Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
22 pages
1 file
Jagung selain untuk keperluan pangan, juga digunakan untuk bahan baku industri pakan ternak, maupun ekspor. Teknologi produksi jagung sudah banyak dihasilkan oleh lembaga penelitian dan pengkajian lingkup Badan Litbang Pertanian maupun Perguruan Tinggi, namun belum banyak diterapkan di lapangan. Penggunaan pupuk urea misalnya ada yang sampai 600 kg/ha jauh lebih tinggi dari kisaran yang seharusnya diberikan yaitu 350-400 kg/ha. Teknologi pasca panen yang masih sederhana mengakibatkan kualitas jagung di tingkat petani tergolong rendah sehingga harganya menjadi rendah. hal ini dikarenakan petani pada umumnya menjual jagungnya segera setelah panen. Cara pengeringan yang banyak dilakukan, yaitu pengeringan di pohon sampai kadar air 23-25% baru dipanen dan langsung dipipil yang selanjutnya dijual.
Cabai merah (Capsicum annum) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang bernilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah tropika seperti di Indonesia. Cabai sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan sebagiannya untuk ekspor dalam bentuk kering, saus, tepung dan lainnya.
Jurnal Abdimas Mahakam
Kabupaten Karawang memiliki lahan pertanian yang dapat mendukung budidaya jamur. Pendapatan budidaya jamur yang menjanjikan maka perlu adanya sosialiasi pemanfaatan teknologi. Pengkondisian ruangan budidaya jamur dilakukan menggunakan mikrokontroller dengan pengaturan standar ruangan budidaya jamur. Budidaya jamur befokus pada dua jenis jamur yaitu Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) dan Jamur Merang yang merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai gizi sangat baik dan memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan. Kegiatan dilakukan dengan penerapan teknologi mikrokontroller dan IoT dalam kumbung jamur untuk budidaya jamur merang. Literasi dilakukan kepada petani melalui sosialisasi penerapan tekologi tersebut sesuai dengan potensi manfaat Industri 4.0 mengenai perbaikan kecepatan fleksibilitas produksi. Peralatan teknologi yang diterapkan terdiri atas sensor dan actuator. Monitoring ruangan dapat terlihat melalui display LED yang menggambarkan kondisi ruang kumbung....
Balai Penelitian Ternak. Bogor, 2007
Produksi unggas Indonesia telah dapat memenuhi kebutuhan daging dan telur ayam, dimana produk ini dihasilkan terutama dari usaha ayam ras modern. Biaya pakan unggas dapat mencapai 70% dari biaya produksi. Ransum unggas disusun dari bahan baku lokal dan impor dengan menggunakan teknik formulasi pakan dengan biaya terendah untuk memenuhi kebutuhan gizi unggas. Bahan baku dikelompokkan ke dalam sumber energi, protein, hasil samping industri pertanian, mineral dan suplemen gizi. Imbuhan pakan yang terdiri dari antibiotika, enzim, bahan pengawet dan lain-lain ditambahkan untuk meningkatkan penampilan produksi. Pada tahun 2005, produksi pakan di Indonesia hampir mencapai 7 juta ton, yang terdiri dari 85% pakan unggas sedangkan sisanya untuk pakan ikan, babi dan ternak lainya. Ransum unggas umumnya menggunakan jagung dan bungkil kedelai sebagai bahan utama dan masing-masing dapat mencapai 55 dan 23% dari total ransum unggas. Kebutuhan bahan baku dapat dihitung dari produksi pakan dan untuk memenuhi kebutuhan bahan pakan. Tahun 2006 diperkirakan akan mengimpor jagung lebih dari 1,6 juta jagung dari Argentina, AS dan China, lebih dari 1,5 juta ton sumber protein karena ketidakcukupan produksi dalam negeri. Permasalahan dalam produksi pakan adalah suplai bahan baku, fluktuasi kualitas dan harga serta keterbatasan informasi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menggali bahan baku inkonvensional sumber protein seperti kacang-kacangan, biji-bijian, protein daun, limbah hewan dan sebagainya tetapi terbatas dalam aspek ketersediaan. Penelitian untuk meningkatkan protein dari sumber karbohidrat dan juga hasil samping pertanian belum layak untuk dikembangkan dalam industri pakan. Di masa mendatang inovasi teknologi sebaiknya dikembangkan untuk menjawab permasalahan yang ada pada industri pakan termasuk meningkatkan efisiensi, mengendalikan kualitas, pengolahan pakan dan mengembangkan imbuhan pakan. Skenario yang akan terjadi dengan industri unggas pada tahun 2020 dikemukakan dalam makalah ini.
Masyarakat Minangkabau adalah masyarakat agraris, dan sawah merupakan sektor produksi yang paling utama bagi masyarakat. Padi adalah sumber ekonomi masyarakat Minangkabau semenjak dahulu kala, oleh sebab itu budaya sawah sangat melekat dan tergambar dari tiap-tiap tahapan kegiatan pengerjaan sawah yang sarat dengan unsur budaya dan sosial. Pengusahaan sektor ekonomi primer sawah dilaksanakan dalam sistem kolektif dan ditujukan untuk keberlangsungan hidup komunal masyarakat Minangkabau (Navis A.A. 1984).
Singkong merupakan salah satu komoditi yang murah dan banyak terdapat di pedesaan. Pengolahan singkong secara terpadu merupakan salah satu upaya memanfaatkan seluruh bagian dari umbi singkong tanpa ada yang terbuang dan mengoptimalkan setiap tahapan proses pengolahan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Pengkajian ini diterapkan pada industri kripik singkong skala rumah tangga di pedesaan. Lokasi pengkajian bertempat di Desa Padamara Kabupaten Lombok Timur dari bulan Februari hingga Juli 2006. Rancangan pengkajian yang digunakan adalah with and without yaitu membandingkan antara petani yang menggunakan sentuhan teknologi (kooperator) dengan yang tidak menggunkaan sentuhan teknologi (non kooperator), uji organoleptik dibandingkan dengan uji t dan untuk mengetahui kelayakan ekonomis teknologi yang dikaji menggunakan analisis B/C ratio. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa umbi singkong yang diolah menjadi kripik singkong dapat memberikan tambahan pendapatan sebesar Rp. 2.064.375,-per bulan dengan B/C ratio 0,64. Industri rumah tangga ini menghasilkan limbah (hasil samping) berupa kulit singkong, potongan kecil singkong, dan endapan pati singkong. Dengan introduksi teknologi, hasil samping tersebut diolah lebih lanjut seperti kulit singkong digunakan sebagai campuran pakan ternak, potongan kecil singkong dibuat menjadi jajanan seperti lentho dan endapan pati menjadi tepung tapioka yang lebih berkualitas. Dari hasil pengolahan lanjut potongan kecil singkong dan endapan pati singkong dapat memberikan tambahan pendapatan sebesar Rp. 98.750,-per bulan (4,78%) dan kulit singkong yang dihasilkan memiliki potensi menekan biaya pakan ternak.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Abditani, 2019
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 2012
Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 2019
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Jurnal Pengabdian Teknik dan Sains (JPTS)
Jurnal Sumberdaya Lahan
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP), 2018
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 2014