Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
3 pages
1 file
Hubungan antara model rambut dengan perilaku seseorang jelas tidak ada kaitanya sama sekali. Karena kedua entitas tersebut adalah dua hal yang berbeda. Namun pandangan negatif terhadap pemilik rambut gondrong sudah kadung jadi di benak masyarakat. Pandangan tersebut tidak terlepas dari pengaruh dua rezim, Orla dan Orba, yang menanamkan bahwa pemilik rambut gondrong kerap menyimpang dari norma sosial, bahkan agama.
Asy-Syari’ah : Jurnal Hukum Islam, 2022
Perceraian dimasa sekarang ini tampaknya telah menjadi suatu fenomena yang umum dimasyarakat, karena situasi dan kondisi masyarakat saat ini juga telah berubah, berbeda jauh dengan kondisi masyarakat sebelumnya. Dalam peraturan pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 yang merupakan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dalam hal teknis yang menyangkut kompetensi wilayah pengadilan seperti dalam cerai talak megalami perubahan Pada masa pandemi ini kasus cerai gugat sangat meningkat secara signifikan untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab meningkatnya cerai gugat di masyarakat pada masa pandemi metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Faktor penyebab meningkatnya cerai gugat di masyarakan pada masa pandem di sebabkan oleh banyak faktor tidak hanya faktor perselisihan saja namun yang mendominasinya adalah faktor ekonomi karna pada masa pandemi ini suami tidak b...
Abstrak Fenomena sakuren senantiasa muncul dalam peristiwa budaya padi, ritual adat, dan kehidupan sehari-hari komunitas Ciptagelar. Lahan kering dan lahan basah adalah salah satu gejala sepasang tersebut selain gejala sepasang lainnya yang bangkit dari siklus kultur padi. Namun, ternyata gejala sepasang ini tidak secaraotomatis beroposisi biner setara dalam bingkai antropologi struktural. Adakalanya hirarki dominan muncul. Artikel ini membahas tentang peran fenomena sakuren dalam aturan-aturan pola yang mendasari pemikiran komunitas Ciptagelar pada salah satu kategori budaya padi. Artikel ini didasarkan atas penelitian lapangan-etnografi. Setelah data dikumpulkan, beberapa domain budaya dibangkitkan dari analisis pengkodean terbuka dan aksial hingga menghasilkan fenomena sakuren sebagai salah satu relasi semantik antarkategori. Pembahasan fenomena sakuren dibahas secara diakronik dengan ngalalakon sebagai perjalanan hidup komunitas. Fenomena sakuren merupakan media atau sarana dalam mencapai tujuan akhir dari perjalanan hidup. Lokus yang muncul dalam fenomena sakuren menjadi rona. Dialektika sepasang senantiasa dimunculkan sepanjang perjalanan hidup itu untuk melahirkan keseimbangan kosmik. Ketika keseimbangan kosmik diraih, maka status keberlanjutan diperoleh.
Widya Komunikas: Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2019
2015
Indonesia Menonton Senyap menjadi tajuk acara sekaligus perayaan hari Hak Asasi Manusia di Indonesia. Secara simbolis, pemutaran perdana film Senyap diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki Jakarta, menandai pemutaran film Senyap di seluruh wilayah Indonesia. Semenjak itu, secara gratis, kepingan film Senyap didistribusikan, dan sampai ke penyelenggara-penyelenggara acara pemutaran Senyap, baik terbuka maupun terbatas, di seluruh penjuru Nusantara. Sejak itu pula, kita mendapat laporan pemutaran, tulisan, diskusi, liputan, bahkan ancaman, pembubaran paksa dan pengumuman pembatalan acara menonton bersama. Dari seluruh hiruk pikuk yang berlangsung di sekitar film Senyap, pertanyaan yang menjadi penting adalah, mengapa kita tetap menonton Senyap hari ini? Apa urgensinya? Tulisan ini berusaha menjawab pertanyaan ini, dengan melihat latar politis yang membingkai film Senyap. Kemudian, akan coba dijawab, urgensi menonton film ini dalam konteks hari ini. *** Usaha untuk menunjukan dan mengkompilasikan, bahkan mengarsipkan segala sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa 1965 sebenarnya telah dilakukan. Secara terbatas berbagai dokumentasi, kajian ilmiah, bahkan memoar yang menjelaskan duduk peristiwa 1965 dan peran serta beragam aktor, serta posisi dan pandangannya masing-masing terhadap peristiwa telah banyak diterbitkan. John Roosa, pada tahun 2009, menuliskan Bibliography on the Events of 1965-1966. 3 Dalam bibliografinya itu ia mengkompilasikan daftar seluruh sumber yang berkaitan tentang peristiwa 1965. Cakupan dari daftar sumber itu, dikelompokan menjadi enam kelompok, yang dapat dilihat sebagai pembabakan secara kronologis, berdasarkan tema dan kajian yang menjadi fokus dari masing-masing sumber. Enam pengelompokan tersebut kemudian dibagi lagi berdasarkan jenis sumber, tema dan fokus kajian dari masing-masing tersebut. Hampir seluruh dari daftar sumber itu memuat tulisan, baik dokumentasi, hasil wawancara, kajian akademis, atau pun artikel dengan tema peristiwa 1965. Informasi mengenai film bertemakan Peristiwa 1965, baru dapat saya temukan pada bagian ketiga, The Mass Arrest and Killings, pada sub kelompok nomor delapan, 5
kehamilan dan janin. Selain itu hal ini juga dapat merusak kadar -kadar jati diri bangsa. Sekarang banyak siswa yang mengkomsumsi rokok. Ini semua membuktikan bahwa rokok sudah merajalela dikalangan masyarakat. Mengkomsumsi rokok juga dapat mengakibatkan rusaknya mental masyarakat. B. Rumusan masalah 1. Apakah yang melatarbelakangi masyarakat menggunakan rokok ? 2. Bagaimana pengaruh rokok dikalangan masyarakat ? 3. Bagaimana upaya penanggulangan penggunaan rokok dikalangan masyarakat? C. Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui latar belakang masyarakat menggunakan rokok. 2. Untuk mengetahui pengaruh rokok dikalangan masyarakat.
PERKEMBANGAN DAN PERANAN WAYANG DI MASYARAKAT
Bukan hanya di Jawa Tengah dan Jawa Timur saja perkembangan seni pedalangan/pewayangan berlangsung, tetapi disetiap daerah yang dahulu pernah dipengaruhi kebudayaan Hindu pasti ada perkembangan seni pewayangan dan seni pedalangan. Jawa Timur merupakan pusat perkembangan seni pewayangan yang pertama dan Jawa Tengah yang merupakan pusat perkembangan seni pewayangan sehajk penyebaran ajaran Islam yang pertama. Sudah dapat dipastikan bahwa penyebaran itu akan sampai pula ke daerah-daerah lainnya seperti daerah Jawa Barat.
Abstrak Berdasarkan masalah tersebut diatas, maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana Pemanfaatan tentang Taman Selomangkleng Sebagai Sarana dan Prasarana Olahraga Masyarakat di Kota Kediri? (2)Bagaimana Ketersediaan tentang Taman Selomangkleng Sebagai Sarana dan Prasarana Olahraga Masyarakat di Kota Kediri? (3) Bagaimana Pengelolaan tentang Taman Selomangkleng Sebagai Sarana dan Prasarana Olahraga Masyarakat di Kota Kediri? (4) Bagaimana Sarana dan Prasarana Olahraga Masyarakat yang Ideal di Kota Kediri? (5) Bagaimana Sarana dan Prasarana Olahraga Masyarakat yang Faktual di Kota Kediri? Penelitian ini dilakukan di taman rekreasi selomangkleng kota kediri. Waktu yang dibutuhkan yaitu tiga bulan antara bulan september sampai november 2015. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dengan menggunakan non-tes (survey). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) Mengkaji Dokumen dan Arsip (content analysis), (2) Wawancara Mendalam (in-depth interviewing), (3) Observasi (observation. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan mengenai bagaimana pemanfaatan taman selomangkleng sebagai sarana untuk berolahraga masyarakat kediri makan dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1) Penyediaan saran dan prasarana di kota kediri harus terprogram dan terencana dengaan bik kedepannya. (2) Ketersediaan sarana dan prasarana dikota kediri masih belum merata keberadaannya, dan masih terpusat pada satu tempat tertentu saja. (3) Pengelolaan fasilitas olahraga yang ada belum diperhatikan dengan baik sehingga fasilitas banyak yang terbengkalai dan rusak. Saran (1) Pemerintah kota kediri hendaknya menyediakan dan mengembangkan potensi yang ada dikota kediri untuk sarana dan prasarana olahraga bagi masyarakat. (2) Sebuah mekanisme kerja mengenai perencanaan fasilitas, penyedia fasilitas, pemanfaatan fasilitas dan pengelolaan fasilitas perlu disusun dengan baik dan jelas agar pembangunan fasilitas olahraga yang ada di kota kediri dapat sesuai harapan.
Guli atau kelereng termasuk permainan rakyat yang digemari oleh anak-anak untuk mengisi waktu senggang pada pagi atau sore hari, biasanya di tempat-tempat teduh. Guli biasanya dimainkan ketika musim panas/kemarau, karena membutuhkan lubang yang digali di tanah kering. Bila tanah agak becek, maka permainan guli ini tidak mengasyikkan, karena buah guli akan lengket. Pada zaman dulu, guli dibuat dari potongan-potongan kayu yang dibulatkan dengan ukuran sebesar telur ayam, atau dari kulit kima, yakni sejenis karang besar yang terdapat di dasar laut atau di tebing-tebing karang. Dengan perubahan zaman, terutama setelah Perang Dunia Pertama, guli kemudian dibuat dari bahan kapur yang diaduk dengan semen, ukurannya sebesar ibu jari kaki. Akhir-akhir ini, guli dibuat dari bahan kaca dengan ukuran yang beragam, dari ukuran jari kelingking hingga ibu jari kaki.
Abstrak Artikel ini mengurai tentang Jeneponto dan kebudayaannya yang menghiasi kebudayaan Sulawesi Selatan. Dinamika sosial budaya orang Jeneponto terkait erat dengan perjalanan sejarah masa silam dari catatan naskah lontaraq dan catatan peninggalan Belanda di abad-19 ketika memegang kendali atas kerajaan Makassar termasuk daerah Jeneponto sendiri. Uraian tentang Jeneponto dan sosial kebudayaannya secara rinci dibahas dalam artikel ini terdiri dari (i) Jeneponto dalam lintas sejarah (ii) Letak dan keadaan alam (iii) Konteks sosial masyarakat Jeneponto dan (iv) Aktivitas ekonomi orang-orang Jeneponto.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Anggun Juliana, Feri Gunawan, Muhammad Hakimi, 2023
CHANNEL: Jurnal Komunikasi, 2018
EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat
PEBRIANI SARI APRI WUNGA, 2022