Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
54 pages
1 file
Angina pectoris adalah nyeri dada yang ditimbulkan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversible (dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993) Angina Pectoris adalah suatu syndrome khronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktivitas dan segera hilang bila aktivitas berhenti (Prof. Dr. H. M. Syaifullah Noer, 1996) ANGINA Pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum (penuntun Praktis Kardiovaskuler).
Sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem tubuh yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi metabolisme tubuh.Untuk memenuhi metabolisme tubuh jantung yang bertindak sebagai pompa sentral akan memompa darah untuk menghantarkan bahan-bahan metabolisme yang diperlukan ke seluruh jaringan tubuh dan mengangkat sisa-sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh, kebutuhan metabolisme tubuh selalu berubah-ubah, bervariasi dari keadaan metabolisme basal dalam keadaan istirahat sampai pada kebutuhan metabolisme untuk gerak badan yang berat. Bila sistem ini mengalami gangguan, maka aktivitas seseorang akan terganggu bahkan mengalami kemunduran yang sangat bermakna. Salah satu penyebab gangguan sistem kardiovaskuler adalah " Gagal Jantung " yang merupakan keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi badan untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada keadaan tertentu, biasanya terjadi di sebabkan oleh (disfungsi miokard, beban tekanan terlebihan, beban volume berlebihan, peningkatan kebutuhan metabolik dan gangguan pengisian) (Soeparman 1994 : 193). Penyakit gagal jantung merupakan penyakit yang dapat menyebabkan gangguan yang komplek pada sistem kardiovaskuler, sebagai akibat dari berkurangnya perfusi organ-organ yang menyebabkan kunjungtiva pucat, akral dingin, CRT > dari 3 detik, dan sebagai akibat dari bendungan sistemik dapat diamati adanya peningkatan kecepatan jantung, perubahan tekanan darah (hipotensi dan hipertensi), suara jantung tambahan S3 S4, tachicardi, peningkatan JVP, dan mempunyai dampak pada sistem tubuh yang lain misalnya pada sistem pernafasan diantaranya : dispneu atau perasaan sulit bernafas merupakan manisfestasi yang paling umum dari gangguan yang disebabkan oleh peningkatan kerja pernafasan akibat kongesti vaskuler paru yang mengurangi kelenturan paru, sesak ini terjadi karena tekanan kapiler paru, perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstisial pulmunal sehingga mengganggu proses difusi O 2 dan CO 2. Pada penyakit gagal jantung ini bisa juga menyebabkan resiko kematian, sehingga pada penyakit ini di perlukan perawatan atau penanganan secara khusus dan tepat. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler secara komprehensif, meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) memegang peran yang semakin penting dalam berbagai masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit kardiovaskular (PKV) yang paling sering menimbulkan mortalitas dan morbiditas didasari oleh proses aterosklerosis yang menimbulkan penyempitan dan penyumbatan total pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah koroner mengakibatkan serangan jantung (infark miokard) yang bisa diikuti kematian mendadak atau gagal jantung, sedangkan penyumbatan pembuluh darah perifer juga tak kalah pentingnya karena bisa berakhir dengan amputasi atau trombo-emboli yang fatal. Dari data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2007 diketahui bahwa, 31,9% kematian di Indonesia disebabkan oleh PKV termasuk stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah perifer. Berbagai faktor risiko PKV seperti hipertensi, merokok, dislipidemia, diabetes mellitus, kurang berolahraga, obesitas dan stress, kurang disadari oleh masyarakat. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%, tetapi hanya 23,9% saja dari populasi ini yang menyadari dirinya mengidap hipertensi dan menerima pengobatan. Hal serupa terjadi pada diabetes mellitus, yang prevalensinya di Indonesia mencapai 5,7%. Kebiasaan berolah raga setiap hari 30 menit atau makan sayur dan buah lima kali sehari jarang diterapkan oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya kebiasaan buruk merokok masih sangat tinggi, dan tidak ada penurunan bermakna dari tahun ke tahun. Pola Hidup Sehat yang kurang dipahami atau diabaikan oleh masyarakat, mengakibatkan PKV tidak hanya terjadi pada kelompok masyarakat dengan sosial ekonomi menengah ke atas, tetapi juga pada kelompok sosial ekonomi rendah (miskin/tidak mampu) dan usia produktif. Di sisi lain, perbaikan kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan membuat usia harapan hidup semakin panjang, sehingga prevalensi penyakit degeneratif khususnya PKV di Indonesia diprediksikan akan terus ASKEP UAP, ALI & DVT meningkat. Oleh karena tingginya angka prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah maka penulis akan membahas tentang penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah. Yaitu diantaranya UAP (Unstable Angina Pectoris), ALI (Acute Limb Ischemia) dan DVT (Deep Vein Thrombosis). B. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum Mengetahui tentang konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit kardiovaskular. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tentang konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan UAP. b. Mengetahui tentang konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan ALI. c. Mengetahui tentang konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan DVT. C. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi jantung? 2. Bagaimanakah konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan UAP? 3. Bagaimanakah konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan ALI? 4. Bagaimanakah konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan DVT? D. METODE PENULISAN Metode penulisan dilakukan dengan kepustakaan dan pengamatan klinis.
Amputasi berasal dari kata "amputare" yang kurang lebih diartikan "pancung".
Secara anatomi telinga dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Dalam perkembangannya telinga dalam merupakan organ yang pertama kali terbentuk mencapai konfingurasi dan ukuran dewasa pada trimester pertengahan kehamilan. Sedangkan telinga tengah dan luar belum terbentuk sempurna saat kelahiran, akan tumbuh terus dan berubah bentuk sampai pubertas. Secara embriologi telinga luar
Abses adalah peradangan purulenta yang juga melebur ke dalam suatu rongga (rongga Abses) yang sebelumnya tidak ada, berbatas tegas (Rassner et al, 1995: 257). Menurut Smeltzer, S.C et al (2001: 496). Abses adalah infeksi bakteri setempat yang ditandai dengan pengumpulan pus (bakteri, jaringan nekrotik dan SDP). Sedangkan menurut EGC (1995: 5) Abses adalah kumpulan nanah setempat dalam rongga yang terbentuk akibat kerusakan jaringan.
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel -sel yang mengalami proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi, 2000).
Wanita yang telah berhenti mengalami menstruasi (menopause) secara fisiologis ataupun secara dini (pascaoperasi) lebih kerap terkena penyakit janting koroner apalagi ketika usia wanita itu telah menginjak usila (usia lanjut).
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun reketsia tanpa atau disertai dengan radang parenkim paru.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
KONSEP DASAR UAP (UNSTABLE ANGINA PECTORIS), 2017