Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
16 pages
1 file
1. Kriteria pemilihan bahan konstruksi kimia dibagi menjadi 3 antara lain: a. Biaya Yang termasuk dalam hal biaya adalah banyaknya bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan produk. Biaya disini antara lain biaya awal dari pemilihan alat industri dimana biaya alatnya berdasarkan material konstruksi dari alat industri itu sendiri,m sampai tahan dalam beberapa lama alat industri tersebut juga mempengaruhi cost industri dalam jangka waktu setahun, lima tahun bahkan 10 tahun. Biaya produksi produknya serta biaya perawatannya. Tabel dibawah ini menunjukkan biaya dari bahan konstruksi kimia untuk alat industri atau alat prosesnya. Suatu indikasi dari biaya penggunaan logam suatu industri dalam suatu alat industri diberikan pada tabel 7.5 (reference : Coulson & Richard's Chemical Engineering Vol 6, Chemical Engineering process): Nilai dari material yang digunakan akan bergantung pada material density dan strength (design stress) dan hal tersebut diperhitungkan juga dengan biaya material konstruksinya. Hubungan antara material density, strength dan biaya material konstuksinya sesuai dengan persamaan dibawah ini :
Pendidikan adalah studi yang bertugas mengadakan teori dan praktek yang ada didalam beberapa negara dengan maksud untuk memperluas pandangan dan pengetahuan diluar batas negerinya sendiri. 1 Melihat pentingnya suatu pendidikan, setiap manusia dituntut untuk memiliki pengetahuan, kemampuan, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi. Hal ini dapat berlansung melalui pendidikan formal yang berjenjang yaitu pendidikan di sekolah. Dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah, guru merupakan salah satu profesi yang sangat mempengaruhi peserta didik untuk keberhasilan dalam dunia pendidikan. Melalui guru nilai pengetahuan siswa akan baik jika guru tersebut mampu menguasai dunia pendidikan secara profesional. Beranjak dari itu, Hasbullah mengatakan bahwa guru sebagai ujung tombak pendidikan harus profesional dalam mengajar, untuk itu guru harus bersikap proaktif dan kreatif untuk mencapai tujuan pendidikan yang terkandung dalam setiap kurikulum mata pelajaran yang hendak diajarkan. 2
Studi korelasional mengenai kegiatan sosialisasi Pemerintah Kota Bandung dengan sikap masyarakat Bandung terhadap pentingnya pelestarian budaya Sunda) DOSEN : Drs. H. Pawit M. Yusup, M.S PUTI SIDAYU 210210130117 DIIP-D DEPARTEMEN ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan menurut Melville J.Herkovits merupakan sesuatu yang bersifat superorganic, karena kebudayaan bersifat turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, walaupun manusia yang ada didalam masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran (Soerjono soekanto: 2006 : 150). Kebudayaan yang sudah melekat dalam masyarakat dan sudah turun temurun sejak dulu, akan semakin terkonsep dalam kehidupan masyarakat sehingga menjadi sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan sebuah keyakinan yang sulit untuk dihilangkan. Kepercayaan-kepercayaan yang masih berkembang dalam kehidupan suatu masyarakat, biasanya dipertahankan melalui sifat-sifat lokal yang dimilikinya. Dimana sifat lokal tersebut pada akhirnya menjadi suatu kearifan lokal yang selalu dipegang teguh oleh masyarakatnya. Kearifan lokal adalah nilainilai kemanusian, kebersamaan, persaudaraan, dan sikap keteladanan lainnya yang mempengaruhi cara berpikir dan bertindak sebagian besar anggota masyarakat. Dengan kata lain, kearifan lokal adalah jawaban kreatif terhadap situasi geografispolitik, historis, dan situasional yang bersifat lokal (Permana, 2005 : 1). Kebudayaan merupakan kebiasaan dan cermin suatu daerah. Bahasa merupakan salah satu bagian dari cerminan suatu daerah. Bahasa menurut Keraf
Perkembangan suatu Negara tidak terlepas dari keterkaitan teknologi. Teknologi merupakan suatu hal yang sangat penting di era modern ini. Dengan berkembangnya teknologi di dunia, negara Indonesia tidak ingin tertinggal dengan Negara -Negara lain dalam memanfaatkan teknologi yang ada. Teknologi dapat dimanfaatkan di segala bidang. Dalam perkembangannya bangsa Indonesia memanfaatkan teknologi sebagai pembangunan. Pembangunan di Indonesia sudah tersebar di beberapa wilayah pusat hingga wilayah yang sulit dijangkau. Pengembangan wilayah dimaksudkanmenggali potensi yang ada di beberapa daerah sehingga dapat dimanfaatkan dan dapat menunjang kebutuhan masyarakatnya. Pembangunan di beberapa daerah harus mempunyai acuan atau pedoman dalam mengembangkan wilayahnya agar dapat berpotensi dengan baik dan dapat dimanfaatkan dalam jangka yang berkelanjutan. Arahan tersebut mempunyai hierarki pedoman dari tingkat yang nasional yang sub daerah. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutnya disebut RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten ke dalam rencana distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada kawasan perkotaan maupun kawasan fungsional kabupaten. Dengan kata lain RDTR Kabupaten mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional yang direncanakan oleh perencanaan ruang diatasnya, dalam mewujudkan ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan produktif. RDTR Kabupaten adalah rencana pemanfaatan ruang bagian wilayah kabupaten secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pengaturan zonasi, perijinan dan pembangunan kawasan. Kecamatan Ngrambe merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah barat provinsi Jawa Timur dan berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah. Secara administriasi Kecamatan Ngrambe terbagi dalam 19 kecamatan dan 217 desa. Tingkat kepadatan penduduk kab ngawi tahun 2014 ada 680 jiwa/km2, turun 2 juta perkilometernya RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) BWP KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI I-2 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA dari tahun sebelumnya. Kecamatan Ngrambe merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Ngawi yang berada di kaki Gunung Lawu. Kecamatan Ngrambe sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Widodaren dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sine. Luas wilayah Kecamatan Ngrambe adalah 5725,00 ha, di mana sekitar 43,46 persen atau sekitar 2488,26 ha berupa lahan sawah dan 32,24 persen lahan bukan sawah atau sekitar 1845,68 ha sedangkan 24,30 persen atau sekitar 1391,00 ha berupa lahan hutan negara. Secara administrasi Kecamatan Ngrambe terbagi ke dalam 14 desa. Sektor perdagangan merupakan sektor terbanyak ketiga setelah jasa dan sektor pertanian,hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari penduduk di Kecamatan Ngrambe bermata pencaharian sebagai pedagang. Perdagangan yang paling banyak adalah pedagang barang barang kelontong, hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah tempat usaha perdagangan toko/kios yaitu sebanyak 319 tempat usaha.
Kualitatif dan Kuantitatif, peneliti memfokuskan diri terhadap tema penelitian mengenai "MUTU". Setelah diadakan analisis penelaahan, ditemukan sumber buku yang membahas mengenai masalah mutu. Ternyata masalah tersebut merupakan isu sentral saat ini khususnya dalam dunia pendidikan kita. Untuk membahas tema ini selanjutnya penulis mengarahkan tujuan penelitian kepada masalah yang berkaitan dengan tema tersebut. Kemudian ditentukanlah sebuah judul penelitian yaitu "Merangkai Sistem Mutu Sendiri Berbasis Badan Pelayanan Penjaminan Mutu Internal Berkelanjutan".
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Pancasila Insight: Youth and Democracy in Society 5.0, 2024