Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
43 pages
1 file
Selama ini perbuatan belajar di dalam perspektif sebagian masyarakat hanyalah mengacu pada aktivitas seseorang ketika membaca buku, mengulangi pelajaran, dan mengerjakan tugas saja. Padahal hakikat sebenarnya proses perbuatan belajar banyak sekali macamnya.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Sekarang timbul pertanyaan apakah belajar itu sebenarnya? Samakah belajar dengan latihan, dengan menghapal, dengan mengumpulkan fakta, dan studi? Tentu saja terhadap pertanyaan tersebut banyak pendapat yang mungkin satu sama lain berbeda. Misalnya ada yang berpendapat bahwa belajar merupakan suatu kegiatan menghafal sejumlah fakta-fakta. Sejalan dengan pendapat ini, maka seorang yang telah belajar akan ditandai dengan banyaknya fakta-fakta yang dapat dihafalkan. Guru yang berpendapat demikian akan merasa puas jika siswa-siswa telah sanggup menghapal sejumlah fakta diluar kepala, pendapat lain mengatakan bahwa belajar adalah sama saja dengan latihan, sehingga hasil belajar akan tampak daalam ketrampilan-ketrampilan terutama sebagai hasil latihan. Untuk banyak memperoleh kemajuan, seseorang harus dilatih dalam berbagai aspek tingkah laku sehingga diperoleh suatu pola tingkah laku yang otomatis. Misalnya agar seseorang siswa mahir dalam matematika, maka ia harus banyak dilatih mengerjakan soal-soal latihan. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan – tindaakannya yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang yang mempunyai pandangan berbeda tentang belajar. Berdasarkan perbedaan pandangan belajar seperti yang terurai diatas, penulis ingin membahas arti belajar dalam pandangn psikologi, bagaimana pola perubahan yang diperoleh setelah seseorang belajar, bagaimana tingkah laku mempengaruhi belajar. Jadi, hal demikianlah yang membuat penulis megambil topic " Tinjauan Psikologi Tentang Belajar "
MAKALAH disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikolinguistik yang diampu oleh Ninah Hasanah, S. Pd., S. I. Kom., M. Pd. oleh Kelompok V -III.B HENISA SITI HABIBAH NIM 16212023 TRIAS AMALIA SUGIHARTI NIM 16213012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL, BAHASA DAN SASTRA INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA (IPI) GARUT 2019 iii KATA PENGANTAR Mata kuliah Psikolinguistik merupakan mata kuliah yang termasuk ke dalam kelompok mata kuliah keterampilan dan keahlian, yakni mata kuliah yang relevan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keilmuan atas dasar keunggulan kompetitif serta komparatif penyelenggaraan bidang keilmuan. Mata kuliah Psikolinguistik juga termasuk ke dalam salah satu subdisiplin ilmu kebahasaan, yakni makrolinguistik, keilmuan antara disiplin ilmu psikologi dan disiplin ilmu linguistik. Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan kekuatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Begitu juga untuk pihak-pihak lain yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, baik secara lahir maupun batin, maka dari itu kami mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, dosen pengampu mata kuliah Psikolinguistik, Ibu Ninah Hasanah, S. Pd., S. I. Kom., M. Pd., dan kepada teman-teman di kelas 3 (tiga) B.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belahar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Kegiatan pembelajaran syarat dengan muatan psikologis. Dengan kata lain, banyak aspek psikologis dalam proses pembelajaran yang harus dipahami oleh seorang pendidik demi tercapainya tujuan pendidikan. Mengabaikan aspek-aspek psikologis dalam pembelajaran akan berakibat kegagalan. Untuk dapat memahami berbagai aspek psikologis dalam pembelajaran, guru harus memahami berbagai konsep psikologi, khususnya psikologi belajar. Banyak hal yang perlu dikuasai oleh seorang pendidik, bukan hanya hal-hal yang kasat mata dan lahiriah, tetapai juga harus menguasai hal-hal yang bersifat batiniah. Misalnya memahami perasaan, keinginan, jalan pikiran, dan emosi siswa, yang kesemuanya tercakup dalam ranah psikologi. Tanpa keahlian tersebut, pendidik tidak akan mampu mengoptimalkan potensi siswa. Setiap peserta didik memiliki keunikan masingmasing dan berbeda satu sama lain. Oleh sebab itulah, kita sebagai guru memerlukan psikologi. Dengan adanya psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku individu dalam proses pendidikan dan bagaimana membantu individu agar dapat berkembang secara optimal serta mengatasi permasalahan yang timbul dalam diri individu (siswa) terutama masalah belajar yang dalam hal ini adalah masalah dari segi pemahaman dan keterbatasan pembelajaran yang dialami oleh siswa. Psikologi dibutuhkan di berbagai ilmu pengetahuan untuk mengerti dan memahami kejiwaan seseorang. Psikologi memiliki peran dalam dunia pendidikan baik itu dalam belajar dan pembelajaran. Pengetahuan tentang psikologi sangat diperlukan oleh pihak guru atau 3 instruktur sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, dan pengasuh dalam memahami karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta secara integral. Pemahaman psikologis peserta didik oleh pihak guru atau instruktur di institusi pendidikan memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam membelajarkan peserta didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi, dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara optimal dan maksimal. Pengetahuan tentang psikologi diperlukan oleh dunia pendidikan karena dunia pendidikan menghadapi peserta didik yang unik dilihat dari segi karakteristik perilaku, kepribadian, sikap, minat, motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir, inteligensi, fantasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya. Perbedaan karakteristik psikologis yang dimiliki oleh para peserta didik harus diketahui dan dipahami oleh setiap guru atau instruktur yang berperan sebagai pendidik dan pengajar di kelas, jika ingin proses pembelajarannya berhasil Pengertian Psikologi Kata psikologi berasal dari Bahasa Inggris psychology. Kata ini diadopsi dari Bahasa Yunani yang berakar dari dua kata yaitu psyche yang berarti jiwa atau roh, dan logos berarti ilmu. Jadi secara mudah psikologi berarti ilmu jiwa. Beberapa ahli memberikan pendapat mengenai arti psikologi. Psychology can be defined as the science of the activities of the individual (Woodworth, 1955:3). Ngalim Purwanto (1996:12) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang memelajari tingkah laku manusia. Tingkah laku di sini meliputi segala kegiatan yang tampak maupun yang tidak tampak, yang dilakukan secara sadar atau tidak sadar. Sedang Sarwono (1976) mendefinisikan psikologi dalam tiga definisi.
Akhiruddin& Rosnatang, 2017
Strategi pembelajarannya sosiologi dalam dunia pendidikan bersifat positif. Proses penajaman dari materi yang ada tergali secara optimal. Munculnya perenungan ide-ide akan timbul kreativitas daya imajinasi, inspirasi, dan inovasi terhadap sesuatu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Dengan adanya hal itu, maka dalam pembuatan kurikulum serta pelaksanaan dalam proses belajar mengajar terlaksana dengan baik dengan berpegang pada kata hati nurani.
Strategi Pembelajaran Dalam Perspektif Psikologi, 2020
Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkunganya. Belajar dan pembelajaran merupakan dua hal yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Belajar dan pembelajaran dikatakan sebuah bentuk edukasi yang menjadikan adanya suatu interaksi antara seorang guru dengan siswa. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU No. 20 Tahun 2003). Dengan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu sangatlah penting. Oleh karena itu, terdapat beberapa pendekatan untuk mensukseskannya, diantaranya pendekatan behavioral, pendekatan konstruktivis sosial dan pendekatan pemrosesan infomasi.
Teori belajar koneksionisme adalah teori yang ditemukan dan dikembangkan oleh Edward Lee Thorndike (1874Thorndike ( -1949 berdasarkan yang ia lakukan pada tahun 1890-an.
Pendidikan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991): proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.