Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
18 pages
1 file
Pelapisan logam adalah suatu cara yang dilakukan untuk memberikan sifat tertentu pada suatu permukaan benda kerja, dimana diharapkan benda tersebut akan mengalami perbaikan baik dalam hal struktur mikro maupun ketahanannya, dan terjadi perbaikan terhadap sifat fisiknya. Pelapisan logam merupakan bagian akhir dari proses produksi dari suatu produk [Anonim, 2009].
Alang-alang merupakan tanaman gulma yang jumlahnya cukup besar di Indonesia. Hingga saat ini pemanfaatan dalam jumlah yang besar terhadap alang-alang di Indonesia belum ada. Alang-alang mempunyai kandungan selulosa yang cukup tinggi. Pada penelitian pendahuluan terhadap bahan baku alang-alang mengandung kadar alfa selulosa sekitar 41,7% dan mempunyai bilangan Kappa sebesar 37,1886. Maka alangalang bisa dijadikan sebagai bahan dari pulp untuk pembuatan kertas.
ani fitri wulandari , 2018
Laporan ini disusun sebagai syarat mata kuliah Plambing dan sebagai syarat untuk mengambil mata kuliah selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa kekerasan tampaknya kian mudah kita jumpai dalam kehidupan seharihari. Keterbukaan informasi, memberi akses mudah bagi kita untuk menyaksikan kekerasan sebagai bahasa yang "ringan" digunakan, baik melalui liputan media di televisi, media cetak, maupun media online baik situs (portal) berita maupun jejaring sosial. Tawuran antar warga, tawuran pelajar, bentrok warga dan aparat, adalah bahasa kekerasan yang mudah kita lihat. Adakah semua tontonan kekerasan itu telah dijadikan "tuntunan" oleh siswa untuk melakukan bullying terhadap sesama pelajar di sekolah. Bullying adalah salah satu bentuk kekerasan yang dilakukan pelajar di lingkungan sekolah, selain tawuran antar pelajar. Perilaku agresif pelajar dalam bentuk tawuran, mendapat perhatian yang cukup, baik dari pendidik, orang tua, pemerintah dan aparat kepoisian. Sedangkan bullying, meskipun sebenarnya sudah lama terjadi di lingkungan pendidikan, tampaknya tidak mendapat perhatian yang memadai. Mungkin karena bullying dianggap sebagai hal yang tidak serius, karena "hanya" dalam bentuk mengintimidasi temannya, memalak, mengucilkan, sehingga siswa yang menjadi korban malas pergi ke sekolah. Pelaku bullying di sekolah ternyata bukan hanya siswa, tetapi juga berpotensi dilakukan oleh guru. Sebagai contoh, seorang guru di Watapone Sulawesi memukul muridnya setelah sebelumnya melempar anak didiknya dengan menggunakan sandal[1]. Seorang guru di Situbondo Jawa Timur, menempeleng satu siswanya [2]. Di Bengkulu, seorang guru menempeleng 30 siswanya.
Penyakit pulpa 2.PULPITIS REVERSIBLE Pulpitis reversible adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai sedang yang disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan tidak teinflamasi setelah stimuli ditiadakan. Gejala pulpitis reversible ada yang simtomatik dan asimtomatik.-Simtomatik : rasa sakit tajam yang hanya sebentar, disebabkan oleh makanan, minuman dan udara dingin. Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya ditiadakan.-Asimtomatik : dapat disebabkan oleh karies yang baru mulai dan normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik. Patologi : pulpitis reversible dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan sampai sedang terbatas pada daerah dimana tubuli dentin terlibat, seperti misalnya karies dentin. Secara mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema dan adanya sel inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol, dapat dilihat juga sel inflamasi akut. 3.PULPITIS IRREVERSIBLE Pulpitis irreversible adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten dapat simtomatik maupun asimtomatik yang disebabkan oleh suatu stimuli noksius. Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam dan tetap ada setelah stimuli dihilangkan. Gejala : pada tingkat awal, suatu paroksisme (serangan hebat) rasa sakit dapat disebabkan oleh :-perubahan suhu yang drastis (terutama dingin)-makanan manis atau asam-tekanan makanan ke dalam kavitas atau pengisapan oleh lidah atau pipi. Gambaran rasa sakitnya adalah menusuk, tajam menusuk atau menyentak-nyentak. Patologi : disebabkan oleh suatu stimulus berbahaya yang berlangsung lama seperti karies. Bila karies menembus dentin dapat menyebabkan respon inflamasi kronis. Venula pascakapiler menjadi padat dan mempengaruhi sirkulasi di dalam pulpa, serta dapat mengakibatkan nekrosis. Daerah nekrotik ini menarik leukosit PMN dengan kemotaktik dan memulai reaksi inflamasi akut. Terjadi fagositosis oleh PMN pada daerah nekrosis. Setelah itu PMN yang masa hidupnya pendek, mati dan melepaskan enzim lisosomal. Enzim ini menyebabkan lisis beberapa stroma pulpa dan bersama debris seluler PMN yang mati membentuk eksudat purulen (nanah). Reaksi ini menghasilkan mikroabses (pulpitis akut). Pulpa memproteksi dengan membatasi daerah mikroabses dengan jaringan penghubung fibrus. Di pusat abses tidak dijumpai mikroorganisme karena aktivitas fagositik PMN. Bila proses karies berlanjut dan menembus pulpa akan terjadi ulserasi (pulpitis ulseratif kronis) yang cairannya keluar melalui pembukaan karies ke dalam kavitas mulut dan mengurangi tekanan intrapulpal dan rasa sakit. Secara histologis terlihat suatu daerah fibroblas yang berproliferasi membentuk dinding lesi, dimana mungkin terdapat massa mengapur. Daerah di luar abses atau ulserasi mungkin normal atau mungkin mengalami perubahan inflamatori. 4.NEKROSIS Nekrosis adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya tergantung pada apakah sebagian atau seluruh pulpa telibat. Disebabkan oleh bakteri, trauma dan iritasi.
Setiap tahun dunia pembangunan memang tidak akan pernah berhenti. Ditandai dengan banyaknya bangunan-bangunan bertingkat, perumahan, jalan raya, dan jembatan layang yang dibangun dikota-kota besar. Maka dari itu untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi yang memadai seperti: Plambing untuk bangunan gedung. Plambing atau yang biasa disebut dengan sistem perpipaan terus berkembang kearah yang lebih baik. Pada mulanya manusia memindahkan air dari sungai ke rumah dengan menggunakan ember, lalu berkembang dari satu orang menjadi banyak orang yang berurutan sehingga proses pengambilan air menjadi lebih mudah. Melalui analogi sederhana ini manusia berfikir untuk lebih mengefisiensikan waktu dan tenaga maka dibuatlah distribusi melalui sistem perpipaan atau plambing. Sistem pemipaan digunakan untuk penyediaan dan pendistribusian air bersih, pembuangan limbah dari kawasan industry ataupun dari fasilitas publik lainnya. Plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung, oleh karena itu perencanaan sistem perpipaan atau plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri. Drainase untuk bangunan jalan. Tatanan atau perencanaan suatu kawasan atau wilayah memerlukan perencanaan yang matang, terutama dalam bidang penataan sistem drainase. Faktor drainase dalam suatu kawasan atau wilayah merupakan harga mati yang harus dikaji dengan serius. Buruknya sistem drainase suatu kawasan atau wilayah bisa dikatakan sebagai tabungan bencana dimasa yang akan datang, kasus genangan air, banjir adalah beberapa dampak yang akan menjadi kenyataan. Oelh karena itu perlunya perencanaan dan penataan drainase yang matang pada suatu kawasan atau wilayah dengan sebaik-baiknya, sehingga tatanan wilayah yang ideal dapat diwujudkan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.