Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
6 pages
1 file
IAIN Antasari periode 1988/1994 telah meninggalkan kita semua untuk selamanya. Setahun telah berlalu dari kita. Setahun pula kita telah kehilangan seorang akademisi yang layaknya bisa dikatakan sebagai antropolog dalam arti yang sebenar-benarnya. Salah satu karyanya yang sangat monomental di bidang antropologi adalah Islam dan Masyarakat Banjar yang diterbitkan oleh Rajawali Press Jakarta pada tahun 1997. Oleh karena itulah, tidak berlebihan jika sosok beliau semasa masih hidup sangat dikenal sebagai ahli "Islam Banjar".
The following writing shows the historicity of Islamic studies in the West. It is important to reflect, at least as a comparison for our Islamic studies in Indonesia. Initially, Islamic studies in the West were looked unfairly. Islam was considered a fragment of Jews and Christian tradition. Thus, Islamic studies were positioned as a subunit of Christian studies. At this condition, Islamic studies tended to be colonized by West scholars‟ ideology. However, in 1980, Islamic studies began to be looked fairly in the West. Funded by National Endowment for the Humanities, University of Arizona for the first time held an international symposium on Islam and Religious Studies. In this symposium, Islam was considered equally with Christian. Therefore, the research on it was not only about Islam as religion but also as civilization. It was indicated by various approaches to Islam such as philology, social and humanities approaches. Today, Islamic studies develop intensively with the contemporary approaches called post-orientalism which is based on post-colonialism, post-structuralism, multiculturalism, and critical theory.
Kata filsafat berasal dari Bahasa Yunani yakni "philosophia". Kata philosophia merupakan gabungan dari dua kata, yakni "philo" yang berarti cinta dan "sophos" yang berarti kebenaran atau kebijaksanaan. Sehinga philosophia diartikan mencintai kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). 1 Kata philosophia dari Yunani tersebut diserap ke dalam Bahasa Arab menjadi falsafah. Penyerapan kata tersebut terjadi dengan adanya penerjemahan karya-karya teks Yunani ke dalam Bahasa Arab yang dilakukan pada abad ke-2 hingga abad ke-3 Hijriah. Falsafah dimaknai sebagai pengetahuan tentang segala yang ada dan tentang ilahiah dan insaniah. 2 Pondasi mengenai filsafat dibangun oleh Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM). 3 Plato merupakan murid dari Socrates (470-399 SM), yang sebelumnya juga telah memberikan pengajaran mengenai filsafat khususnya filsafat moral. Namun Socrates tidak meninggalkan karya tulis apapun, jadi pemikirannya diambil dari muridnya. Plato kemudian menjadi guru Aristoteles. Ketiga tokoh tersebut, Socrates, Plato, dan Aristoteles merupakan tokoh-tokoh kunci dalam filsafat. Plato mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan tentang segala hal yang ada. Sedangkan muridnya, Aristoteles mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung metafisika, logika, retorika, ekonomi, 1
Riwayah, 2019
This paper discusses the history of the relationship of the West and Islam in the study of Hadith. In addition, it discussed also give scientific dialogue between them so that gave birth to the monumental works from both sides. Using the approach of history, retrieved the fact that Western scholar's paradigm of looking at and examining Islam in General and the Hadith in particular experienced a significant shift. The implications of the paradigm shift that makes Western scholars in the study the Hadith more objective and porposional.
Pendidikan Islam merupakan suatu hal yang paling utama bagi warga suatu negara, karena maju dan keterbelakangan suatu negara akan ditentukan oleh tinggi dan rendahnya tingkat pendidikan warga negaranya. Salah satu bentuk pendidikan yang mengacu kepada pembangunan tersebut yaitu pendidikan agama adalah modal dasar yang merupakan tenaga penggerak yang tidak ternilai harganya bagi pengisian aspirasi bangsa, karena dengan terselenggaranya pendidikan agama secara baik akan membawa dampak terhadap pemahaman dan pengamalan ajaran agama. Pendidikan Islam bersumber kepada al-Quran dan Hadis adalah untuk membentuk manusia yang seutuhnya yakni manusia yang beriman dan bertagwa terhadap Allah Swt, dan untuk memelihara nilai-nilai kehidupan sesama manusia agar dapat menjalankan seluruh kehidupannya , sebagaimana yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya, demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. atau dengan kata lain , untuk mengembalikan manusia kepada fitrahnya, yaitu memanusiakan manusia ,supaya sesuai dengan kehendak Allah yang menciptakan sebagai hamba dan khalifah di muka bumi. Sejarah pendidikan Islam pada hakekatnya sangat berkaitan erat dengan sejarah Islam. Periodesasi pendidikan Islam selalu berada dalam periode sejarah Islam itu sendiri. Secara garis besarnya Harun Nasution membagi sejarah Islam ke dalam tiga periode. Yaitu periode Klasik, Pertengahan dan Modern. Kemudian perinciannya dapat dibagi lima periode, yaitu: Periode Nabi Muhammad SAW (571-632 M), periode Khulafa ar Rasyidin (632-661 M), periode kekuasaan Daulah Umayyah (661-750 M), periode kekuasaan Abbasiyah (750-1250 M) dan periode jatuhnya kekuasaan khalifah di Baghdad (1250-sekarang). Pendidikan Islam di zaman Nabi Muhammad SAW merupakan periode pembinaan pendidikan Islam, dengan cara membudayakan pendidikan Islam
vi Kami menyadari sepenuhnya bahwa kandungan buku ini memiliki banyak kekurangan. Kekurangan yang ada akan menjadi masukan bagi kami untuk terus menggali dan meng-up date informasi dari sumber-sumber baru yang belum didapatkan ketika buku ini ditulis. Pembacaan ulang juga akan dilakukan untuk meminimalisir kekeliruan data dan kesalahan interpretasi yang mungkin saja terjadi, mengingat banyak aspek yang dibahas pada buku ini. Kritik dan saran juga akan sangat membantu kami dalam melakukan revisi isi buku ini ke depan.
Sayyid Quthb adalah seorang ilmuwan, sastrawan, ahli tafsir sekaligus pemikir dari Mesir. Ia banyak menulis dalam berbagai bidang. Ia mempunyai nama lengkap Sayyid Qutb Ibrahim Husain Syadzili. Ia lahir di daerah Asyut, Mesir tahun 1906, di sebuah desa dengan tradisi agama yang kental. Dengan tradisi yang seperti itu,maka tak heran jika Qutb kecil menjadi seorang anak yang pandai dalam ilmu agama. Tak hanya itu, saat usianya masih belia, ia sudah hafal Qur'an. Bakat dan kepandaian menyerap ilmu yang besar itu tak disia-siakan terutama oleh kedua orang tua Qutb. Selama hidupnya selain aktif menulis, ia juga aktif dalam gerakan Islam yang dipimpin oleh Hasan Al-Banna.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Virza Ika Annastasya, 2021
SYEKH NAWAWI AL-BANTANI DAN PEMIKIRANNYA TENTANG PENDIDIKAN ISLAM, 2024
Ta’dib (Jurnal Ilmiah Pendidikan Dan Peradaban Islam, 2021