Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
14 pages
1 file
Semua proses fisika didalam Kristal yang berhubungan dengan getaran atom-atom Kristal disekitar kedudukan setimbangan masing-masing menyangkut phonon dan dapat dikembalikam pada interaksi dengan phonon.
Dewasa ini secara luas diakui bahwa zat pengatur tumbuh (ZPT) memiliki peran pengendalian yang sangat penting dalam dunia tumbuhan. Saat ini, ZPT tanaman dipergunakan secara luas di dunia pertanian dengan berbagai tujuan, di antaranya penundaan atau percepatan pematangan buah, perangsangan perakaran, peningkatan peluruhan daun atau pentil buah, pengendalian perkembangan buah, pemberantasan gulma, pengendalian ukuran organ, dan lain-lain. Pada pertengahan 1800-an, ahli fisiologi tumbuhan bangsa Jerman yang terkenal, Julius von Sachs menduga bahwa bentuk tumbuhan disebabkan oleh adanya kegiatan senyawa-senyawa "pembentuk organ" yang bersifat spesifik, seperti senyawa "pembentuk daun","pembentuk bunga", dan lain-lain (Heddy,1996). Namun usaha untuk mengisolasi senyawa-senyawa semacam ini belum berhasil. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa tumbuhan mengandung senyawa-senyawa yang mendorong inisiasi proses-proses biokimia yang akhirnya menyebabkan pembentukan organ dan aspekaspek tumbuhan lainnya. Secara keseluruhan senyawa-senyawa tersebut disebut fitohormon, yang mendorong inisiasi reaksi-reaksi biokimia dan perubahan-perubahan komposisi kimia dalam tumbuhan. Faktor lingkungan seperti cahaya dan suhu berinteraksi dengan fitohormon dan beberapa proses biokimia selama tumbuh dan diferensiasi berlangsung. Istilah hormon tumbuhan (fitohormon) diimbas oleh diketahuinya hormon pada hewan dan manusia, yaitu suatu senyawa yang disintesis pada bagian tubuh tertentu, dan dapat ditranspor melalui sistem aliran darah ke bagian tubuh yang lain untuk mengatur respon fisiologis di tempat itu. Hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain , dan pada konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan suatu respon fisiologis. Orang pertama yang memperkenalkan istilah hormon dalam fisiologi tumbuhan yaitu Fitting pada tahun 1910, dan sejak itu istilah hormon terus digunakan untuk memberi batasan senyawa organik khusus yang terdapat secara alami dengan fungsi pengaturan dalam tumbuhan. Sampai sekarang ada lima kelompok hormon yang paling dikenal, walaupun masih banyak lagi yang sudah pasti akan ditemukan. Kelima kelompok yang sudah dikenal itu meliputi auksin,berbagai macam giberelin, beberapa sitokinin, asam absisatdan etilen. Ketika semakin banyak hormon yang dapat dicirikan dan efek serta konsentrasi endogennya dikaji dua hal menjadi jelas. Yang pertama, setiap hormon mempengaruhi respon pada banyak bagian tumbuhan. Kedua, respon itu bergantung pada spesies, bagian tumbuhan, fase perkembangan,konsentrasi hormon, interaksi antar hormon yang diketahui,dan berbagai faktor lingkungan. Istilah zat tumbuh mencakup hormon tumbuhan (alami) dan senyawa-senyawa buatan yang dapat mengubah tumbuh dan perkembangan tumbuhan. Nama senyawa tersebut dapat juga menyatakan kegiatan fisiologisnya, misalnya zat tumbuh daun, zat tumbuh akar, dan sebagainya.
Menemukan interaksi obat-obat: teks-pertambangan dan penalaran pendekatan berdasarkan sifat metabolisme obat Motivasi: Mengidentifikasi interaksi obat-obat (DDIS) adalah proses penting pemberian obat dan pengembangan obat.Alat pendukung klinis sering menyediakan daftar komprehensif DDiS, tetapi mereka biasanya kekurangan bukti ilmiah yang mendukung dan perbedaan alat dapat menggembalikan hasil yang tidak konsisten. Pada artikel ini, kami mengusulkan sebuah novel Pendekatan yang mengintegrasikan text mining dan penalaran otomatis untuk menurunkan DDiS. Melalui ekstraksi berbagai fakta metabolisme obat, tidak hanya DDiS yang secara eksplisit disebutkan dalam teks dapat diekstraksi tetapi juga potensi interaksi yang dapat disimpulkan dengan penalaran.
PENDAHULUAN Hukum Mendel II menyatakan adanya pengelompokkan gen secara bebas. Seperti telah diketahui, persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda (monohibrid) akan menghasilkan rasio genotipe 1:2:1 dan rasio fenotipe 3:1. Sementara itu, persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid) menghasilkan rasio fenotipe 9:3:3:1, hanya berlaku apabila kedua pasang gen yang mewarisi kedua pasang sifat tersebut masing-masing terletak pada 2 kromosom yang berlainan, dan masing-masing mengekspresikan sifatnya sendiri. Beberapa cara penurunan tak mengikuti hukum ini, mengingat bahwa pengawasan suatu sifat kadang – kadang tidak dilakukan oleh suatu pasang gen saja, tetapi oleh dua pasang atau lebih gen yang mengadakan interaksi (kerjasama). Dan hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pada 1906, W.Batenson dan R.C Punnet menemukan bahwa pada persilangan F2 dihasilkan rasio fenotipe 14 : 1 : 1 : 3. Mereka menyilangkan kacang kapri berbunga ungu yang serbuk sarinya lonjong dengan kacang kapri berbunga mearah yang serbuk sarinya
membahas fenomena interkoneksi di lingkungan instansi pelayanan publik dalam konteks upaya menemukan state of the arts
Dalam metabolisme sekunder yang terjadi pada tumbuhan akan menghasilkan beberapa senyawa yang tidak digunakan sebagai cadangan energi melainkan untuk menunjang kelangsungan hidupnya seperti untuk pertahanan dari predator. Beberapa senyawa seperti alkaloid, triterpen dan golongan phenol merupakan senyawa-senyawa yang dihasilkan dari metabolisme sekunder. Golongan fenol dicirikan oleh adanya cincin aromatik dengan satu atau dua gugus hidroksil. Kelompok fenol terdiri dari ribuan senyawa, meliputi flavonoid, fenilpropanoid, asam fenolat, antosianin, pigmen kuinon, melanin, lignin, dan tanin, yang tersebar luas di berbagai jenis tumbuhan.
Efek faraday merupakan suatu peristiwa membeloknya elektron pada suatu bahan jika pada bahan tersebut diberikan suatu medan magnet. Membeloknya elektron akibat gaya lorentz pada suatu medan magnet akan menyebabkan terbentuknya tegangan hall. Besarnya tegangan hall akan bernilai sebanding dengan arus yang diberikan. Maka pada percobaan ini akan ditentukan konstanta hall dan konsentrasi pembawa muatan dari bahan zinc dan tungsten. Konstanta hall setiap bahan akan berbeda termasuk pada bahan zinc dan tungsten dan yang menyebabkan konstanta hall berbeda karena jenis pembawa muatannya. Ada 3 percobaan yaitu membuat kalibrasi Ib-B, mengamati perubahan tegangan hall pada bahan tungsten dan zinc. Perubahan tegangan hall diperlukan untuk menentukan konstanta hall sehingga didapatkn nilai konstanta hall sebesar 4,88 x 10 -7 m 3 /c untuk bahan zinc dan untuk tungsten sebesar 2,4 x 10 -7 m 3 /c. Untuk konsentrasi pembawa muatan bahan zinc yaitu 3,03 x 10 25 m -3 dan 6,36x10 25 m -3 untuk bahan tungsten. Nilai konstanta hall bahan zinc lebih besar dibandingkan dengan bahan tungsten karena konsentrasi pembawa muatan dari bahan zinc lebih kecil jika dibandingkan dengan konsentrasi pembawa muatan bahan tungsten. Dan diperoleh bahwa hubungan antara tegangan hall, arus (Ix) dan medan magnet (Bz) bernilai sebanding sehingga grafik tegangan hall (Uh) terhadap medan magnet maupun grafik arus (Ix) terhadap tegangan hall akan linear untuk masing-masing bahan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Tarombo, 2021
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 2018