Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
81 pages
1 file
Sesungguhnya Islam benar-benar menaruh perhatian yang sangat besar kepada manusia di dalam segala urusannya -agama dan dunianya-di saat lapang maupun sulitan, bangun maupun tidur, di kala bepergian maupun menetap, saat makan maupun minum, waktu bahagia maupun sedih. Singkat kata, tidak ada satu hal pun, baik kecil maupun besar, melainkan telah dijelaskan oleh Islam.
Diantar konsekwensi bagian syahadat yang kedua yaitu syahadat "rasul" adalah bahwa kita sebagai muslim harus menjadikan Rasulullah Muhammad saw sebagai tauladan dalam kehidupan kita, termasuk dalam kehidupan sehari-hari setiap muslim harus berusaha semaksilah mungkin meniru etika dan perilaku yang telah dicontohkan oleh beliau.
Islamic studies and adat (tradition) tend to enhance discourse to see how religion encounters with local culture. Recently, it shows that there are harmony and interaction between them. In addition, there is acculturation in performing religious practice in daily life. Therefore, this study will explore the interaction between Islam and adat in Bugis society in term culture acculturation. Qualitative approach was conducted during circle of research. Non-participant observation and in-depth interview were employed in collecting data. This research shows that there is synergetic on adat understanding with religious expressions. Adeq (adat) and saraq (Islamic law) both were placed as part of panggaderreng (social law). As a result, this combination gathers to rule society life. Moreover, many adat activities adapt to Islam principles. Islam was translated to local life round in preserving ethnicity existence then transform to belief spirit. Using this local potency convert a strategy to develop spirituality without Arabic characteristics. Islam in Bugis adat context interprets to norm and tradition in expanding identity Bugis society. Finally, adat and religion encounters in Bugis society culture demonstrate that there was a dialogue between them and construct a new tradition in local environment.
2020
Al-qardh merupakan akad utang piutang dengan ketentuan peminjam (orang yang berhutang) wajib mengembalikan dana yang dipinjamnya kepada pemberi pinjaman pada waktu yang telah disepakati, dan pemberi pinjaman tidak diperbolehkan mengisyaratkan adanya tambahan terhadap pokok pinjaman tersebut.
Wacana Ilmu Pengurusan Adab Ikhtilaf dalam Gerakan Islam (WPAI 2010), 2010
Ikhtilaf bukanlah suatu yang baru di dalam masyarakat Islam. Ia telah berlaku dari zaman Rasulullah SAW dan zaman sahabat. Ikhtilaf berlaku dalam berbagai keadaan sama ada berpunca dari pentafsiran sesuatu nas atau dalil yang mempunyai pelbagai makna, lahjah yang berbeza atau sudut pandangan seseorang. Ikhtilaf juga berkembang menerusi perkembangan suasana masyarakat Islam dalam aspek pemikiran, sosial dan politik. Fenomena ikhtilaf yang berlaku menawarkan suatu alternatif baru yang boleh memperkayakan umat Islam menerusi kepelbagaian perbezaan yang wujud di dalam masyarakat. Ia merupakan satu fitrah dalam kehidupan yang dibenarkan oleh Allah SWT.
ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Muhammad Abdul Mu'thi, Lc.) Adab dalam pandangan Islam bukanlah perkara remeh. Bahkan ia menjadi salah satu inti ajaran Islam. Demikian penting perkara ini, hingga para ulama salaf sampai menyusun kitab khusus yang membahas tentang adab ini. Di tengah padang sahara yang membakar, bergolak kehidupan masyarakat jahiliah yang tidak mengenal kebaikan kecuali apa yang diwariskan oleh nenek moyang. Penyimpangan dari agama Nabi Ibrahim q (mengesakan Allah l dalam ibadah) tercermin pada banyaknya berhala yang disembah selain Allah l. Masing-masing kabilah memiliki berhala yang mereka yakini mampu mendatangkan manfaat dan menolak marabahaya. Bahkan kesucian Ka'bah pun telah tercemari dengan berdirinya sekian ratus berhala yang diagung-agungkan di sekitarnya. Dari sisi tatanan kehidupan bermasyarakat, mereka telah mencapai titik terparah. Tidak ada pemimpin yang menyatukan mereka, sehingga masing-masing ingin berkuasa dan menindas yang lainnya. Berlaku bagi mereka undang-undang jahiliah: "Siapa yang kuat dia yang menang." Kejahatan moral dan penyimpangan kesusilaan merupakan pemandangan yang mewarnai kehidupan sehari-hari. Demikian gambaran kondisi bangsa Arab sebelum diutusnya Nabi Muhammad n. Maka Allah l dengan rahmat-Nya mengutus Muhammad n untuk mengeluarkan mereka dari gelapnya kekufuran dan kebodohan kepada cahaya iman dan ilmu. Allah l berfirman: "Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (Al-Jumu'ah: 2) Allah l mengutus Nabi-Nya n dengan syariat yang sempurna, yang telah menjamin kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelak bagi orang yang berpegang teguh dengannya. Syariat yang beliau n bawa bersifat universal, di mana segala aspek kehidupan manusia telah diatur dalam Islam dengan begitu rapinya. Di antara yang terpenting yang dibawa oleh Islam adalah memperbaiki kondisi batin manusia dan membimbing mereka kepada keteguhan hati di atas agama, serta memunculkan kontrol keimanan yang mendorong kepada kebaikan dan mencegah dari kejahatan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains , 2020
ISLAM INDONESIA DAN WAHABI, 2023
Islamika: Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya, 2021
http://www.jurnaliainpontianak.or.id/index.php/jrtie/article/view/1277, 2018