Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Pertumbuhan populasi manusia yang cepat maupun aktivitasnya yang signifikan mengakibatkan perubahan dalam penggunaan lahan.
Pada suatu kawasan pertanian yang luas, letak sebidang lahan amat mempengaruhi pola kegunaannya. Letak di sini di peruntukan dalam hubungannya sebidang lahan dengan pusat pemasaran dan tempat tinggal petani. Sebidang lahan yang terletak hampir dekat dengan pusat pemasaran dikatakan mempunyai nilai yang tinggi dan amat menguntungkan jika diusahakan sepenuhnya. Sebaliknya lahan yang jauh dari pusat pemasaran kurang menguntungkan jika di usahakan. Dalam kaitannya dengan letak peranan transportasi menjadi sangat penting. Ini berarti semakin jauh dari pusat pemasaran semakin tinggi biaya transportasi dan terjadi sebaliknya. Salah satu model yang paling banyak digunakan dalam tataguna lahan pertanian adalah model Von Thunen. 2.2 Tataguna Lahan Model Von Thunen Von Thunen adalah seorang yang berkebangsaan Jerman, telah mengusahakan lahan pertaniannya selama 40 tahun. Berdasarkan pengalamannya dia mengemukan satu model atau teori tentang letak tataguna lahan pertanian. Model tersebut menunjukkan adanya perbedaan tentang tataguna lahan dengan bertambahnya jarak dari pasar. Ada dua hal yang dikemukan oleh Von Thunen yaitu:
Seorang wirausaha harus berfikir positif dan kreatif, yaitu dengan cara:
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana tingkat literasi keuangan mahasiswa S1 dan faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan sebanyak 625 kuesioner dan hanya 584 kuesioner yang dapat digunakan. Metode analisis data adalah statistik deskriptif dan uji ANOVA. Tingkat literasi keuangan adalah 48,91% berada dalam kategori rendah. Hasil pengujian menunjukkan terdapat pengaruh antara jenis kelamin, usia, IPK, dan pendapatan orang tua. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa harus meningkatkan pemahaman mereka tentang personal finance khususnya dalam area investasi. Selain itu universitas dapat memberi pendidikan tentang personal finance kepada mahasiswa. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah meneliti seluruh mahasiswa Universitas Trisakti, menggunakan metode online, menambah jumlah pertanyaan dan menambah variabel seperti pendapatan mahasiswa, kepemilikan tabungan, hutang dan pengalaman kerja mahasiswa.
Abstrak Pada umumnya setiap pekerjaan pembangunan bangunan sipil selalu berkaitan dengan masalah pekerjaan tanah. Pekerjaan tanah ini dilakukan mulai dari menggali, menggusur, memindahkan dan memadatkan untuk mendapatkan spesifikasi tanah yang ditentukan. Pada pelaksanaan proyek ini alat-alat berat yang digunakan yaitu Wheel loader tipe WA 200-6, Backhoe dan Dump truck sebagai alat penunjang, memiliki kelebihan serta kekurangan ditinjau dari segi teknis. Perlunya pengetahuan lebih lanjut mengenai produktivitas masing-masing alat sebagai upaya yang tepat agar menghasilkan pekerjaan yang efektif dan efisien. Adapun data yang didapat yaitu dengan cara metode pengumpulan data, berdasarkan hal tersebut, tujuan yang ingin dicapai adalah menghitung anggaran biaya berdasarkan Pedoman Harga Satuan (PHS) dan Produktivitas Kerja Alat wheel loader sehingga pelaksanaan proyek lebih optimal. Data yang diperoleh dianalisa untuk mendapatkan hasil produktivitas, jumlah alat berat yang dipergunakan dan jumlah biaya sewa alat. Dari hasil pengumpulan data dan perhitungan analisa didapat jumlah alat berat dan jumlah biaya sewa alat seperti berikut : A. Backhoe : 1 Unit biaya sewa alat perjam Rp. 522,090,63 B. Dump truck : 2 Unit biaya sewa alat perjam Rp. 298,363,46 C. Wheel loader : 1 Unit biaya sewa alat perjam Rp. 397,337,18 Kata kunci : Wheel loader, Produktivitas Kerja Alat, Pedoman Harga Satuan (PHS) Catatan : * = Pembimbing Pertama ** = Pembimbing Kedua
JSEP (Journal of Social and Agricultural Economics)
Economic growth and urbanization are increasing the demand for land affecting on the numerous conversion agricultural land. The conversion has bad impacts on the deprivation of the environmental service value. Economic valuation methods using WTA and WTP were applied to calculate the environmental service value produced by agricultural land. The purposes of the research are to calculate the environmental services value which is lost due to the impact of the conversion of agricultural land to non-agricultural land. The quantitative method using cluster random sampling technique was applied to analyze 206 respondents included in this research. The multiple linear analysis methods were used as the analytical method. The results show that there is a potential loss of economic value of Rp. 1.236.659.406 per year from environmental services as a reward for farmers who are willing to cultivate agricultural land which is calculated from WTA value and potential loss of WTP of Rp. 278.820.122...
PANGAN ACARA I PENGENALAN ALAT DAN PENGGUNAANYA Disusun oleh : SITI HAWA J1A012125 KELOMPOK 9 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2014 EVALUASI GIZI DALAM PENGOLAHAN PANGAN Laporan ini merupakan salah satu tugas untuk menyelesaikan mata kuliah Evaluasi Gizi dalam Pengolahan Pangan pada Semester Genap Tahun 2013/2014 Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram Mataram, 30 Mei 2014 Mengetahui, Co. Ass. Praktikum Evaluasi Gizi Dalam Pengolahan Pangan Praktikan, SITI DESY MARDIAH SITI HAWA C1C 011 080 J1A 012 125 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kimia Pangan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada saat pengolahan pangan. Untuk mengetahui reaksi-reaksi tersebut perlu dilaksanakan penelitian di Laboratorium, sebelum melakukan penelitian praktikan harus mengetahui alat-alat yang akan digunakan pada saat praktikum. Oleh Karena itu, perlunya dilakukan praktikum ini.
Prosiding Seminar Nasional Geografi III, 2019
Aktivitas Kota Kendari sebagai pusat pemerintahan di Provinsi Sulawesi Tenggara sekaligus berperan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, industri dan jasa serta sebagai tempat untuk memperoleh kesempatan berdampak pada semakin bertambahnya jumlah penduduk sehingga mendorong tumbuhnya pemanfaatan lahan untuk permukiman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spasial temporal dan laju perubahan penggunaan lahan permukiman tahun 2005-2015 serta luas kebutuhan lahan permukiman untuk tahun 2015-2025. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2016 dengan menggunakan citra resolusi tinggi Google Earth dari tahun 2005, 2010, dan 2015, Peta Administrasi Kota Kendari, Software ArcGIS 10.3, SAS Planet Release 160707. Penelitian dilakukan melalui interpretasi secara visual dengan cara on screen digitizing untuk mendapatkan data penggunaan lahan permukiman dan untuk mendapatkan data spasial temporalnya menggunakan metode tumpangsusun (overlay), laju perubahan penggunaan lahan dan luas kebutuhan lahan untuk permukiman dengan metode analisis prediksi. Hasil penelitian diperoleh penggunaan lahan permukiman di Kota Kendari Tahun 2005 yaitu seluas 979,72 Ha atau 3,61% dan non permukiman seluas 25.980,77Ha atau 96,39%; Tahun 2010 untuk permukiman seluas 1.246,63 Ha atau 4,64% dan non permukiman seluas 25.713,87 Ha atau 95,36% serta untuk tahun 2015 permukiman seluas 2.045,85 Ha atau 7,57% dan non permukiman seluas 24.914,67 Ha atau 92,41%. Laju pertumbuhan permukiman dari kurun waktu Tahun 2005-2010 mengalami perluasan sebesar 266,91 Ha dengan laju 53,38 Ha pertahun, pertumbuhan permukiman tertinggi terdapat di Kecamatan Kendari Barat sebesar 39,96 Ha dengan laju 7,99 Ha pertahun. Laju pertumbuhan permukiman untuk kurun waktu Tahun 2010-2015 juga mengalami perluasanya itu sebesar 799,22 Ha dengan laju 149,84 Ha pertahun, pertumbuhan permukiman tertinggi berada di Kecamatan Poasia yaitu sebesar 136,50 Ha dengan laju 26,30 Ha pertahun. Hasil proyeksi dan luas kebutuhan lahan untuk permukiman pada tahun 2015-2025 Kota Kendari mencapai perluasan sebesar 5.507,49 Ha atau sekitar 20,63% dari luas wilayah Kota Kendari dengan kebutuhan lahan permukiman terbesar terdapat di Kecamatan Kendari Barat sebesar 761.39 Ha. Untuk itu perluasan kebutuhan lahan permukiman lebih diarahkan pada Kecamatan Abeli, Baruga, dan Kecamatan Kambu.
Oleh: Bambang Utoyo S Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Lampung
Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT., karena atas limpahan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini tepat pada waktunya.Kami diberikan tugas untuk membuat makalah dengan judul "AKUNTANSI BIAYA DAN PENGERTIAN BIAYA" Banyak kesulitan dan hambatan yang kami hadapi dalam membuat tugas ini tetapi dengan semangat, kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak yang membantu terutama kepada dosen pengampu Bapak Yuliusman,S.E.,M.Si., AK,CA kami ucapkan terima kasih, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini. kami menyimpulkan bahwa tugas makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan makalah kami.
Analisis Preferensi Suhu pada Ikan dan Kecenderungan Makanan Belalang
Pestisida adalah bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman pertanian. Pestisida, menurut Pasal 75 dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2019, dapat didefinisikan sebagai semua zat kimia dan bahan lain, serta virus dan jasad renik yang dapat digunakan untuk menghapus atau mencegah hama, hewan, rerumputan, atau tanaman yang tidak diinginkan. Masalah utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan pestisida berkontribusi terhadap pencemaran tanah, air, dan udara, serta dampaknya pada kesehatan petani dan masyarakat.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penggunaan pestisida terhadap keseimbangan ekosistem pertanian dan kesehatan manusia, serta menawarkan solusi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif, dengan pendekatan analisis data sekunder dari peraturan perundang-undangan, dokumen hukum lingkungan, serta literatur terkait dampak pestisida.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pestisida yang tidak tepat mencemari tanah dan air, mempengaruhi organisme nontarget, serta meningkatkan risiko gangguan kesehatan seperti keracunan, gangguan reproduksi, dan penyakit kronis. Selain itu, residu pestisida yang terakumulasi dalam tanah dan tanaman menyebabkan degradasi lingkungan. Upaya mitigasi yang dapat dilakukan mencakup pengendalian hama terpadu, edukasi petani tentang penggunaan pestisida yang aman, dan adopsi teknologi pertanian berkelanjutan. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan pentingnya pendekatan yang lebih ramah lingkungan dalam pengelolaan pestisida untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kesehatan masyarakat. Diperlukan peran aktif pemerintah dan masyarakat untuk mengimplementasikan strategi pertanian berkelanjutan guna meminimalkan dampak negatif pestisida. Kata kunci: pestisida, ekosistem pertanian, pencemaran lingkungan, kesehatan, pertanian berkelanjutan.
Pertumbuhan populasi manusia yang cepat maupun aktivitasnya yang signifikan mengakibatkan perubahan dalam penggunaan lahan. Pengaruh ini memberi dampak terhadap penurunan kualitas lingkungan seperti meningkatnya lahan marginal, peningkatan tanah terserosi, terjadinya sedimentasi, dan memungkinkan terjadinya banjir pada musim hujan, bahkan kekeringan pada musim kemarau. Penggunaan lahan pertanian di Indonesia sangat memprihatinkan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2004 ada sekitar 180.000 ha tahun-1 lahan pertanian yang dikonversi menjadi lahan non pertanian. Dengan melakukan pengalihan lahan pertanian ke non pertanian dapat menimbulkan terjadinya krisis air dan merusak siklus hidrologi, selain itu juga dapat menurunkan produktivitas pertanian. Bila hal ini terus dibiarkan dan berlanjut, ketahanan pangan akan semakin rapuh, dan yang paling memprihatinkan adalah Indonesia sebagai negara agraris sekaligus menjadi pengimpor pangan secara besar-besaran akan terus dilakukan. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut, lahan pertanian diupayakan pengelolaannya secara intensif dengan penambahan input teknologi dan lainnya. Kebijakan pengelolaan lahan pertanian tersebut berdampak buruk terhadap kelestarian lahan pertanian, termasuk lahan sawah. Kerusakan lingkungan produksi akibat praktek intensifikasi pada lahan sawah perlu mendapat perhatian serius, agar produktivitas lahan dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan. Namun pemanfaatan dan pengelolaan lahan sawah sering terkesan kontradiktif dengan upaya pelestarian sumberdaya alam.
Artikel reza, 2022
Rentenir secara harafiah berasal dari kata Rente yang artinya renten, bunga uang. Kata ini tidak jauh berbeda dengan makna Riba yang secara bahasa berarti Ziyadah (tambahan) baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam. Institusi yang memperoleh profit melalui penarikan bunga disebut sebagai lembaga rente, seperti Bank, koperasi dan lembaga perkreditan lainnya. Sedangkan individu yang memperoleh provit melalui penarikan bunga disebut dengan rentenir. Dari Latar belakang diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian Jurnal dengan judul "Tinjauan Hukum Ekonomi Islam Terhadap Dampak Penggunaan Jasa Rentenir". Untuk mendapatkan hasil yang baik dalm penelitian ini, maka penulis menggunakan metode kualitatif dengan cara liberary research.
2016
Perkembangan teknologi penginderaan jauh yang pesat berpengaruh juga pada pengembangan berbagai macam metode yang dapat digunakan untuk ekstraksi informasi secara otomatis dari data penginderaan jauh. Salah satu perkembangan dalam bidang ini adalah hadirnya sensor hiperspektral, yang merekam obyek pada puluhan hingga ratusan saluran, dengan menggunakan spektrum sempit (10-20 nm) untuk setiap saluran, dan beroperasi pada spektrum antara 400-2500 nm (Van der Meer & de Jong, 2001; Apan & Phinn, 2006). Setiap piksel pada citra memiliki asosiasi pola spektral dengan pola pantulan spektral obyek yang unik (spectral fingerprint) yang diperoleh dari laboratorium atau lapangan (Schmidt & Skidmore, 2001; Borengasser et al., 2008). Sebagai contoh, Short (2006) mengemukakan bahwa untuk studi vegetasi, sensor hiperspektral tidak hanya dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelompok vegetasi yang berbeda, tetapi lebih jauh dapat membedakan spesies tumbuhan secara individual. Dengan demikian, secara teoritik, data hiperspektral memungkinkan untuk dapat membedakan obyek yang terekam pada citra dengan lebih detail berdasarkan pola pantulan spektral. Untuk vegetasi hijau, pola pantulan pada gelombang visible (tampak) dipengaruhi oleh aktivitas fotosintesis tumbuhan. Pada panjang gelombang tampak ini terjadi serapan oleh klorofil a dan b pada saluran biru (400-500 nm) dan merah (600-700 nm), sedangkan pada saluran hijau (500-600 nm) banyak dipantulkan. Pola spektral vegetasi meningkat dengan signifikan pada 700-1200 nm, hal ini terutama disebabkan oleh pantulan dari struktur internal daun (jaringan mesofil) (Campbell, 2002; Jensen, 2005; Lillesand et al., 2004). Pantulan tanah dipengaruhi oleh kandungan kelembaban tanah, tesktur tanah (susunan pasir, debu dan lempung) kekasaran permukaan, adanya oksida besi dan kandungan bahan organik (Lillesand et al., 2004). Pantulan tanah kering terbuka cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya panjang gelombang. Apabila tanah tersebut lembab atau basah, pola pantulan tanah ini tetap berulang akan tetapi pertambahan nilai pantulan seiring bertambahnya panjang gelombang tidak terlalu signifikan. Obyek air pada endmember pada citra mempunyai karakteristik pola pantulan tinggi pada panjang gelombang biru dan menurun pada panjang gelombang inframerah, dekat. Apabila air tersebut memiliki material suspensi, panjang gelombang cenderung meningkat pada inframerah dekat sebagai akibat dari material suspensi yang dikandung oleh air tersebut. Ilmu penginderaan jauh telah berkembang sangat pesat dari masa ke masa. Teknologi satelit berperan besar dalam perkembangan aplikasi ilmu penginderaan jauh, terutama dalam menganalisa keadaan vegetasi bumi. Teknologi sistem sensor satelit dan algoritma pemrosesan sinyal digital memudahkan pengambilan informasi keadaan bumi secara lebih cepat, detail dan akurat. Sejak diluncurkannya berbagai instrumen pada satelit observasi Bumi ERTS milik NASA dan AVHRR milik NOAA, algoritma pemrosesan sinyal yang digunakan untuk mengamati keadaan vegetasi adalah algoritma NDVI (Normalized Difference Vegetation Index). Algoritma ini memanfaatkan fenomena fisik pantulan gelombang cahaya yang berasal dari dedaunan. Dalam aplikasi penginderaan jauh, indeks vegetasi merupakan cerminan tingkat kehijauan vegetasi yang juga dapat digunakan sebagai parameter kondisi kekeringan. Indeks vegetasi dapat berubah disebabkan oleh kondisi ketersediaan air akibat pergantian musim. Kondisi indeks vegetasi rendah mengakibatkan penurunan produksi pangan, kebakaran, dan lain sebagainya. Untuk mengantisipasi akibat buruk tersebut, upaya pemantauan indeks vegetasi perlu dilakukan. Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang telah dilaksanakan akan berpengaruh cukup besar terhadap perubahan tatanan lingkungan berupa menurunnya kualitas lingkungan, degradasi lingkungan/kerusakan lingkungan serta berkurangnya sumberdaya alam maupun perubahan tata guna lahan. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan praktikum “Analisis Tutupan/Penggunaan Lahan untuk Perbaikan kontras citra melalui perataan histogram dilakukan dengan teknik klasifikasi terawasi (supervised classification) dan klasifikasi tak terbimbing (unsupervised classification)” sebagai bahan dasar informasi awal untuk melihat distorsi yang terjadi terhadap pengolahan data penginderaan jauh.
Pada era informasi dan tekhnologi sekarang ini, peran dunia usaha dan masyarakat sudah semakin kompleks sehingga menuntut terus akan terjadinya perubahan dan perkembangan dalam berbagai disiplin ilmu termasuk didalamnya adalah akuntansi. Akuntansi dikatakan juga sebagai language business karena mempunyai peranan penting dalam bidang ekonomi dan sosial dan proses pengambilan keputusan yang bersifat finansial dengan berdasarkan pada infornasi keuangan. Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan,organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Pencatatan harian yang terlibat dalam proses akuntansi dikenal dengan istilah pembukuan. Praktisi akuntansi dikenal sebagaiakuntan. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.
Jurnal Menara Ekonomi : Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi, 2021
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan PSAK No. 1 tentang penyajian laporan keuangan yang disusun oleh Rumah Sakit ‘Aisyiyah Pariaman
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.