Perkiraan dan Antisipasi Terhadap Masyarakat Masa Depan

Unisia, 1994

2017

This research discuss about the impact of LBT and its anticipation. LGBT has many impacts. The health impact can be shown by 78% homosexuals infected with sexually transmitted diseases. LBGT also provide social impact. The research shown that a gay have 20-106 couple per year. Whereas, someone zina’s couple is not more than 8 peoples in his whole life. 43% of gay groups who has investigated declare that in their whole life they do homosexual more than 500 people. In education impact, the learners who believe they are homo faced dropout problem 5 times greater than normal students because they feel insecurity. Moreover, 28% of them were force to leave the school. In the field of safety impact, homosexuals cause sexual abuse of children in United States; in fact their population just 2% of the total of America population. It can be concluded that 1 of 20 homosexual case is sexual abuse of children, whereas from 490 cases of adultery, one of that is the sexual abuse of children.

Jurnal Pertahanan & Bela Negara

Abstrak-Dalam diskursus tentang keamanan yang saat ini terus berkembang, maka konsep keamanan merujuk pada seluruh dimensi yang menentukan eksistensi negara, termasuk didalamnya upaya memantapkan keamanan nasional melalui stabilitas politik, sosial, ekonomi, dan pertahanan. Keamanan memiliki makna yang luas yang tidak hanya melibatkan TNI dan Polri saja sebagai aktornya, namun juga rakyat didalam kehidupan berdemokrasi. Oleh karena itu, Indonesia harus menyesuaikan kembali konsepkeamanan nasonal yang mampu merespons berbagai bentuk ancaman yang terus berevolusi dalam lingkungan juga terus berubah dengan cepat. Tulisan ini bertujuan menyumbangkan pemikiran tentang pentingnya UU Kamnas sebagai landasan dan rujukan bagi kerangka konseptual yag komprehensif dalam rangka membangun sebuah sistem keamanan nasional di Indonesia di masa depan.

Jika ingin kemakmuran 1 tahun, tumbuhkanlah benih. Jika ingin kemakmuran 10 tahun, tumbuhkanlah pohon. Jika ingin kemakmuran 100 tahun, tumbuhkanlah (didiklah) manusia." KONFUSIUS ( 551 SM-479 SM ), Cina " Jika ingin kemakmuran 100 tahun, tumbuhkanlah (didiklah) manusia ", satu petikan kalimat sederhana dengan makna begitu kuat terkait strategi cerdas untuk membangun sebuah bangsa dengan karakter yang kuat dimasa depan, Hal ini kemudian terasa belum terbangun dalam kontek

Pendidikan selalu bertumpu pada suatu wawasan kesejahteraan, yakni pengalaman-pengalaman masa lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi serta harapan masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur sosial kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam sejarah bangsa tersebut. Serentak dengan itu, melalui pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan dari dalam maupun tuntuan karena pengaruh dari luar masyarakat yang bersangkutan. Dan akhirnya, melalui pendidikan akan ditetapkan langkah-langkah yang dipilih masa kini sebagai upaya mewujudkan aspirasi dan harapan di masa depan.

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL

Secara umum Pengertian Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya. Masyarakat berasal dari bahasa inggris yaitu "society" yang berarti "masyarakat", lalu kata society berasal dari bahasa latin yaitu "societas" yang berarti "kawan". Sedangkan masyarakat yang berasal dari bahasa arab yaitu "musyarak". Pengertian Masyarakat dalam Arti Luas adalah keseluruhan hubungan hidup bersama tanpa dengan dibatasi lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan Pengertian Masyarakat dalam Arti Sempit adalah sekelompok individu yang dibatasi oleh golongan, bangsa, teritorial, dan lain sebagainya. Pengertian masyarakat juga dapat didefinisikan sebagai kelompok orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan yang sama. Pengertian Masyarakat secara Sederhana adalah sekumpulan manus...

Artikel ini membahas tentang tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh generasi muda sebagai calon pemimpin masa depan. Di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi, generasi ini diharapkan memiliki karakter kepemimpinan yang adaptif, inovatif, dan mampu merespon perubahan dengan cepat. Namun perjalanan menuju kepemimpinan tidak mudah. Banyak tantangan-tantangan yang di hadapi dalam membangun pemimpin masa depan seperti kemajuan teknologi yang pesat, perubahan sosial, globalisasi, masalah lingkungan, hingga masalah budaya juga menjadi hambatan yang harus diatasi, kurangnya kepercayaan masyarakat dapat menjadi tantangan dalam proses pengembangan pemimpin fi masa depan. Selain itu, kurangnya pengalaman juga dapat menjadi tantangan bagi generasi muda. Kata Kunci: Generasi Muda Pemimpin Masa Depan I. LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi saat ini, kebutuhan akan generasi pemimpin yang inovatif, dan adaptif semakin mendesak. Berbagai tantangan seperti kemajuan teknologi yang pesat, perubahan sosial, masalah lingkungan, masalah budaya, kurangnya pengalaman, kurangnya kepercayaan masyarakat juga dapat menjadi tantangan sehingga dibutuhkan generasi pemimpin masa depan yang tangguh dan berintegritas. Budimansyah (2012:2), menyatakan bahwa pengembangan terhadap generasi muda menjadi pemimpin yang baik dan menjadi perhatian utama, tidak ada tugas yang lebih penting dari pengembangan generasi pemimpin masa depan yang bertanggung jawab, efektif, dan terdidik. Generasi bangsa saat ini membutuhkan pembentukan pembentukan dalam sikap dan kepribadian guna meningkatkan individu yang demkratis, bertanggung jawab, toleran dan memiliki sikap dan akhlak yang mulia. Hal tersebut perlu diiringi dengan Pendidikan yang tepat dan pembentukan karakter agar pemuda mampu meghadapi tantangan yang ada dan berpartisipasi dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.

Secara satirik, penyuluhan pertanian pada masa lalu sering disebut sebagai berbasis pada prinsip"Tiga Sa": dipaksa, terpaksa, dan biasa. Hal ini berkaitan dengan praktek penyelenggaraan penyuluhan yang dikaitkan dengan program pemerintah tertentu, yang kemudian menjadikan aktivitas penyuluhan sebagai upaya pendukung mencapai tujuan dari program yang bersangkutan . Para penyuluh kemudian dibekali dengan berbagai pengetahuan, sarana dan prasarana yang memadai untuk dapat secara aktif mendukung pelaksanaan program tersebut. Proses ini terutama berjalan pada masa implementasi Revolusi Hijau, yang memiliki dasar kegiatan berupa pengenalan varietas tanaman pangan utama, yaitu padi (Las, 2009).