Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
11 pages
1 file
PERKEMBANGAN terbaru ilmu hayati (life science) di Indonesia patut dicatat secara saksama. Institut Teknologi Bandung (ITB) berencana menjadikan Kampus Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, sebagai ajang penyelenggaraan kegiatan akademis yang fokus pada pengembangan ilmu-ilmu hayati. Kampus seluas 47 hektar itu mengembangkan rekayasa pertanian, perhutanan, bioenergi, dan sebagainya. Dari keberadaan ITB secara keseluruhan, Kampus Jatinangor benar-benar diposisikan sebagai pusat pengembang ilmu hayati. Dari sini pula publik patut berharap, bahwa seluruh upaya pengembangan ilmu hayati tersebut benar-benar berimplikasi positif terhadap Indonesia sebagai sebuah bangsa.
Ahmad Amin -selain disebut-sebut sebagai budayawan, cendikiawan, sejarawan Mesir dan salah satu guru besar yang berjasa mengembangkan bahasa Arab di Mesir, -dia juga dikenal sebagai salah satu tokoh kontroversial Mesir karena beberapa pemikirannya, terutama dalam bidang hadits yang dinilai berseberangan dengan alur pemikiran para ulama pada umumnya. [1][2][3] Namun pemikirannya yang demikian dalam bidang tersebut tidak bisa dimungkiri memiliki pengaruh besar, tidak hanya di tanah airnya, melainkan juga di seluruh dunia Islam. [2][4]
This article aims; To find out does the application of cooperative learning method type Two Stay Two Stray-based Multimedia can improve student learning outcomes in Subjects PAI class X SMK 02 Bengkulu City. To know how the results of class X student SMKN 02 Bengkulu City which uses cooperative learning methods of type two stay two stray-based multimedia. Results obtained by using the methodology class action research (CAR); The implementation of cooperative learning methods of type two stay two stray-based multimedia in improving student learning outcomes in subjects PAI class X SMK Negeri 2 Bengkulu City. This is seen in the analysis of observational data in the first cycle of teacher activity score obtained by the sum value of 30, an average of 3.0, with sufficient classification, and increased in the second cycle score obtained by the total value of 43, on average, 4.3 rara classification good. As well as on the analysis of observational data in the first cycle of student activity score obtained by the sum value of 29, an average of 2.9 with sufficient classification, and increased in the second cycle score obtained by the total value of 42, an average of 4.2 in both categories. The implementation of cooperative learning methods of type two stay two stray-based multimedia can enhance student learning outcomes in subjects PAI class X SMK 2 Bengkulu City. This can be seen from the test data of students in Pre cycle average value achieved by students is 66.92 with a percentage of 28% after the first cycle increased got an average rating of 69.88 and a percentage of 40%, but still below the standard and increased in the second cycle with an average value of 75.6 and a percentage of 76%, thus learning in the second cycle has reached mastery learning. Kata Kunci: Pembelajaran Cooperative, Tipe Two Stay Two Stray Berbasis Multimedia, Pelajaran PAI A. Pendahuluan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana guna mewujudkan suasana belajar dan proses agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. 1 Dalam undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab II pasal 4 menjelaskan bahwa "kedudukan guru sebagai tenaga profesional 1Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.
: Integrasi-Interkoneksi Keilmuan, Biografi Intelektual M. Amin Abdullah [1953-…]: Person, Knowledge and Institution Jilid I & II Penulis : Waryani Fajar Riyanto Penerbit : SUKA Press, Yogyakarta Tahun : 2013 Tebal : Cover + lvi + 2076 hlm. (Jilid I) dan Cover + lvi + 2076 hlm. (Jilid II) Inilah tiba saatnya, Indonesia harus dipertimbangkan di pentas pemikiran dunia. Khususnya mengenai disiplin pemikiran Islam dan filsafat. Setelah Harun Nasution, Nurcholish Madjid, Kuntowijoyo dan Abdurrahman Wahid, tiada nama lain yang setaraf dengan mereka kecuali Amin Abdullah. Jelas, sederet nama tersebut, termasuk yang terakhir, memiliki ciri khas yang berbeda dalam menggambarkan Islam Indonesia dan Asia Tenggara. Dalam pengembaraan ilmu pengetahuannya, Amin mengelaborasi warisan peradaban dunia, yakni hadlârat al-nash (religion), hadlârat falsafah (philosophy) dan hadlârat al-'ilm (science). Hingga pada akhirnya, lahirlah suatu gagasan yang dahsyat bernama Teori Integrasi-Interkoneksi Sistemik (I-KON'S), sebagai "nama sebuah pengetahuan". Dasar pijak ide ini, dimasak hingga matang dengan bumbu-bumbu 'ulûmuddin, religious studies, Islamic studies dan philosophy of science oleh tangan dingin guru besar filsafat tersebut. Lantas kemudian, bagaimana menjelaskan Teori I-KON'S di atas? Secara simplistis, dalam memahami agama Islam yang luhur, terlebih Islam sebagai ilmu, tidak cukup hanya dengan mengandalkan ilmu-ilmu keislaman seperti al-Qur'an wa 'ulumuhu dan al-Sunnah wa 'ulumuha, serta ilmu-ilmu fiqh, ushûl al-fiqh, tafsir, lughah, kalam, falsafah, tasawwuf, tarikh dan seterusnya. Oleh karena itu, perlu pula memanfaatkan ilmu-ilmu seni, sosial dan humaniora seperti sosiologi, antropologi, arkeologi, psikologi, ekonomi, politik, hukum, sejarah, filologi, hermeneutika, etika, fenomenologi, filsafat dan sebagainya, serta ilmu-ilmu alam dan terapan seperti matematika, fisika, astronomi, astrofisika, kimia, biologi, biokimia dan seterusnya.
Abstrak. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap orang, sehingga mutlak harus dijaga oleh setiap orang dengan sangat baik. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kondisi ini mengharuskan Rumah Sakit XYZ Medan memberikan pelayanan yang terbaik bagi setiap masyarakat yang membutuhkannya. Metode yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan dengan dimensi kualitas pelayanan kesehatan untuk menentukan variabel kebutuhan pelanggan yang tidak terpenuhi dengan Quality Function Deployment (QFD) yaitu dengan pembentukan matriks House of Quality (HOQ) yang memiliki Tingkat Kepentingan Relatif tertinggi. Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk merancang usulan perbaikan pelayanan rumah sakit sesuai voice of costumer. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil penyebaran kuesioner pendahuluan menggunakan 16 variabel pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien rawat inap. Pembentukan matriks House of Quality (HOQ) diketahui bahwa karakteristik pelayanan " daya tanggap staf rumah sakit " , memiliki nilai Tingkat Kepentingan Relatif (TKR) sebesar 16,435% sehingga kemampuan staf rumah sakit dalam merespon pasien dengan cepat menjadi prioritas untuk perbaikan pelayanan. Kata Kunci : Jasa Pelayanan, Quality Function Deployment Abstract. Health is something very valuable to any person, so it must be absolutely guarded by everyone very well. Hospital as one health facilities that provides health services to the public has a very strategic in expedite public health improvement. Therefore, hospitals are required to provide service in accordance with the quality standards established and can reach all layers of society. This condition requires XYZ Hospital to provide the best service to every community that need it. The methods used to measure the quality of service with the dimensions of quality health services to determine which variable needs not being met with Quality Function Deployment (QFD) by formation of a matrix House Of Quality (HOQ) which has the relative importance highest. Quality Function Deployment (QFD) used to contrive the proposed fixes congrue volce of hospital services costumer. This research used a questionnaire as an instrument of research. The results of the spread of a questionnaire prefatory used 16 variable service required by hospitalized patients. Forming a matrix House Of Quality (HOQ) " responsiveness staff hospital " has value level relative importance by 16,435 % so that ability staff hospital patient in responding rapidly became priority to repair service.
Typhoid fever is one of the endemic diseases that commonly occur in rural and urban communities. It spreads through food and drink contaminated by Salmonella typhi bacteria. In 2008, detection of typhoid fever was carried out using the tubex test in which it principally detects the IgM antibody that specific for Salmonella typhi O9 present in serum by employing the method of Inhibition Magnetic Binding Immunoassay (IMBI). The present study was aimed to evaluate results of blood sample examination of suspected typhoid fever patient using the tubex test, in order to confirm the typhoid fever diagnose. This research was retrospective study by analyzing 1.266 data of suspected patients obtained from Nikki Medika Clinic Laboratory. The samples were delivered to the Clinic Laboratory for laboratory examination since 2008 till October 2012. Each sample was examined using the tubex test. The results showed that 11.6 -27.8% of the blood samples were positive for typhoid fever while 70 -88.7% was negative.
Abdurrahman al-Awza'i Hidup pada masa pemerintahan Khalifah Bani Umayyah.dan sebaya dengan Imam Abu Hanifah.
The transitionial period in the Malay society in the brink of 18 th century had opened up a new space and opportunity for Abdullah Munshi as social scientist, social critic, and consultant. He was well equipped for the task and that, more often than not, he was more politically alert and knowledgeable than many others in his time. Because of certain values, he went on to criticize Malay rulers and Malay feudal society, which was different from the society he was brought up and worked. Because he was critical, he was accused by the conservative and main stream Malays then as being biased in ways which would not be tolerated by the Malays, then and now. Nevertheless, he was in many ways an " independent " public intellectual interested with ethics, and matters of moral. Thus, he was also a social critic. Did he do
Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005 1. Pendahuluan Sebagai sebuah bidang kajian, ilmu komunikasi terus mengalami perkembangan, baik menyangkut teori, metode penelitian, maupun dari aspek praktis. Sebagai contoh, dalam bidang teori, EM-Griffin (2003 : 21-36) menguraikan tujuh tradisi dalam teori komunikasi berdasarkan bidang kajian (seven tradition in the field of communication theory) sosio-psikologis, sibernetik, retorik, semiotik, sosio-kultural, kritikal, dan fenomenologi. Sedangkan Fisher (1986) mengajukan empat perspektif dalam teori komunikasi berdasarkan cara kerja: mekanistis, psikologis, interaksional, dan pragmatis. Teori-teori komunikasi juga sering dilihat dari segi topik (topics in communication theory) seperti dilakukan Littlejohn (1999 : 39-225): teori sistem, tanda dan bahasa, wacana (discourse), produksi pesan, proses dan penerimaan pesan, interaksionalisme simbolik, dramatisme, dan naratif, realitas sosial dan budaya, pengalaman dan interpretasi, dan teori kritis. Adapula yang melihat teori komunikasi dari topik dan levelnya, sebagaimana dikerjakan Heath dan Bryant (2000): bahasa, makna, dan pesan, informasi dan ketidakpastian, persuasi, komunkasi interpersonal, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Tanpa menghilangkan tradisi kuantitatif (sur-vey dan analisis isi kuantitatif) dan tradisi kualitatif yang lebih dahulu berkembang, dalam dekade 90-an metode penelitian komunikasi diperkaya dengan analisis wacana (discourse analysis). Sebagai permulaan, Krippendorff (1980) memperkuat analisis isi kuantitatif dengan kajian tentang indeks dan simptom serta representasi linguistik dari isi media di mana aspek-aspek ini di kemudian hari menjadi pembahasan dalam analisis wacana. Kemudian, Berger (1982) menyediakan teknik-teknik analisis media (media analysis techniques) yang sama sekali beda dari analisis isi. Ia membahas empat teknik analisis media : semiologi-cal analysis, marxist analysis, psychoanalityc critism, dan sociological. Akhirnya, di pertengahan 90-an, analisis wacana Komunikasi sebagai Wacana ABSTRACT The purpose of this article is to describe communication as discourse perspective. In this perspective communication is seen an activity to construct of reality into a discourse that some interests entering the discourse. The perspective is to complete to the others ones, first transmissions perspective. Communication is to transmit of messages linearly. Second, perspective of display. Communication is an effort to exhibit many messages for gaining audiences attention. Third, generating of meaning perspective where we use symbols to create meaning. Fourth, ritual perspective which communication as a rites to maintain commonness and solidarity of the participants.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
DINAMIKA : Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman, 2019