1 Dengan konsep temporalitas historis, Gadamer mengeritik refleksi sejarah yang terlalu terbingkai oleh metode. Kritik Gadamer terhadap kesadaran historis bertolak dari pemikiran hermeneutis Heidegger tentang pra-struktur pemahaman dan historisitas (inheren) keberadaan manusia yang menjadi fondasi dan titik awal analisisnya terhadap kesadaran sejarah. Gadamer hendak menunjukkan bahwa pemahaman itu sendiri merupakan way of being dan hakikatnya adalah temporal. Kesimpulan ini muncul dari analisisnya tentang temporalitas Dasein, sebagaimana dipaparkan Heidegger dalam buku Being ang Time. 2 Heidegger berbicara tentang temporalitas pemahaman. Berdasarkan konsep temporalitas Heidegger, Gadamer berbicara tentang temporalitas seorang penafsir tradisi (sejarahwan). Menurut Gadamer, seorang interpretator sejarah tidak dapat begitu saja menyingkirkan kondisi historisnya yang sekarang ini, karena historisitas tidak bersifat kebetulan tetapi ontologis. Manusia secara radikal adalah entitas temporal-historis. Dengan demikian seorang sejarahwan tidak pernah terlepas dari sejaranya sendiri. Dia adalah makhluk historis. Keterikatan (ketermasukan) seorang penafsir (sejarah) pada horizonnya yang sekarang ini adalah hal yang tidak mungkin terabaikan dan tak terelakkan. Setiap usaha untuk menceraikan temporalitas penafsir dari teks sesungguhnya dapat dilihat sebagai suatu faktor negatif, suatu alienasi; namun jarak itu bisa juga dijadikan sebagai sesuatu yang produktif. Dengan menegaskan historisitas teks maupun penafsir, Gadamer menjadikan proyek pemahaman reproduktif sebagai sesuatu yang 1
Chafid Firman, 2018
A. Latar Belakang Secara umum, filsafat biasanya di pahami dari dua sisi, yaitu sebagai disiplin ilmu dan sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan. Sebagai sebuah disiplin ilmu, filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang membicarakan okyek khusus yaitu ilmu pengetahuan dan sudah memiliki sifat dan karakter hamper sama dengan filsafat pada umumnya. Sementara sebagai landasan filosofis bagiproses keilmuan dan merupakan krangka dasar dari proses keilmuan itu sendiri. Artinya filsafat itu mecakup makna yang mengarahkan kepada penelaahan secara ilmiah sebagai smber pengetahuan dan ilmu. Perkembangan ilmu pengetahuan hingga seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak, melainkan melalui proses bertahap, dan evolutif. Karenanya, untuk memahami sejarah perkembangan ilmu pengetahuan harus melakukan pembagian atau klasifikasi secara periodik. Setiap periode sejarah pekembangan ilmu pengetahuan menampilkan ciri khas tertentu. Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Dewasa ini kajian filsafat sudah menjadi bahan ajar bagi tiap-tiap universitas, berbagai kajian mengenai hakikat kehidupan. Bagaimanakah kehidupan ini? Dan untuk apa kehidupan ini?, manusia mempunyai seperangkat pengetahuan yang bisa membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk. Orang lain yang mampu memberikan penilaian secara objektif dan tuntas serta pihak lain yang melakukan penilaian sekaligus memberikan arti, itu adalah pengetahuan yang disebut filsafat. Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat menyolok.Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani, "philosophia" meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Tetapi dalam perkembangan ilmu pengetahuan di kemudian hari, ternyata juga kita lihat adanya kecenderungan yang lain. Mengetahui perkembangan filsafat sangatlah penting peranannya terhadap perkembangan pemikiran manusia untuk kedepannya. Sebab, pembahasan tentang filsafat akan menyelidiki, menggali, dan menelusuri sedalam, sejauh, dan seluas mungkin semua tentang hakikat hidup dan aspek di dalamnya. Dalam hal ini, kita bisa mendapatkan gambaran bahwa filsafat merupakan akar dari semua ilmu dan pengetahuan yang berkembang di muka bumi ini.
Jauh sebelum istilah filsafat itu ada, manusia telah lebih dahulu berfilsafat. Hal ini dapat dilihat dari majunya peradaban manusia dan berbagai temuan-temuan sejarah tentang peradaban manusia. Mesir, misalnya telah mengembangkan peradabannya jauh sebelum Pythagoras menjelaskan konsep trigonometrinya. Piramida yang begitu megah dan tersusun rapi tidaklah dapat bangun kecuali dengan perhitungan dan logika yang cermat. Bangsa Saba di Yaman telah mengembangkan sistem irigasi yang mampu mengantarkannya menjadi bangsa yang makmur. Jauh sebelum Aristoteles mendirikan Lyceum, peradaban-peradaban di berbagai belahan dunia telah mengenal aksara dan perhitungan, bahkan beberapa peradaban telah memiliki sistem penanggalan dan ilmu falak. Semua peradaban manusia yang menakjupkan itu tidaklah ada begitu saja melainkan hasil dari pemikiran dan perenungan manusia akan alam dan sistem yang ada padanya. Proses kontemplasi ini muncul dari dorongan dalam diri manusia yang terwujud dalam bentuk rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang kemudian dirumuskan dan menjadi disiplin yang dikenal dengan filsafat.
MINI BOOK FILSAFAT KOMUNIKASI ( AISYAH NURJULITA SISWANTO-E1-04010522004- Program Studi Ilmu Komunikasi UIN SUNAN AMPEL)
Fatimatur Rohmah , 2022
Ini adalah tulisan tentang filsafat Barat dan sejarahnya. This is an essay on Western philosophy and its history
Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara cepat dan mudah. Dan merupakan kenyataan yang tak dapat dimungkiri bahwa peradaban manusia sangat berhutang pada ilmu. Ilmu telah banyak mengubah wajah dunia seperti hal memberantas penyakit, kelaparan, kemiskinan, dan berbagai wajah kehidupan yang sulit lainnya. Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan kemudahan lainnya seperti transportasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya. Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Trisna Riset (Lembaga Penelitian dan PengaMian Kepada lrlasyarakat (LPPM), 2021