Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
17 pages
1 file
The concept of Islamic consumer behavior in micro economic approach is different from conventional economic. Conventional economic used utility indicator and Islamic economic used mashlahah indicator. Also, Islamic economy separated want and need, but conventional economic didn‟t Keywords : Consumption, Islam, conventional
This paper deals with consumption behavior in society; how to consume as recommended by Islam; and how should consumption behavior in the view of Islamic economics. Based on the results of the analysis, we concluded as follows: 1) Consumption behavior should pay attention to the aspects of the categories of needs asprimary needs, secondary needs and tertiary needs in accordance with the spirit of al-maqāṣd al-syarī’ah. In the view of Islam, consumption behavior should avoid isrāf and tabżīr behavior in using their income to meet their life needs. In the aspect of comsuming any kind of food, the Muslims should always comsume the halal and the toyyib food. Consumption behavior in Islamic economics aims at achieving both the aspect of material and the aspect of spriruality, these two aspects will be achieved by maximizing the value of the use of each item in consumption.
Historically the economy of early Islam is far more developed than conventional economics. One of the important theory of Islamic and capitalism economics is related to consumption. In Islamic economics should consumed in order to find Ridha Allah SWT. A conviction and systems that can save the world from the greed of man as homo economicus. However, the rapid economic progress and the widespread network of conventional capitalism, consumption theory of Islam into the unknown in the academic world, especially in everyday life. However, the same progressiveness could bring the world in the unrecoverable and uncontrollable progressiveness. Progressive-power that inherent in the global capitalism has the tendency to lead the world into undetermined, injustice and hegemonic situation. This paper would discover this human’s live changes as the consumer society
Adzkiya : Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah
Konsumsi adalah satu kegiatan ekonomi yang penting, bahkan terkadang dianggap paling penting. Dalam ekonomi konvensional prilaku konsumsi dituntun oleh dua nilai dasar, yaitu rasionalisme dan utilitarianisme. Kedua nilai dasar ini kemudian membentuk suatu prilaku konsumsi yang hedenostik – materialistik, individualistik, serta boros (wastefull). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa prinsip dasar bagi konsumsi adalah manusia akan mengkonsumsi apa saja dan dalam jumlah berapapun sepanjang : anggarannya memenuhi dan memperoleh kepuasan maksimum. Dalam Islam, konsumsi tidak seperti itu. Karena ada hal yang menjadi aturan bagaimana etika konsumsi. Untuk itu perlu kiranya diketahui bagaimanakah teori konsumi dalam Islam.
Consumption is a form of human economic behavior in human life. Every living thing must have activities including human consumption. In Islamic Economics customer satisfaction depends on the values of the religion to which he applied in routine activities are reflected in the money dibelanjakannya. Religious teachings which are run either prevent consumers from israf nature, because israf an extravagant nature consciously done to meet the demands of mere lust. Material and spiritual welfare is a goal to be achieved in the development process. This suggests that the success of the development must be achieved not only in the material aspect, but also in the spiritual aspect. Abstrak Konsumsi adalah suatu bentuk perilaku ekonomi yang asasi dalam kehidupan manusia. Setiap makhluk hidup pasti melakukan aktivitas konsumsi termasuk manusia. Dalam Ekonomi Islam kepuasan konsumen bergantung pada nilai-nilai agama yang dia terapkan pada rutinitas kegiatannya yang tercermin pada uang yang dibelanjakannya. Ajaran agama yang dijalankan baik menghindarkan konsumen dari sifat israf, karena israf merupakan sifat boros yang dengan sadar dilakukan untuk memenuhi tuntutan nafsu belaka. Kesejahteraan material dan spiritual merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan haruslah dicapai tidak saja dalam aspek material, tetapi juga dalam aspek spiritual. Pendahuluan Kebahagian merupakan tujuan utama dalam kehidupan manusia. Kebahagian itu akan dicapai apabila segala kebutuhan hidup dapat terpenuhi baik secara spiritual serta material, dalam jangka pendek maupun panjang. Terpenuhinya akan menempatkan manusia berada dalam suatu keadaan yang disebut sebagai sejahtera. Pemenuhan kesejahteraan ini sering banyak
Tegu Budi Utomo, 2022
Konsumsi secara umum didefinisikan dengan penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam ekonomi Islam konsumsi juga memiliki pengertian yang sama, tapi memiliki perbedaan dalam setiap yang melingkupinya. Perbedaan mendasar
ABSTRAK Konsumsi identik dengan makan dan minum. Dapat pula dipahami memakai atau menggunakan produk, Konsumsi juga berarti setiap tindakan pengeluaran atau mengurangi nilai barang dan jasa. Pelaku yang mengkonsumsi dinamakan konsumen. Konsumen mempertimbangkan nilai konsumsi pada aspek maslahat. Realita dilapangan aspek maslahat tersebut tidak menjadi dasar menentukan sebuah keputusan, sehingga konsumsi tanpa batas menjadi sebuah fenomena yang berkembang seiring dengan perubahan global. Kata kunci: Konsumsi, Prinsip, dan Kendala DASAR PEMIKIRAN Doktrin kekhalifahan adalah amanah mengatur dan mengelola alam semesta ini. Nilai amanah tersebut memberikan tiga fondasi dalam kehidupan sosio ekonomi masyarakat, yaitu apa dan berapa banyak barang/jasa yang diperlukan (what), bagaimana cara menghasilkannya (how) dan bagaimana cara mendistribusikan kepada masyarakat secara adil (for whom). Pertanyaan tersebut memberikan konsekuensi akan terciptanya suatu keadilan dan kesejahteraan yang luas. Keinginan manusia agar terpenuhi kebutuhannya telah melahirkan konsep teori konsumsi. Perilaku konsumsi manusia biasa bersumber pada dualitas yaitu economic rasionalism dan utilitarianism yang menekankan keduanya lebih kepada kepentingan individu (self interest) dengan mengorbankan kepentingan pihak lain. Konsep self interest rationality menurut Edgeworth yang dikutip oleh Arif Pujiono (2006: 30), meskipun secara ekonomi terkesan baik, tetap mengandung konsekuensi terhadap perilaku konsumsi yang lebih longgar karena ukuran rasional adalah memenuhi self interest tersebut. Sedangkan utilitarisme yang menekankan bagaimana manfaat terbesar dapat diperoleh meski harus mengorbankan kepentingan/hak orang lain.
Banyaknya macam dan ragam pilihan pemenuhan kebutuhan hidup akan sangat menguntungkan konsumen. Konsumen lebih leluasa memilih sesuai dengan kebutuhan sesuai keinginan. Konsumen bisa memilih dari harga yang paling murah sampai harga yang paling mahal. Tergantung pada anggaran (budget) dan keinginan konsumen. Namun, konsumen sering bereaksi untuk mengubah pikiran pada menit-menit terakhir dalam memutuskan untuk melakukan pembelian. Di sinilah, prilaku konsumen menempati posisi penting dalam pengambilan keputusan. Prilaku adalah aktifitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Factor tersebut adalah faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Selain hal-hal tadi ada faktor lain yang sangat penting dalam pengambilan keputusan konsumen yaitu motivasi. Motivasi itu sendiri sebagai pemberi dan penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan. Dalam Islam ada pembedaan yang jelas, yaitu halal dan haram. Dengan kata lain, dalam sebuah kegiatan ekonomi dilarang mencampur adukkan antara yang halal dan haram. Hal tersebut merupakan bagian dari batasan konsumsi dalam perilaku konsumen muslim.
Fikriyyah, 2022
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai pola perilaku konsumsi mahasiswa di tinjau dalam perspektif ekonomi islam serta mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi mahasiswa dan bagaimana dampak dampak perilaku konsumsi mahasiswa FEBI sesuai dengan kaidah-kaidah nilai islam. Dalam berkonsumsi mahasiswa FEBI belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip dan etika dalam berkonsumsi menurut syariat islam. Mahasiswa memiliki kebutuhan fisiologis yang beraneka macam jenisnya bila di bandingkan dengan siswa, masih memiliki jiwa labil dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya, bahkan gaya hidup mereka yang megutamakan gengsi.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Tegu Budi Utomo, 2022
Vionna Putri Hardina , 2022