Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
23 pages
1 file
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW., kepemimpinan dipegang oleh sahabat nabi (khulafaurrasyidin) yaitu: Abu Bakar (11-13 H), Umar bin Khattab (13-23 H), Utsman bin Affan (24-35 H), dan Ali bin Abi Thalib (36-41 H). Setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib maka bentuk kekhalifahan berakhir dan berganti menjadi kerajaan/ dinasti yang tidak membuat ajaran islam berubah. Kerajaan ini dipelopori oleh dinasti umayyah yang berkuasa selama kurang lebih 90 tahun (40-132 H) yang dimana peradabannya mengalami perkembangan yang pesat. Oleh karena itu, pembahasan ini akan sedikit menguraikan perkembanganperkembangan di masa Dinasti Umayyah.
yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW telah membawa bangsa Arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain menjadi bangsa yang maju. Ia dengan cepat bergerak mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang. Bahkan, kemajuan Barat pada mulanya bersumber dari peradaban islam yang masuk ke Eropa melalui Spanyol. Islam memang beda dari agama-agama lain. H.A.R Gibb didalam bukunya Whither Islam menyatakan, "Islam is indeed much more than a system of theology, it is a complete civilization" (Islam sesungguhnya lebih dari sekadar sebuah agama, ia adalah suatu peradaban yang sempurna). Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam. Semua wilayah kekuasaan Islam menggunakan bahasa yang satu, bahasa Arab, sebagai bahasa administrasi. Semua ungkapan-ungkapan budaya juga diekspresikan melalui bahasa Arab, meskipun ketika itu bangsa-bangsa non-Arab juga sudah memulai berpartisipasi dalam membina suatu "kebudayaan" dan "peradaban". Sejarah politik dunia Islam dibagi menjadi tiga periode: pertama, periode klasik (650-1250 M); kedua, periode pertengahan (1250-1800 M) dan ketiga, periode modern (1800 sampai sekarang). Pada periode pertama terjadi apa yang disebut dengan "masa keemasan" sejarah Islam. Sebagai masa keemasan, ia seringkali dijadikan tolok ukur dan rujukan keteladanan. Pembuatan makalah ini, dengan segala keterbatasannya mencoba menceritakan tentang Dinasti Umayyah II yang terletak di Spanyol dan juga Dinasti Abbasiyah. Beserta dengan masa keemasan yang dialami oleh Dinasti Umayyah II dan juga Dinasti Abbasiyah. B. Rumusan Masalah
Proses perpindahan periode kekuasaan dari Ali bin Abi Thalib (Khalifah Rasyidin ke-4) kepada Umayyah ini dicatat sejarah sarat akan hikmah sehingga patut dicermati dan dikaji lebih mendalam. Tidak hanya itu, pergulatan politik yang terjadi pada awal berdiri Dinasti Umayyah hingga perkembangan dan perubahan sistem khilafah menjadi monarki sangat menarik untuk ditelaah. Namun kita juga tidak dapat menutup mata, meskipun terdapat berbagai persoalan yang terjadi waktu itu, Dinasti Umayyah yang berkuasa lebih kurang selama 90 tahun (40-132H/661-750M), juga telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun Peradaban Islam di dunia.
Oleh: Ridho Halim dan Ahmad Abu Mas'ud Mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang PEMBAHASAN A. Sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah Sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah tidak bisa dilepaskan dari munculnya berbagai masalah-masalah yang dialami oleh Dinasti sebelumnya yaitu Dinasti Ummayah. Masalah-masalah pada periode terakhir tersebut kemudian bertemu dengan beberapa kepentingan yang satu sama lain berkaitan. Ketidakpuasan sana-sini yang terjadi yang ditampakkan dengan berbagai macam pemberontakan jelas menjadi pekerjaan rumah yang serius bagi Dinasti yang saat itu memimpin, yang tidak lain adalah Dinasti Ummayah. Momentum inilah yang dijadikan senjata untuk menjatuhkan Dinasti Ummayah, yang dimotori oleh Abu al-Abbas al-Saffah. 1
Tasamuh: Jurnal Studi Islam, 2018
At the end of the Rasyidin Caliphate there was division within Muslims. Politically there are two dominant groups: Hasan bin Ali and Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Politically there are two dominant groups, Hasan bin Ali and Mu’awiyah bin Abi Sufyan. After the negotiations, for the sake of unity of Muslims, it was agreed that Hasan acknowledged Mu’awiyah as the Caliph of the Muslim marked the emergence of the Umayyad Dynasty. The moment was called 'am jama'ah (unity year) in 661. The Abbasid Dynasty was the descendant of Prophet Muhammad's uncle, al-Abbas, who supported Ali bin Abi Talib and his descendants (including Hasan bin Ali). This paper aims to discuss some of the political situation that developed when the Umayyads (661-750) and the Abbasids (750- 1258). In Mu’awiyah bin Abi Sufyan's time there was a change of the political system from the khulafaur Rashidin into a system of al-Mulk (heredity monarchy) characterized by the appointment of his son, Yazin bin Mu'...
Pemerintahan Bani Umawiyah berdiri setelah khilafah rasyidah. Dimulai sejak Hasan bin Ali menyerahkan kekuasaan pada Muawiyah bin Abi Sufyan pada tanggal 25 Robiul Awwal 41 H/661 M dan berakhir dengan kekalahan khalifah Marwan bin Muhammad di perang Zab pada bulan Jumadil Ula tahun 132 H/749 M. dengan demikian pemerintahan Bani Umawiyah ini berlangsung selama 91 tahun. Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah, pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheriditis (kerajaan turun temurun). Kekhalifahan Muawiyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak. Suksesi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anknya, Yazid. Muawiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun dia memberikan interpretasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya "khalifah Allah" dalam pengertian "penguasa" yang diangkat oleh Allah. Namun walau demikian, masa pemerintahan mereka memiliki keistimewaan dengan memproduksikan tanah-tanah mati dan pembangunan berbagai kota. Selain itu, di tangan merekalah banyak negeri yang ditaklukan hingga wilayah China disebelah timur, negeri-negeri di Andalusia (Spanyol), dan selatan Perancis di sebelah barat. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah berdirinya pemerintahan Bani Umayyah? 2. Siapa saja yang menjadi khalifah pada masa Bani Umayyah dan bagaimana peranannya dalam penyebaran kekuasaan Islam? 2 | P a g e BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Berdirinya Daulah Bani Umayyah Nama "Daulah Umawiyah" itu berasal dari nama "Umawiyah ibnu "Abdi Syams ibnu "Abdi Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin kabilah Quraisy dizaman jahiliyah. Umawiyah ini senantiasa bersaing dengan pamannya, Hasyim ibnu Abdi Manaf, untuk merebut pimpinan dan kehormatan dalam masyarakat bangsanya. 1 Setelah Islam datang, Pertarungan menduduki kekuasaan ini menjelma menjadi sebuah permusuhan yang transparan dan terbuka. Bani Umayyah melakukan perlawanan terhadap Rasulullah dan dakwahnya. Sedangkan, Bani Hasyim mendukung Rasulullah dan mengikutinya. Bani Umayyah tidak masuk islam kecuali setelah tidak ada jalan lain kecuali mereka harus masuk islam. Ini terjadi setelah penaklukan kota Mekkah. 2
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Makalah Pascasarjana PTIQ, 2018
SETYAKI : Jurnal Studi Keagamaan Islam
HEURISTIK: Jurnal Pendidikan Sejarah, 2021