Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
14 pages
1 file
This study describes the use of remote sensing and geographic information system technology trough the EO-1 ALI imagery to asses the green space in Manado City. By using the NDVI method, results show that the actual condition of green space in the study area reached 12.594 ha. Mapanget subdistrict has the largest green space area in Manado City, that is approximately 5.359 ha, whereas Sario subdistrict has the least green space area, that is about 4 ha. Meanwhile, based on oxygen demand approach, it is shown that Manado City needs about 892 ha of green space. Overall, existing green space area in Manado City currently exceeds the need of oxygen consumption. ABSTRAK Studi ini menggambarkan pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan citra EO-1 ALI untuk menganalisis kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kota Manado. Hasil analisis menggunakan NDVI menunjukkan bahwa kondisi aktual Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Manado adalah seluas ±12.594 ha. Kecamatan Mapanget merupakan wilayah yang memiliki RTH paling luas, yakni seluas ±5.359 ha, sedangkan Kecamatan Sario memiliki RTH yang paling sedikit, yakni seluas ± 4 ha. Sementara itu hasil analisis kebutuhan RTH di Kota Manado menggunakan pendekatan kebutuhan oksigen adalah seluas ± 892 ha. Dengan demikian, luas RTH saat ini secara keseluruhan masih melampaui kebutuhan konsumen oksigen di Kota Manado. Kata kunci: Citra EO-1 ALI, ruang terbuka hijau, NDVI, manado
Abstrak Banyak Developer kurang memperhatikan ruang tata hijau dalam melakukan proyek besar-besaran dalam pembangunan perumahan, terkadang developer mengenyampingkn pengelolaan lingkungan hidup yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kebijakan ruang terbuka hijau dilingkungan perumahan dalam kabupaten Bungo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan populasi pimpinan pengembang perumahan dalam Kabupaten Bungo, staf pengembang perumahan, warga perumahan, dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bungo bidang tata ruang.
Green Open Space (RTH) is a space that functions as a place for human life, both individually and in groups, as well as a place for other creatures to live and breed sustainably. Provision of Green Open Space (RTH) is a mandate of Law No. 26/2007 concerning Spatial Planning where Green Open Space is required 30% of the total urban area divided into public green openings of at least 20% and private green open space of at least 10%. Cengkareng Timur Village has an area of 451.50 Ha with a population of 87,180 and a population density of 19 people / m2, Cengkareng Timur Village has an area of 7.66 Ha of Green Open Space / Park which is divided into several RWs in East Cengkareng Village. The Green Open Space / park available in Cengkareng Timur Village is intended for playgrounds as well as environmental parks. However, some of the available parks look neglected and there are rarely residents who use them. To obtain a comprehensive picture of the Needs and Uses of Green Open Space observations and analyzes of needs and uses are carried out. Based on the results of observations drawn conclusions; the available physical condition of the green open space of the park is maintained and not maintained; the distribution of RTH in the park is uneven and the use of RTH in the park most often occurs in the morning with activities that are often carried out in RTH Taman is socializing. In order for users to be more comfortable, it is necessary to add garden support facilities, such as benches, garden lights and children's play facilities.
This study discusses the availability of Green Open Space in the City of Bekasi, whether it is in accordance with ideal conditions or not. Tujan from this research is to identify the characteristics of green space contained in Bekasi City and to know what are the problems that hamper the fulfillment of ideal RTH in Bekasi City. Theories used in this research are evaluation theory, green city, and green space. While the main basis is Permen PU No.5 of 2008 on Guidelines for the Provision and Use of Green Ground in Urban Area. The research method used is descriptive quantitative with data collection techniques through literature study, observation and interviews with related agencies. The results showed that the availability of green open space in the city of Bekasi is still minimal and some types of green space are still under ideal conditions. In addition there are some problems that hamper the fulfillment of ideal RTH in Bekasi City so need to find a solution to overcome problems related to the existing green space in the city of Bekasi.
Phenomenon that happened recently influences investor action to take a gamble on to a number of currency resulting rupiah exchange rate fluctuation. This research has a purpose to know influence of activity commerce of foreign currency to rupiah exchange rate fluctuation. The object of this research is Bank Indonesia. Data which used in this research is volume commerce of daily foreign currency and rupiah exchange rate to $ daily of period of June 2005 until June 2006. Its calculated by using Correlation analysis and of Regression Linear Modestly. The result of data analysis indicates that volume commerce of foreign currency as foreign currency commercial activity having an effect by significance to rupiah exchange rate fluctuation at level 0,05. This matter is caused by change of commerce volume that happened in foreign exchange of course will alter exchange rate or price. The change of transaction volume commerce of this foreign currency relates to investor speculation action fiddling around with rupiah exchange rate fluctuation. Speculation action taken is with buying up currency $ which is its value is assumed too low so that its value become go up later then selling at the time of its value go up to rupiah currency. Keyword: Volume commerce of foreign currency and rupiah exchange rate PENDAHULUAN Di era globalisasi, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi perekonomian yang dinamis memberikan peluang kepada masyarakat maupun para pelaku ekonomi untuk memilih berbagai alternatif investasi agar dapat memperoleh keuntungan ekonomis. Investasi tersebut tidak hanya terbatas pada pasar modal saja, misalnya melalui saham, obligasi, dan sebagainya. Tetapi juga melalui pasar uang antara lain dengan memperdagangkan valas. Perdagangan dunia akan memasuki era perdagangan bebas yang dapat menimbulkan ketergantungan antara negara yang satu dengan negara yang lain. Akan tetapi dalam perdagangan valas menunjukkan bahwa ada batasan perdagangan yang dikenakan oleh
Syaifuddin ZUhri, 2023
Secara umum stasiun kereta api merupakan tempat dimana para penumpang dapat naik-turun dan menunggu dalam memakai sarana transportasi kereta api. Tidak hanya penumpang, terdapat juga beberapa pengguna lain seperti staff stasiun, petugas kebersihan, penjaga toko, dan lain-lain. Pengguna tersebut pastinya membutuhkan ruang-ruang yang sesuai untuk melakukan aktifitasnya. Penelitian ini membahas tentang apa saja kebutuhan ruang yang harus ada pada sebuah desain stasiun kereta api. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis kualitatif dengan pendekatan metode deskriptif analisis. Menggunakan prinsip arsitektur perilaku, data diambil melalui kegiatan observasi secara langsung, analisa dari beberapa jurnal lainnya, serta peraturan-peraturan terkait kebutuhan ruang stasiun kereta api. Analisa yang dilakukan mencakup beberapa faktor yang ada pada arsitektur perilaku antara lain, faktor kebutuhan dasar, faktor kelompok pengguna, faktor kemampuan fisik, faktor antopometrik, dan faktor fisiologi. Hasil dari analisa tersebut kemudian diberikan respon desain terhadap kebutuhan ruang pengguna Stasiun kereta api. Manfaat penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan dasar maupun acuan dalam mendesain sebuah stasiun kereta api yang memberikan kenyamanan fasilitas bagi penggunanya. Kata-kunci: arsitektur perilaku; kebutuhan ruang; stasiun kereta api IDENTIFICATION OF SPACE REQUIREMENTS IN TRAIN STATION DESIGN BASED ON USER CHARACTERISTICS
This research test the effect of tax liabilities on the retained earning and impact of the change in retained earning to the firm itself. This research used data from 143 manufacturing company in Indonesia that listed on Indonesia Stock Exchange in 2010-2015. Population of this research is listed public company at Indonesia Stock Exchange with manufacturing company in 2010-2015 as sample. Sampling method uses purposive sampling method. Data analysis technique uses: descriptive statistic test, correlation, and linear regression test. The results show that: tax liabilities positively affects the firm's retained earning with Adjusted R Square is 0.782 and level of significance is 0.000.
ii KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas proposal mata kuliah Evaluasi Kebijakan Publik, walaupun dengan keterbatasan ilmu dan wawasan serta berpedoman pada literatur yang ada dan daftar kepustakaan akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini walaupun masih banyak kekurangannya. Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari beberapa pihak. Oleh karena ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada mereka yang memberikan sumbangsi pada penyusunan proposal ini Dalam penyusunan proposal ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan sehingga perlunya adanya saran dan sumbangan pikiran agar tugas ini menjadi sempurna dan bermanfaat bagi kalangan akademisi guna menambah wawasan.
Reformasi di satu sisi berupaya untuk membangunan demokrasi, hak asasi manusia, pemerataan dan keadilan ekonomi. Untuk mencapai hal itu, Negara menetapkan berbagai kebijakan baru, tidak hanya terhadap tatanan masyarakat di bidang politik, sosial dan ekonomi, tetapi juga terhadap tatanan internal birokrasi pemerintahan. Reformasi di bidang pemerintahan bertujuan untuk demokratisasi, efisienasi, keterbukaan, akuntabilitas dan sebagainya sesuai dengan prinsip-prinsip good governance. Salah satu kebijakan yang penting di bidang pemerintahan adalah otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah. Dengan titik berat otonomi daerah pada Kabupaten dan Kota, maka satuan pemerintahan Kabupaten/Kota merupakan ujung tombak pemerintahan negara dalam rangka pembangunan ekonomi dan pelayanan masyarakat (public services). Dengan desentralisasi pengambilan keputusan dilimpahkan kepada satuan pemerintahan yang paling "dekat" dengan masyarakat, sehingga diharapkan keterlibatan dan peranserta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan mudah. Dalam hal ini tujuan kebijakan otonomi daerah tersebut tidak lain dari demokratisasi. Kebijakan otonomi daerah tersebut dituangkan dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Namun, pelaksanaan Undangundang itu menunjukkan kesenjangan yang sangat jauh antara apa yang dicitacitakan (das sollen) dengan kenyataan (das sein). Desentralisasi umumnya hanya dipahami sebagai "pelimpahan wewenang" dan bukan "pelimpahan tanggung jawab". Bupati dan Walikota menjelma menjadi Raja-raja kecil yang "full power" dan dalam banyak hal sering menyampingkan kebijakankebijakan Provinsi dan Pemerintah Pusat. DPRD sebagai badan legislatif
Intisari Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau khususnya pada wilayah perkotaan sangat penting mengingat besarnya manfaat yang diperoleh dari keberadaan RTH tersebut. Kawasan Ruang Terbuka Hijau ini juga merupakan tempat interaksi sosial bagi masyarakat yang dapat mengurangi tingkat stress akibat beban kerja dan menjadi tempat rekreasi keluarga bagi masyarakat perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung luas Ruang Terbuka Hijau berdasarkan jumlah penduduk di Kecamatan Kota Tengah saat ini dan proyeksi jumlah penduduk hingga 10 tahun mendatang. Melalui penelitian ini juga dilakukan identifikasi Ruang Terbuka Hijau yang telah ada di wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan kebutuhan akan ruang terbuka hijau pada Kecamatan Kota Tengah melalui perhitungan rumus matematis sederhana dan proyeksi jumlah penduduk. Hasil analisis tersebut akan menjadi dasar kajian dalam menentukan luas area yang dibutuhkan untuk penyediaan Ruang Terbuka Hijau pada lokasi penelitian dengan membandingkan pada luas RTH yang telah tersedia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada wilayah Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo yang ada saat ini adalah seluas 4,37 hektar atau sekitar 0,91 persen dari total luas wilayah kecamatan. Sedangkan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau jika didasarkan pada persentase luas wilayah berdasarkan Undang-undang penataan ruang yaitu sebesar 30% atau 144,39 ha. Berdasarkan jumlah penduduk tahun 2012 adalah sebesar 0,85 hektar atau sebesar 0,18 persen luas wilayah dan tahun 2022 berdasarkan proyeksi jumlah penduduk, seluas 1.484 hektar atau sekitar 0,31 persen.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-23Institut Teknologi Sumatera (ITERA), 2020
Jurnal Lanskap Indonesia, 2012
Jim-Zam, 2022