Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
15 pages
1 file
Rafi, seorang anak desa yang bersekolah di Belanda. Guna merampungkan studi S3 sosialnya di Belanda, ia harus melakukan penelitian soial di Indonesia. Kembali ke Indonesia merupakan kesempatan emas baginya untuk sekalian pulang ke kampung halamannya di Yogya. Setelah 12 jam perjalanan menggunakan pesawat dan kereta api, ia pun sampai di stasiun Yogya, dan bertemu adiknya tepat di ruang penjemputan stasiun. Ophi : Kak, 7 tahun tak berjumpa denganmu. Wah, wajahmu banyak berubah. Makin jelek aja. (Tertawa) Rafi : Yee, ni anak bukannya memuji tapi meledek. Awas yaa.. Ophi : Ahh, tidak lah kak. Ayo, pulang.
Perlawanan Rakyat Maluku Portugis berhasil memasuki Kepulauan Maluku pada tahun 1521. Mereka memusatkan aktivitasnya di Ternate. Tidak lama berselang orangorang Spanyol juga memasuki Kepulauan Maluku dengan memusatkan kedudukannya di Tidore. Terjadilah persaingan antara kedua belah pihak. Persaingan itu semakin tajam setelah Portugis berhasil menjalin persekutuan dengan Ternate dan Spanyol bersahabat dengan Tidore. Pada tahun 1529 terjadi perang antara Tidore melawan Portugis. Penyebab perang ini karena kapal-kapal Portugis menembaki jung-jung dari Banda yang akan membeli cengkih ke Tidore. Tentu saja Tidore tidak dapat menerima tindakan armada Portugis. Rakyat Tidore angkat senjata. Terjadilah perang antara Tidore melawan Portugis. Dalam perang ini Portugis mendapat dukungan dari Ternate dan Bacan. Akhirnya Portugis mendapat kemenangan. Dengan kemenangan ini Portugis menjadi semakin sombong dan sering berlaku kasar terhadap penduduk Maluku. Upaya monopoli terus dilakukan. Maka, wajar jika sering terjadi letupan-letupan perlawanan rakyat. Sementara itu untuk menyelesaikan persaingan antara Portugis dan Spanyol dilaksanakan perjanjian damai, yakni Perjanjian Saragosa pada tahun 1534. Dengan adanya Perjanjian Saragosa kedudukan Portugis di Maluku semakin kuat. Portugis semakin berkuasa untuk memaksakan kehendaknya melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. Kedudukan Portugis juga semakin mengganggu kedaulatan kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Pada tahun 1565 muncul perlawanan rakyat Ternate di bawah pimpinan Sultan Khaerun/Hairun. Sultan Khaerun menyerukan seluruh rakyat dari Irian/Papua sampai Jawa untuk angkat senjata melawan kezaliman kolonial Portugis. Portugis mulai kewalahan dan menawarkan perundingan kepada Sultan Khaerun. Dengan pertimbangan kemanusiaan, Sultan Khaerun menerima ajakan Portugis Perundingan dilaksanakan pada tahun 1570 bertempat di Benteng Sao Paolo. Ternyata semua ini hanyalah tipu muslihat Portugis. Pada saat perundingan sedang berlangsung, Sultan Khaerun ditangkap dan dibunuh. Apa yang dilakukan Portugis kala itu sungguh kejam dan tidak mengenal perikemanusiaan. Demi keuntungan ekonomi Portugis telah merusak sendi-sendi kehidupan kemanusiaan dan keberagamaan. Setelah Sultan Khaerun dibunuh, perlawanan dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah (putera Sultan Khaerun). Melihat tindakan Portugis yang tidak mengenal nilai-nilai kemanusiaan, semangat
cerita Rakyat -Nilai adalah ukuran baik-buruknya terhadap sesuatu.
wilayah kerajaan Banjar berlangsung hampir setengah abad lamanya. Jika dilihat coraknya, perlawanan dapat dibedakan antara perlawanan ofensif yang berlangsung dalam waktu relative pendek (1859-1863), dan perlawanan defensive yang mengisi seluruh perjuangan selanjutnya .
Control of the state in the mauagement of natural re{nurces in the mining industries, which is entnrsted to foreign companies led loes of access of local communities to Merindu gold mining. However, in later development, local communities were able to show their ability to emF)nrer themselves. The research is meant to orplore the local communities stmggle to obain the authority to mrn.ge gold mining at Merindu, and theirefforts to emlrcwer local communities in the rnanagement of gold mining. To achieve the research gol indicated this snrdy used a qualiative approach. Obeerrations on a number of gold mining areas and in-depth interviews with a number of key informants, namely viXage elders, miners, govemment officirls and people who have }nowledge of gold mining. I use an interactive model to analyse the daa and the model of triangulation to eDsure validity of the dara The reeufts of this sfirdy f6n1ad, among otfuer things that local communities stnrggle to gain authority through collective actionin order to obtain a licence from the government. They also make , and efforts to emlrcwer local communities to develop self skill based on the valueoflocalwisdom'hondclt' and,'haweh'nalues.
Munir. Nama itu sudah otomatis muncul dalam benak jika sampai pada bahasan keadilan dan HAM di Nusantara. Ia adalah sang aktivis yang menjadi saksi kelam sekaligus memorial tentang betapa kacaunya pelaksanaan konsepsi hak asasi di negeri ini. Sepak terjangnya dalam menegakkan prinsip-prinsip kemanusiaan di atas roda tirani pemerintahan, menunjukkan betapa layak ia dikenang sebagai Pahlawan Bangsa, meski pada akhirnya gelar itu tak dipunyanya. Wafat secara mendadak, dalam pelukan angkasa saat melaju menuju Belanda demi ilmu yang hendak dituntutnya. Kematian Munir jelas menyisakan pertanyaan besar, mengingat terlalu banyak alibi tidak masuk akal dalam upaya pengungkapan kasus penyebab kematiannya. Siapakah sebenarnya Munir itu? Mengapa ia seolah menjadi 'simbolisasi' dari penegakan HAM di Indonesia?
Hukumonline.com, 2017
Mahkamah Agung (MA) membentuk mekanisme gugatan sederhana pada akhir 2015 lewat Peraturan MA (Perma) No. 2 tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara Gugatan Sederhana. Mekanisme itu jauh lebih singkat dan mudah dari gugatan biasa. Jika putusan final pada gugatan biasa baru didapat setelah 450 hari lewat tiga tingkat peradilan hingga ke MA, gugatan sederhana diselesaikan hanya melalui dua tingkat pada Pengadilan Negeri (PN). Pertama lewat hakim tunggal, dan jika ada keberatan, lewat majelis hakim di PN yang sama. Putusan final sudah bisa didapat dalam 58-60 hari kerja.
Pada jaman dahulu, ada dua orang putri dari Kerajaan Pasundan. Mereka adalah Praburarang dan Purbasari yang memiliki wajah sangat cantik serta berkulit putih. Sepeninggalnya sang Raja, Purbasari diperintahkan untuk menggantikan tahtanya. Mendengar hal tersebut, Praburarang merasa sangat iri dan ingin mencelakakan Purbasari. Ia memutuskan untuk menemui nenek sihir agar mengutuk adiknya, Purbasari. Oleh karenanya, wajah dan tubuh Purbasari berubah menjadi bertotol-totol hitam. Hal tersebut kemudian dijadikan sebuah alasan untuk mengusirnya ke sebuah hutan, sehingga tahta pun berhasil pindah ke tangan Praburarang. Selama tinggal di hutan, Purbasari berteman dengan seekor kera berbulu hitam. Kera tersebut bernama Lutung Kasarung. Ia sangat perhatian dan menyayangi Purbasari. Untuk membantu Purbasari, Lutung bersemedi di tempat yang sepi pada saat bulan purnama. Tidak lama kemudian, terciptalah sebuah telaga kecil yang berair sangat jernih. Lutung pun meminta Purbasari mandi di telaga tersebut. Hebatnya, air dari telaga tersebut mampu mengembalikan kecantikannya. Purbasari pun bisa kembali ke wajahnya yang semula, yaitu putih dan cantik. Mendengar hal tersebut, Praburarang merasa cemas. Ia khawatir jika adiknya merebut kembali tahtanya. Kemudian, ia pun menghampiri adiknya dan mengajaknya beradu untuk memperebutkan kursi raja. Praburarang mengajak adiknya adu ketampanan dari tunangan masing-masing. Purbasari menunjukkan Lutung Kasarung sebagai tunanganya. Kakaknya pun menertawakannya dan merasa tunanganya lebih tampan dari seekor kera. Pada saat itu juga, lutung kasarung berubah ke wujud aslinya. Ternyata ia adalah seorang pangeran dengan wajah yang tampan. Prubararang akhirnya mengakui kekalahannya dan menyerahkan tahta kerajaan kepada adiknya. Pesan moral yang dapat dipetik dari kisah ini adalah berbuatlah kebaikan kepada siapapun. Nilai moral tersebut dapat dipelajari dari Purbasari yang memiliki sifat baik hati kepada siapapun termasuk hewan. Berkat kebaikannya, ia pun dikelilingi juga oleh lingkungan yang baik. Salah satunya adalah lutung kasarung yang kemudian menjadi penolongnya. Cerita Rakyat Kelingking Sakti Alkisah, ada sepasang suami istri di Jambi yang miskin dan belum memiliki momongan. Meskipun mereka sudah puluhan tahun membina rumah tangga, namun mereka tak kunjung memiliki seorang anak. Segala daya upaya sudah dilakukan, tetapi hasilnya selalu nihil. Hingga akhirnya, sang suami memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk mengabulkan permintaanya untuk memiliki seorang anak laki-laki. Walaupun sebesar kelingking, mereka rela asalkan memiliki anak.
2007
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya penulisan cerita lisan Gorontalo ini dapat terselesaikan. Dalam naskah ini memuat beberapa cerita antara, lain, Bab 1 dan Bab 2 mengisahkan tentang riwayat hidup manusia, dan Bab 3 mengisahkan tentang (a) Asal-Usul dan Kisah Putri Owutango, (b) Hancurnya Kerajaan Suwawa, (c) Putra Pulumoduyo Berada di Bolaang Mongondow, (d) Asal-Usul Orang Boalemo Mendapat Kedudukan di Limboto, (e) Asal-Usul Bangsa Limboto, dan (f) Asal-Usul Kerajaan Limutu. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Drs. Slamet Riyadi Ali, selaku Koordinator Perekaman Sastra Lisan dan kepada semua pihak yang telah memberikan kemudahan dalam perekaman sastra lisan ini. Penulis menyadari bahwa naskah ini masih banyak kekurangan di sana-sini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran demi kesempurnaan naskah ini pada masa yang akan datang.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Organisasi Rakyat, 2010
Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia (Universitas Sriwijaya), 2020
FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 2018
H. RAMLI SENAPI , 2020
Dian Aries Mujiburohman, Dianah Karmilah, M. Nazir Salim, Taufik, PPPM-STPN, 2012