Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
25 pages
1 file
manusia diciptakan dari segumpal darah
Al-Quran, kitab suci yang sangat sempurna, telah memuat bagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan tentang proses penciptaan manusia dengan begitu jelas, sejak dari bentuk nuthfah sampai menjadi manusia sempurna. Demikian agung dan besar kekuasaan Allah, dan ilmu pengetahuan modern telah membuktikan kebenaran Al-Quran yang diturunkan 15 abad yang lalu tersebut.
Istilah alam yang terpakai di sini dalam arti alam semesta, jagat raya, yang dalam bahasa inggris diistilahkan dengan universe. Istilah ini dialihbahasakan ke dalam bahasa Arab dengan alam .)عالم( Istilah alam dalam al-Quran hanya datang dalam bentuk jamak alamin ,)عاطين( disebut sebanyak 73 kali yang tergelar dalam 30 surat. 1 Kata 'alamin yang dimaksud dalam al-Quran, sebagai kumpulan yang sejenis dari makhluk yang berakal. Arti ini didasarkan pada kata 'alamin yang menunjukkan jamak al-muzakkar yang berakal. Sebab itu dikenal alam malaikat, alam manusia, alam jin, alam tumbuhan dan lainnya, tetapi tidak dikenal istilah alam batu dan alam tanah, karena alam batu dan alam tanah tidak memenuhi kriteria di atas. 2 Berdasarkan pendapat para ulama ternyata istilah al-'alamin yang ada dalam al-Quran tidak dapat dipakai kepada istilah alam semesta atau universe. Untuk membuktikan tesa ini dapat dilacak kata-kata al-'alamin yang terdapat dalam al-Quran. Sebagai contoh dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut: 3
Tahap tahap perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang. Untuk tujuan pengorganisasian dan pemahaman, kita umumnya menggambarkan perkembangan dalam pengertian periode atau fase perkembangan. Perkembangan adalah perubahan individu yang lebih ke arah rohaniah yang menjadi unik untuk setiap individu, karena perkembangan individu berbeda, perkembangan juga memiliki pola-pola tersendiri yang khas yang hanya bisa diamati tanpa bisa diukur. Sedangkan pertumbuhan adalah proses perubahan jasmani yang terjadi sampai mencapai kematangan fisik yang bersifat kuantitatif yang dialami oleh individu yang satu dengan yang lain berbeda. Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa, misalnya mengkonsumsi makanan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan sebaginya. Oleh karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adalah faktor lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Fase perkembangan manusia secara umum dibagi kedalam lima tahapan, yaitu: 1) bayi, 2) anak-anak, 3) remaja, 4) Dewasa dan 5) lansia. Setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiringdengan kegiatan belajar. Tugas fase yang muncul dalam setiap perkembangan, merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal. Selain itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas perkembangan adalah: a) adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembanangan tertentu, b) adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu sendiri, dan c) adanya tuntutan kultural masyarakat. Setiap anak atau individu berkembang melalui tahap perkembangan. Setiap tahap, terutama tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Erickson dan Havigurst mempunyai tema yang menggambarkan tugas utama dari masa itu. Setiap tahap juga memiliki tugas-tugas perkembangan konkrit yang penting, yang harus dicapai si anak atau individu. Dalam rangka memfungsikan tahap-tahap perubahan yang menyertai perkembangannya, manusia harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu, misalnya kebiasaan
Journal of Ulumul Qur'an and Tafsir Studies
The focus of this article is on the depiction of the creation of mankind in the Qur'an, and its subsequent interpretation. The aim of this research is to examine scientific verses related to human creation as presented in the Qur'an. This study employs a qualitative comparative method and utilizes a literature review approach, with data sourced from the book "Scientific Interpretation". Data collection involved search methods, while content analysis was used for data analysis. The article concludes that there are five stages of human development presented in the Qur'an, namely Nutfah (sperm), 'Alaqah (clot of blood), Mudhghah (lump of flesh), 'Idzam (bone), and Lahm (flesh or muscle). Its objective is to broaden our understanding of the various interpretations of the verse on human creation.
Tulisan singkat ini mengupas pandangan Syekh Nawawi Banten dalam tafsirnya Marah Labid yang ditulis pada abad ke 19 (selesai tahun 1888/ Rabo 5 Rabiul Akhir 1305 H) tentang penciptaan Adam. Tema tentang penciptaan Adam dipilih karena isu ini menjadi trend perbincangan kalangan feminis dan penggiat keadilan gender. Kajian dalam tulisan ini menitikberatkan pada sejauhmana pandangan Syekh Nawawi melalui Marah Labid menjelaskan tentang relasi keadilan gender khusus dalam ayat penciptaan Adam dan manusia. Tulisan ini menggunakan pendekatan kritik tafsir berbasis keadilan gender. Data yang dipakai berupa data kepustakaan yaitu produk tafsir abad 19 karya Syekh Nawawi Banten. Kesimpulan tulisan ini mengerucut pada justifikasi adil dan tidaknya pandangan Syekh Nawawi tentang penciptaan Adam (manusia). Hasil yang didapatkan dari kajian ini bahwa pandangan Syekh Nawawi tentang citra perempuan dilihat dari penciptaan perempuan berseberangan dengan teori keadilan gender. Kata Kunci; penciptaan Adam, tafsir, keadilan gender
KAWASAN PUSAT PERIBADATAN PUJA MANDALA (MANUSIA DAN PERADABAN) OLEH; Mukhamad Indra 1508305014 Nurleili L. 1508305013 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2015 BAB II PENDAHULUAN Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena memilki akal pikiran, jasmani dan rohani. Akal pikiran manusia digunakan berinteraksi dengan sesama manusia atau individu lain. Proses interaksi tersebut akan menghasilkan kebudayaan di masyarakat. Manusia melalui jasmaninya mampu menggunakan fisiknya untuk berbuat sesuatu yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai di masyarakat. Sedangkan melalui rohaninya, manusia dapat mempercayai suatu agama dan beribadah sesuai agama yang dianutnya tersebut. Manusia adalah pencipta kebudayaan, dan kebudayaan tidak bisa dilepaskan dengan peradaban. Peradaban merupakan kebudayaan yang mengalami perkembangan yang telah mencapai tingkat tertentu. Interaksi antara manusia dan peradaban akan menghasilkan manusia yang beradab. Manusia yang beradab merupakan manusia yang melakukan sesuatu sesuai dengan adab, nilai, dan aturan secara sopan, berbudi pekerti, serta berakhlak di kehidupannya. Manusia yang beradab dapat kita temukan dimana saja, terutama di tempat umum seperti tempat peribadatan. Salah satu tempat peribadatan yang banyak kita temukan manusia dengan adab dan peradaban yang tinggi adalah Pusat Peribadatan Puja Mandala. Puja Mandala adalah salah satu kawasan peribadatan yang terdapat di Pulau Bali. Masyarakat di Bali didominasi oleh penganut agama Hindu, akan tetapi, Pusat Peribadatan Puja Mandala bukanlah tempat peribadatan khusus agama Hindu. Puja Mandala merupakan kawasan peribadatan lima agama yaitu Islam, Katholik, Budha, Kristen Protestan, dan Hindu. Puja Mandala terletak di kawasan sekitar BTDC Nusa Dua. Kawasan peribadatan ini dibangun secara bertahap dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2005. Sesuai dengan namanya, Pusat Peribadatan Puja Mandala digunakan oleh masyarakat untuk beribadah. Seiring dengan perkembangan zaman, apalagi sekarang Pulau Bali telah menjadi kawasan wisatawan membuat pusat peribadatan ini menjadi salah satu penarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Bali. Bahkan, kawasan ini telah disebut sebagai salah atu objek wisata di Bali. Sebagai tempat peribadatan, masyarakat yang berkunjung ke kawasan ini sebagian merupakan masyarakat yang beradab dan menjunjung tinggi nilai dan norma yang berlaku. Oleh karena itu, penulis menggunakan kawasan ini sebagai tempat untuk mengungkapkan hubungan manusia dan peradaban. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hakikat Peradaban Peradaban berasal dari kata adab yang dapat diartikan sopan berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhlak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. 1 Istilah peradaban sering diapakai untuk hasil kebudayaan seperti ilmu pengetahuan, adat, teknologi, kesenian, dan sopan santun. Manusia yang beradab sesuai dengan pengertian peradaban adalah manusia yang mempunyai sopan santun, berakhlak, serta berbudi pekerti.
1. Menjelaskan pengertian konsep manusia 2. Menjelaskan klasifikasi konsep manusia 3. Menjelaskan pengertian manusia sebagai sistem 4. Menjelaskan pengertian manuisa sebagai adaptasi dan asumsi dasar menurut adaptasi Roy 5. Menjelaskan pengertian manusia sebagai mahluk biopsikososial dan spiritual (holistik) 6. Menjelaskan konsep kebutuhan dasar manusia 7. Menjelaskan dan menyebutkan karakteristik serta tokoh dalam kebutuhan dasar manusia 8. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia
Allah SWT sebagai pencipta telah menciptakan langit dan bumi, dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya. Salah satu ciptaan Allah itu adalah manusia, yang diberi keistimewaan berupa kemampuan berpikir yang melebihi jenis makhluk lain yang sama-sama menjadi penghuni bumi. Kemampuan berpikir itulah yang diperintahkan Allah agar dipergunakan untuk mendalami wujud atau hakikat manusia dan tidak semata-mata dipegunakan untuk memikirkan segala sesuatu di luar dirinya.