Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
15 pages
1 file
Artikel ini bekenaan dengan 'pelacakan' terhadap akar-akar sains Psikologi dalam historika pemikiran Islam. Melalui survei historis dengan pendekatan kepustakaan, penulis artikel ini mengargumenkan bahwa disiplin kelimuan Filsafat Islam, Ilmu Akhlaq, dan Tasauf merupakan trilogi ilmu pembentuk sains Psikologi Islam. Karenanya, lewat analisis pemikiran, penulis artikel ini merekomendasikan agar dalam pengkajian teori-teori tentang Psikologi Islam ke depan dilakukan dengan filosofi keilmuan integratif dan pendekatan multi disipliner. Kemudian, dalam aplikasi teoriteori yang dihasilkan di lapangan psikologi, idealnya dilakukan dengan pendekatan transdiscipliner, yaitu suatu pendekatan yang tidak hanya mengacu pada pertautan antara disiplin-disipin ilmu, tetapi lebih pada intensitas penggabungannya sehingga menghasilkan sains baru atau setidaknya semacam 'sains hibrida'. Kata Kunci : Filsafat Islam, Ilmu Akhlâq, Tasauf, dan Psikologi Islam Pendahuluan Dalam beberapa tahun belakangan ini, upaya sejumlah intelektual Muslim Indonesia dalam 'memperjuangkan' Psikologi Islam agar menjadi mazhab kelima dalam Psikologi tampak semakin menguat. 1 Berbagai kegiatan ilmiah, dari mulai diskusi dan seminar, telah banyak dilakukan. Pada level yang agak tinggi, kerja-kerja intelektual dalam membangun paradigma keilmuan Psikologi Islam juga telah dilakukan. Berbagai penelitian ilmiah telah dan sepertinya terus akan dilakukan. Sejumlah buku berkenaan dengan Psikologi Islam pun telah ditulis dan diterbitkan. 322 Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, namun 'perjuangan' mengusung Psikologi Islam agar menjadi mazhab kelima dalam Psikologi -setelah Psikoanalisa, Behaviorisme, Kognitif, dan Humanistik -tampaknya masih memerlukan waktu yang panjang plus upaya yang sungguh-sungguh. Pembukaan jurusan dan program studi, atau setidaknya konsentrasi Psikologi Islam pada sejumlah perguruan tinggi dapat disebut sebagai upaya serius untuk mewujudkan Psikologi Islam sebagai salah satu disiplin ilmiah dan mazhab kelima dalam Psikologi. Artikel ini bekenaan dengan 'pelacakan' terhadap akar-akar sains Psikologi dalam historika pemikiran Islam. Melalui survei literatur singkat, artikel ini akan coba memaparkan historisitas kemunculan sains Islam, akar-akar psikolgi dalam keilmuan Islam, dan trilogi sains pembentuk Psikologi Islam.
Abstrak: Psikoterapi merupakan proses penyembuhan kejiwaan konseli/ klien melalui beberapa terapi tertentu. Dalam tulisan ini penulis mengkaji bagaimana landasan dasar psikoterapi dalam Islam. Penulis memperlihatkan bahwa Islam memiliki dasar-dasar yang kukuh dalam proses psikopterapi. Proses penyembuhan atau perawatan dilaksanakan melalui intervensi psikis dengan metode dan teknik yang didasarkan kepada al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Dalam perspektif bimbingan konseling Islami, perawatan (treatment) yang disarankan/dianjurkan oleh konselor (terapis) kepada klien dalam mengatasi/mengurangi permasalahan klien, baik permasalahan yang berkaitan dengan kejiwaan, spiritual, moral (akhlak), dan fisik (jasmaniyah) adalah dengan terapi kejiwaan melalui ibadah-ibadah wajib dalam agama, peningkatan kesabaran, taubat, zikir dan doa. Abstract: Psychotherapy in the Perspective of Islamic Counseling Guidance. Psychotherapy is healing proses of client's psychic state by certain theraphic means. In this writing, the author studies the main principles of psychotherapy in Islam. The author throuw some lights that Islam laid down firm foundations in psychotherapic process. The treatment procedure is done through psychic intervention the technique and method of which are based on the precepts of the Qur'an and the Prophetic tradition (sunnah). In the perspective of Islamic counseling guidance, recommended treatment by the counselor to the client in solving the latters' problems in such as those related to psychic, moral, spiritual physical, are through religious compulsory rituals, keeping up patience, repented and ask for God forgiveness as well as parayers. Pendahuluan Bimbingan dan Konseling Islami merupakan salah satu disiplin ilmu yang semakin hari semakin diperlukan oleh masyarakat dan merupakan bagian penting serta integral
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan. Kebutuhan naliriah manuisa akan agama sedikit banyak akan mempengaruhi psikologis seseorang. Makalah ini menjelaskan tentang kebutuhan manusia akan agama, pendekatan psikologi dalam studi islam yang meliputi pengertian, ruang lingkup kajian psikologi agama, perkembangan psikologi agama, serta aliran-aliran psikologi.
It is the fact, that the thought of western psychology has expand speedy, and adopted by many scholars, include us. However, it does not mean that there is no flawed in western psychology. For instance, Freud's psychoanalysis is considered over simplified and cannot explain some problems such as fitrah in Islam, John Lock's behaviorist did not admit human intrinsic potencies which empirically cannot be denied, in addition, humanistic of Maslow have ignored factor and the role of God in the human life. Islamic psychology comes into being to respond for the lack of western psychology theories. There are two ways in developing Islamic psychology; praxis and theoretic. Praxis method means developing Islamic psychology based on what have been developed by western psychology then we filter it and search the legitimacy for it; meanwhile, theoretic method means developing Islamic psychology based on the teaching and resources of Islamic knowledge itself. Keyword: Psychology, Western, and Islam. Ada perbedaan cukup tajam antara Ziauddin Sardar dan Ismail Raji al-Faruqi tentang gerakan Islamisasi ilmu. Menurut Sardar, islamisasi harus berangkat dari pandangan dunia (world view) yang Islami dan paradigma keilmuannya, 1 sedang bagi Faruqi gerakan Islamisasi dimulai dari adanya kritik terhadap ilmu-ilmu modern dengan menggunakan Islam sebagai analisisnya, setelah itu baru diadakan sintesis. 2 Kedua pandangan diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pandangan pertama sangat ideal dalam tatanan teoritis tapi lemah dalam aplikasi karena memerlukan waktu yang sangat lama, sedangkan pandangan kedua unggul dalam aplikasi karena bisa langsung menjawab persoalan-persoalan umat saat ini tapi lemah dalam dataran teoritis karena bisa terjebak dalam gerakan westernisasi ilmu. Menurut Djamaluddin Ancok & Fuad Nashori, dari kedua pandangan diatas diperkirakan pandangan kedualah yang akan memenangkan pertarungan. 3 Hal ini bisa terlihat dari banyaknya kalangan ilmuwan yang sudah melakukan seperti saran Faruqi. Salah satu diantaranya adalah kalangan ilmuwan psikologi. Para ilmuwan psikologi saat ini merasakan adanya beberapa kelemahan mendasar dari teori-teori psikologi modern sehingga perlu mengajukan satu alternatif psikologi. inilah yang kemudian memuncul alternatif psikologi Islami. Kritik Terhadap Psikologi Modern Kritik merupakan bagian dari sikap ilmiah yang melekat pada diri ilmuwan. Ilmuwan sebagai penemu, penguasa, pengembang, pengendali, dan peramal sains, tidak boleh tidak harus membuka diri untuk di kritisi sekaligus mengkritisi. Ilmuwan sebenarnya sudah kehilangan makna keilmuwannya jika sudah tidak memiliki semangat mengkritisi atau tidak tahan dikritisi. Begitu juga
Initially Islamic Psychology studies and development made many Muslim scholars were spellbound by western psychology theories. They used them as a tool to analyze all sorts of phenomenon Muslim society and give the solution. It is important to remember that the Islamic Psychology concept should be built by the Muslim psychologists their selves. However, the western psychology concept is not necessarily suitable with the needs and purposes in Islam area. Because of that, the writer is interested to discuss the Islamic Psychology Methodology. Hopefully, Islamic Psychology can be an alternative way to solve Muslim society psychological problem especially and all of human being in generally. There were three approaches used by classic Muslim scholars to discuss psychic problem. They are skriptualis approach, falsafi/philosophy approach, and tasawwufi/Sufism approach. They are two studies in Islamic Psychology research; they are the theory and the method. Islam puts wahyu (divine revelation) as a religion paradigm which admits the existence of Allah in belief or in the implementation in the construction of science. Acsiologically, Islamic Psychology is built up to get the prosperity for human being. In epistemology, there is a relationship (nisbah) between mind and intuition. In ontology, it is for understanding human being as sunnatullah. Thus, al-Qur " an is the main source. Both of positivism and rationalism ideologies have different perspectives in finding the truth. Positivism believes that there is only one sensory truth. It could be observed and approved by anyone. In other side, Rationalism admits three truths. They are imperi-sensual truth, imperi-logic truth, and imperi-ethic. Both of the ideologies do not admit metaphysical and transcendental matters. As the result, the Islamic Psychology research will come true. Finally, to build up an Islamic Psychology as a branch of science, we still have so many things to do.
PENDAHULUAN Psikologi Islam sedang mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan ini telah menarik ramai cendekiawan dan sarjana dalam bidang agama dan bidang sains sosial untuk memperkayakan lagi khazanah keilmuan psikologi Islam yang pada hakikatnya telah pun dipelopori oleh ulama " dan cendekiawan di zaman silam. Kemunculan psikologi Islam adalah untuk menawarkan alternatif dan menyelesaikan dilema yang timbul dalam ilmu psikologi khususnya dan juga dalam kalangan masyarakat Islam umumnya. Tugas psikologi ialah mengembalikan jiwa setiap manusia kepada fitrah asal kejadiannya yang suci, bersih dari sebarang kekotoran hissi (fizikal) dan maknawi (sifat-sifat keji seperti takabbur, hasad dengki) kepada jiwa kehambaan sebagai makhluk Allah SWT serta memperbetulkan sudut tingkah lakunya yang sudah jauh tersasar. Kecemerlangan persepsi ke atas dunia psikologi lazimnya bermula daripada teori-teori barat dan berjaya dimonopoli oleh mereka. Istilah psikologi telah mula muncul di Barat pada abad ke-16M dan ia tertakluk di bawah cabang metafizik. Pada tahun 1830 an, istilah ini digunakan untuk merujuk kepada jiwa atau roh manusia serta keadaan alam fikiran. Ia seterusnya berkembang hingga abad ke-19M yang ditandai dengan kemunculan penyelidikan dalam bidang perilaku manusia. Psikologi Barat kini tidak lagi memiliki jawapan terhadap kejiwaan manusia. Hal ini kerana kewujudan manusia tidak pernah dibahaskan atau dikaji dari sudut kejiwaan kerana persoalan ini merupakan suatu yang abstrak dan sukar untuk diperhatikan. Justeru, ahli psikologi Barat hanya memusatkan perhatian mereka kepada tingkah laku manusia tanpa melihat kepada perkara pokok yang melandasi dan menentukan kewujudan perlakuan tersebut. Kegagalan mereka untuk menjawab pertanyaan mengenai jiwa manusia sudah jelas. Hasan Langgulung (1986) menyatakan bahawa semua mazhab psikologi Barat tidak mengkaji jiwa manusia tetapi sebaliknya memberati kajian mereka terhadap tingkah laku. Menurut beliau lagi, dari mana asal dan bagaimana bentuk jiwa tidak disentuh di dalam kajian mereka. Sebenarnya, bidang psikologi ini telah sekian lama sinonim sebagai satu bidang yang mempunyai korelasi secara langsung dengan individu dan masyarakat. Budaya hidup manusia berkait rapat dengan disiplin psikologi. Hal ini kerana kejadian manusia itu sendiri terdiri dari lima elemen utama iaitu jasad, roh, akal, nafsu dan hati (psikik). Seseorang individu atau sesuatu bangsa itu tidak boleh lari dari menghadapi pelbagai masalah dan
Tulisan ini bermaksud melakukan eksplorasi singkat tentang psikoanalisis Sigmund Freud dan relevasinya sebagai salah satu pendekatan dalam kajian keagamaan. Psikoanalisis merupakan studi fungsi, perilaku psikologis, motivasi dan konflik dinamis di dalam ketidaksadaran (unconsciousness) dalam jiwa manusia. Dalam psikoanalisis, struktur jiwa manusia disebut terdiri dari tiga sistem dasar, yaitu id, ego dan super ego dan memiliki tiga strata kesadaran, yaitu: kesadaran (consciousness), ambang sadar (preconsciousness) dan ketidaksadaran (unconsciousness).
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
FAKULTAS PSIKOLOGI UIN RADEN FATAH PALEMBANG, 2019
Jurnal Psikologi Islam, 2017
Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin, 2009
Psychosophia: Journal of Psychology, Religion, and Humanity, 2019