Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
29 pages
1 file
The fertile of a soil depends on the thing that called soil decomposer. The soil decomposer are the creatures that decompose the rotten things such as rotten foods, woods, leafs etc. Worms and bacteria are the primer soil decomposer. To measure the soil quality, we have to know that worms are just live in some condition. Worms can be found in acid, humid and a little wet condition. First, we choosed and decided some places where we wanted to analyze around our campus , at canopy sites and at open area sites. After that, we measured the first physical factors, light intensity. Then, we dug a hole in fifthy to fifthy centimeters and fifthy centimeters depth, then we were measured the second physical factors, soil temperature and humidity. Then, we flushed that holes with liquid soap to attract the worms to appear to surface. Whether in canopy nor in open area, we didn't find any worms or the other soil decomposer. We conclude that the soil around our campus didn't have the soil decomposers or maybe they hide in deeper soil as we found that the soil were dried.
Dalam kehidupan sehari-hari tanah tidak terlepas dari pandangan, sentuhan dan perhatian kita. Kita melihatnya, menginjaknya,menggunakannya dan memperhatikannya. Kita bergantung dari tanah dan sebaliknya tanah-tanah yang baik dan subur tergantung dari cara kita menggunakannya. Tanah merupakan salah satu komponen abiotik pada permukaan bumi yang sangat penting bagi makhluk hidup. Tanah menjadi sangat penting karena tanah menyediakan unsur hara, seperti mineral, bahan organik, air dan udara bagi tumbuhan untuk proses fotosintesis. Suatu tanah tersusun atas partikel-partikel tanah itu sendiri. Perbandingan partikel-partikel tanah itu disebut dengan tekstur tanah. Tekstur tanah lalu dibagi kembali menjadi 3, yaitu pasir, debu dan liat. Tekstur-tekstur tanah tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda begitu juga dengan tingkat kesuburannya. Dengan mengetahui telstur tanah, maka kita akan menyadari bahwa sebenarnya tanah memiliki keragaman yang sangat penting bagi kehidupan saat ini dan masa yang akan datang. Ciri-ciri alam sering kurang dimengerti. Bagi kita tanah merupakan salah satu ciri tersebut yang ditemukan di mana saja dan kelihatannya selalu dekat dengan kita. Oleh karena hal itu maka kita tidak berusaha menjawab pertanyaan apa itu tanah,bagaimana struktur dan teksturnya serta apa saja komponen penyusunnya. Mungkin kita tidak menyadari bahwa sebetulnya tanah di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. Dan barangkali sebagian besar dari kita tidak mengetahui, apa yang menyebabkan adanya perbedaan tersebut.
Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut.
Suatu norma hukum akan dihargai oleh warga masyarakat apabila ia telah mengetahui, memahami dan menaatinya. Artinya, dia benar-benar dapat merasakan bahwa hukum tersebut menghasilkan ketertiban serta ketentraman dalam dirinya. Hukum tidak hanya berkaitan dengan segi lahiriah dari manusia, akan tetapi juga dari segi batiniah.
Meskipun bahan organik tanah sering ditemukan dalam jumlah yang relatif rendah di dalam tanah, akan tetapi peranannya sangat signifikan dalam mempengaruhi karakteristik tanah. Dengan demikian mempelajari bahan organik sangat krusial dalam studi tentang kesuburan tanah. Buku ini ditulis dengan tujuan untuk membantu para pembaca dalam meningkatkan pemahaman dalam mempelajari bahan organik tanah. Buku ini diawali dengan klasifikasi bahan organik dan penjelasan dari setiap pengelompokkan bahan organik. Fungsi-fungsi bahan organik dalam mempengaruhi sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah juga dibahas lebih detail. Kemudian teknik-teknik atau metode-metode yang umum digunakan dalam mempelajari dan mengkarakterisasi bahan organik juga didiskusikan dalam bab berikutnya. Pada bagian terakhir juga dibahas tentang arti penting dekomposisi bahan organik bagi kesuburan tanah dan emisi gas rumah kaca serta faktor-faktor yang mempengaruhi dekomposisi bahan organik tanah. Dalam penyusunan buku ini, saya telah menerima sejumlah masukan dan kritikan dari berbagai pihak untuk peningkatan kualitas isi buku. Untuk itu dalam kesempatan ini dan melalui media saya mengucapkan terima kasih dan penyampaikan penghargaan. Demikian pula kepada Lambung Mangkurat University Press yang telah bersedia mempublikasikan bukuini disampaikan terima kasih dan penghargaan.
1. PENDAHULUAN Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari. Untuk bidang pertanian, tanah merupakan media tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas dari bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan. Dengan demikian sifat-sifat fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar dapat memberikan media tumbuh yang ideal bagi tanaman. Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat fisik tanah di lapangan. Keuntungan penetapan sifat-sifat fisik tanah yang dilakukan di laboratorium dapat dikerjakan lebih cepat, dan dalam jumlah contoh tanah relatif lebih banyak. Kerugiannya adalah contoh tanah yang diambil di lapangan bersifat destruktif, karena dapat merusak permukaan tanah, seperti terjadinya lubang bekas pengambilan contoh tanah, cenderung menyederhanakan kompleksitas sistem yang ada di dalam tanah, dan sebagainya. Sifat-sifat fisik tanah yang dapat ditetapkan di laboratorium mencakup berat volume (BV), berat jenis partikel (PD = particle density), tekstur tanah, permeabilitas tanah, stabilitas agregat tanah, distribusi ukuran pori tanah termasuk ruang pori total (RPT), pori drainase, pori air tersedia, kadar air tanah, kadar air tanah optimum untuk pengolahan, plastisitas tanah, pengembangan atau pengerutan tanah (COLE = coefficient of linier extensibility), dan ketahanan geser tanah.
Tanah menurut Braja M. Das didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut. Tanah terdiri dari tiga fase elemen yaitu: butiran padat (solid), air dan udara. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.1. Hubungan volume – berat : Dimana : Vs = Volume butiran padat Vv = Volume pori Udara Air Butiran padat Gambar 2.1. Tiga Fase Elemen Tanah Va Vw Vs Vv V Ww Ws W V = Vs + Vv = Vs + Vw + Va
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua sehingga laporan ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tak lupa shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak di hari kiamat. Amin. Praktikum Geografi Tanah ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 12 Oktober 2013 di Gunung Puntang. Dalam praktikum ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi serta menganalisis mengenai struktur dan keadaan tanah di wilayah tersebut. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Prof. Dr.Ir. Dede Rohmat, MT dan Ima Mirayani, S.Pd., MT. Yang telah membimbing kami dalam praktikum ini. Kami berharap laporan ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca pada umumnya. Dan tak menutup kemungkinan bahwa dalam laporan ini ada kekurangannya, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen khususnya dan pembaca pada umumnya. Terimakasih. Bandung, Oktober 2013 Penulis UCAPAN TERIMAKASIH Terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari izin Allah SWT, serta adanya bimbingan, bantuan, kerja sama, serta motivasi dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, kami ucapkan terimakasih kepada : 1. Allah SWT, Sang Pemberi Rahmat yang telah memberikan kemampuan, kekuatan dan kesempatan kepada kami. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, MT. Selaku dosen mata kuliah Geografi Tanah yang telah banyak membimbing terutama dalam teori maupun praktek di lapangan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan, 2012