Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
14 pages
1 file
Kegiatan industri dan investasi di sektor pertambangan di kabupaten Tuban berkembang pesat selama dua dekade terakhi. Potensi di bidang industri pertambangan tersebut membutuhkan strategi perencanaan dan pengembangan yang lebih komprehensif yang mempertimbangkan beberapa aspek, diantaranya menetapkan prioritas, koordinasi, dan consensus builders.Dengan menggunakan metode analisis SWOT disusunlah perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi Strenghts (kekuatan), Weaknes (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Threats (ancaman) dalamlingkungan dalam pengembangan kawasan industri pertamangan di Kabupaten Tuban. Hasil pemetaan terhadap kuadran strategi analisis IFAS-EFAS Sektor pertambangan, dapat diketahui bahwa strategi pengembangannya, berada pada kuadran I ruang A yaitu Growth Strategi. Artinya, pengembangan industri pertambangan perlu dilakukan dengan pendekatan pertumbuhan memanfaatkan potensi dan peluang yang ada. Kata kunci: Industri Pertambangan, Strategi Pengembangan, SWOT.
ABSTRAK PT Pamapersada Nusantara adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis mining and earthmoving contractor dan mempunyai perjanjian kontrak kerja dalam penambangan batubara di Tanjung Enim dengan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Aktivitas peledakan merupakan salah satu metode pemberaian overburden yang kemudian hasil peledakan akan digali muat dan diangkut oleh alat mekanis. Digging time maksimun untuk backhoe PC2000 penggali material peledakan dinyatakan baik apabila digging time kurang dari 12 detik, tetapi pada aktual di lapangan digging time rata-rata backhoe PC2000 di roof A1 pit Muara Tiga Besar Utara sebesar 12,20 detik. Digging time backhoe PC2000 yang melebihi standar digging time untuk material peledakan disebabkan oleh fragmentasi hasil peledakan di roof A1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) berukuran bongkah besar (boulder) yang memiliki ukuran ≥100 cm dikarenakan dapat mengganggu kegiatan penggalian alat gali muat backhoe PC2000. Fragmentasi material hasil peledakan sangat dipengaruhi oleh geometri peledakan dan jumlah isian bahan peledak. Cara yang paling efektif untuk mengurangi digging time backhoe PC2000 penggali material peledakan di roof A1 Pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) adalah perancangan ulang geometri peledakan dan memodifikasi isian bahan peledak. Pada uji coba di lapangan dan teori para ahli didapatlah rancangan ulang geometri peledakan burden 5,20 meter, spasi 5,98 meter, subdrilling 0,5 meter, kedalaman lubang ledak 7,5 meter. Jumlah isian bahan peledak untuk kedalaman lubang ledak 7,50 meter adalah 48,38 kilogram tetapi rekomendasi maksimum penggunaan bahan peledak dari customer adalah 45 kilogram perlubang sehinggi kolom isian bahan peledak dimodifikasi menggunakan air decking. ABSTRACT PT Pamapersada Nusantara is a company based on mining and earthmoving contractors business and has coal mining work contract with PT Bukit Asam (Persero) Tbk in Tanjung Enim. Blasting activity is one of the overburden demolition method so that the blasting result will be loaded and transport by mechanical equiment. Maximum digging time for backhoe PC2000 blasted material digger is called good if it is not more than 12 seconds, but the actual average digging time for backhoe PC2000 on roof A1 pit Muara Tiga Besar Utara is 12,20 seconds. Over the standard digging time is caused by blasting fragmentation at roof A1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) being a boulder-sized that has more than 100 cm wide that can disturb the digging activity of backhoe PC2000. Blasted material fragmentations are influenced by blasting geometry and the amounts of explosives. Th emost effective way to reduce the digging time backhoe PC2000 blasted material digger at roof A1 pit Muara Tiga Besar Utara (MTBU) is redesigning the blasting geometry burden 5,20 meter, space 5,98 meter, subdrilling 0,5 meter, the depth of blast hole 7,5 meter. The amount of explosive for 7,5 meter blast hole is 48,38 kilogram but the recommendation from the customer in 45 kilogram per hole so that the explosives collumn modified using air decking.
Ini adalah laporan akhir semester saya dikelas X. Semoga bermanfaat dan bisa membantu para pembaca
Beraneka bahan tambang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Aktivitas pertambangan telah menghasilkan banyak devisa bagi Indonesia. Seberapa besarkah potensi tambang di Indonesia? Di manakah jenis dan lokasi pertambangan di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perhatikanlah peta berikut ini.
Keberhasilan suatu daerah dapat diukur dari tingkat perkembangan pembangunan ekonomi di daerah tersebut. Tingkat perkembangan ini dapat dikaji melalui analisis ekonomi. Analisis ekonomi dalam perencanaan wilayah dan kota merupakan suatu indikator penting yang dibutuhkan oleh seorang perencana. Aspek ekonomi dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien dan efektif baik dalam perspektif jangka panjang maupun jangka pendek. Selain itu, analisis ekonomi juga dapat memudahkan perencana untuk merumuskan kebijakan ekonomi di suatu daerah.
dwijenAgro, 2010
Visi pembangunan pertanian di Indonesia adalah terwujudnya masyarakat yang sejahtera khususnya petani melalui pembangunan sistem agribisnis, dan usaha-usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan desentralistis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats atau SWOT) pada Subak Padangbulia di dalam pengembangannya ke arah agribisnis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kekuatan Subak Padangbulia meliputi: (i) awig-awig; (ii) pertemuan-pertemuan rutin; (iii) iuran-iuran rutin; (iv) usaha simpan pinjam di subak; (v) usahatani yang terpola; (vi) terbentuknya Koperasi Tani Swakarsa; (vii) nilai religi; dan (vii) sikap petani. Sedangkan faktor kelemahannya meliputi: (i) penguasaan lahan sawah yang relatif sempit; (ii) status sebagai penyakap; (iii) terbatasnya permodalan; (iv) terbatasnya keterampilan manajemen administrasi; (v) rendahnya pengetahuan; (vi) tidak dimilikinya tempat penyimpanan gabah. Beberapa peluang adalah: (i) prasarana dan sarana transportasi yang relatif balk; (ii) tersedianya pasar; (iii) peningkatan program pemerintah di sektor pertanian; (iv) tersedianya lembaga keuangan; dan (v) adanya pengusaha-pengusaha yang bergerak dalam perpadian. Sedangkan faktor ancaman meliputi: (i) kenaikan harga sarana produksi; (ii) fluktuasi harga gabah; (iii) gagal panen; (iv) adanya beras impor; (v) kompleksitas birokrasi lembaga keuangan; (vi) terbukanya peluang kerja di luar sektor pertanian.
Kabupaten Berau memiliki luas wilayah 34.127,47 km2 terdiri dari daratan seluas 21.951,71 km2 dan luas laut 11.962,42 km2, serta terdiri dari 52 pulau besar dan kecil dengan 13 Kecamatan, 10 Kelurahan, 100 Kampung/Desa. Jika ditinjau dari luas wilayah Kalimantan Timur, luas Kabupaten Berau adalah 13,92% dari luas wilayah Kalimantan Timur, dengan prosentase luas perairan 28,74%, dan Jumlah penduduk pada tahun 2013 sebesar 193.831 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 103.579 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 90.252 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Berau pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu 1,06 % (http://www.beraukab.go.id/)
Keberhasilan pembangunan di suatu wilayah ditentukan oleh kualitas perencanaan pem bangunannya. Sebagaimana perencanaan menjadi penunjuk arah yang jelas tentang apa yang menjadi kebutuhan warga dengan target yang jelas dan terukur. Sistem perencanaan menekankan kombinasi pendekatan antara top-down dan bottom-up, yang lebih menekankan cara-cara aspiratif dan partisipatif, sehingga hal tersebut diwujudkan melalui proses musyawarah perencanaan pembangunan atau Musrenbang di berbagai tingkatan mulai kelurahan hingga Nasional. Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang bersifat deskriptif dengan studi kepustakaan yang menjelaskan proses pelaksanaan E-Musrenbang dengan berbagai permasalahannya. Sistem E-Musrenbang yang berhasil diterapkan setidaknya menjadi inovasi dalam sistem perencanaan pembangunan dimana selama ini masyarakat menginginkan sebuah forum atau kontak sosial antara warga dengan pemerintah dalam perencanaan pembangunan daerah. Penerapan sistem E-Musrenbang menjadi sebuah pelajaran penting bagi perencanaan pem-bangunan berparadigma masyarakat, dimana masyarakat tidak hanya dijadikan objek melainkan subjek pembangunan.(Yunas, 2017
2013
Pemanfaatan lahan sering tidak mengindahkan pemeliharaan keamanan tata air, pencegahan banjir dan erosi dan keawetan kesuburan tanah.Tujuan penelitian untuk mengevaluasi arahan pemanfaatan lahan tambak yang sudah ada di Kabupaten Sampang apakah sesuai dengan arahan pemanfaatan lahan yang sesuai.Metode yang digunakan dengan pemodelan spasial menggunakan model indeks. Dasar yang dipergunakan adalah Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 837/Kpts/Um/11/1980 dan Kepres nomor 32 tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Hasilnya menunjukkan bahwa daerah yang arahan pemanfaatan untuk kawasan budidaya tanaman semusim dan permukiman dimanfaatkan sebagai tambak seluas 5.1119 ha (4,19%). Wilayah yang seharusnya sebagai sempadan sungai/pantai tapi dimanfaatkan untuk tambak mencapai 577,8 ha. Kata kunci : Arahan Pemanfaatan lahan, SIG, Tambak
2017
Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan advokasi kasus lubang tambang dalam pertambangan oleh Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Kalimantan Timur yang terdiri dari perkembangan kasus lubang tambang di Kalimantan Timur, proses advokasi kasus lubang tambang yang dilakukan oleh JATAM Kalimantan Timur yang terbagi menjadi dua yaitu advokasi litigasi dan advokasi non litigasi, dan hasil advokasi kasus lubang tambang dalam pertambangan batubara oleh JATAM Kalimantan Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (2014). Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perkembangan kasus lubang tambang dalam pertambangan batubara di Kalimantan Timur yang terjadi pada tahun 2011 hingga Tahun 2016 menyebabkan 24 Korban jiwa dan kasusnya belum terselesaikan secara tuntas. Proses advokasi yang dilakukan oleh JATAM Kaltim dalam kasus lubang tambang dalam pertambangan batubara yang ada di Kalimantan Timur adalah advokasi litigasi dan advokasi non litigasi. Hasil yang dicapai dalam advokasi kasus lubang tambang belum maksimal namun JATAM Kaltim tetap berusaha untuk mendesak pihak yang berwenang agar kasus ini dapat diselesaikan secara tegas dan tuntas pada jalur hukum.
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 2010
Jurnal Riset Akuakultur, 2011
Jurnal Online Mahasiswa Bidang Pertanian, 2014
Jurnal Himasapta, 2021
Naimi, 2021
Buletin Sumber Daya Geologi, 1970
Jurnal Median, 2018
JURNAL AGRIMANSION
puslitsosekhut.web.id
Equity: Jurnal Ekonomi, 2020