Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Terapi Komplementer DBD, 2019
Demam Berdarah merupakan salah satu penyakit tropis, dan yang paling sering kita jumpai saat ini. terapi komplementer dalam menangani penyembuhan demam berdarah mungkin bisa menjadi salah satu terapi pendamping yang efektif.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tugas survey lapangan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tugas survey lapangan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya tugas survey lapangan ini.
Interpretasi : Klien memerlukan bantuan minimal/ ringan Jika skore kurang dari 60 : memerlukan bantuan pada beberapa aktifitas Jika skore > 60-< 90 : memerlukan bantuan minimal/ ringan Jika skore 90 : mandiri ALAT BANTU : Tongkat 4. NUTRISI DAN METABOLIK Jenis makanan saat ini (nasi/ bubur/ cair) dan suplemen : Nasi, sayur, dan lauk pauk Diet/makanan pantangan yg dijalani saat ini : Ya Macam : ketan, emping mlinjo, sayur kacang Program diit saat ini : Ya, macam : diit klien hanya saja klien menghindari makanan yang dapat menyebab asam urat Jumlah porsi setiap kali makan: Sedang Frekwensi dalam1 hari: 3 x sehari Nafsu makan: Normal Berat badan saat ini : 55 Kg Tinggi Badan : 160 cm Fluktuasi berat badan 6 bulan terakhir: tidak naik/turun Kesukaran menelan : Tidak Gigi palsu: Tidak Gigi ompong : Tidak Jumlah cairan/minum : 1-2 ltr/hari Jenis cairan : Air putih dan kopi Riwayat masalah penyembuhan kulit : riwayat gatal akibat kurab Kering, Pruritus Pengkajian Determinan Nutrisi : Baik/tdk ada resiko (lihat lampiran form 1) 5. ELIMINASI Kebiasaan defekasi (BAB): 1 kali/hari pagi hari Tgl Defekasi terakhir 4 Maret 2021 pukul 06.00 Pola BAB saat ini : dalam batas normal (DBN) Colostomy : tidak Kebiasaan BAK: 3-5 kali/hari Jumlah 1200cc/hari Warna Urin: Kuning bening bau khas Alat Bantu: Tidak mengguankan alat bantu 6. TIDUR-ISTIRAHAT Kebiasaan tidur: 6-8 jam/malam hari 2 jam /tidur siang Nyenyak tidur : tidak Masalah tidur: Sulit tidur dan kadang terbangun, Nyeri/tdk nyaman Gangg. Psikologis, sebutkan : Tidak ada 7. KOGNITIF-PERSEPTUAL (Berdasarkan obsevasi perawat) Keadaan mental: stabil Pengkajian emosional : ada masalah emosional, Klien susah tidur akibat nyeri yang dirasakan (Lihat Lampiran Form 2) Berbicara: Normal Bahasa yang dikuasai : Bahasa Jawa Kemampuan memahami : Ya Pengkajian fungsi intelektual dengan menggunakan SPMSQ: Fungsi intelekrual utuh (Lihat Lampiran Form 3) Pengkajian kemampuan kognitif dengan menggunakan MMSE : tidak ada gangguan kognitif (Lihat Lampiran Form 4)
Jurnal Sains dan Kesehatan, 2017
Hypertension is a major health problem throughout the world, including Indonesia. The use of traditional medicine as part of the treatment of hypertension is increasing in the last decade. This is due to several factors, especially traditional medicine is a cheaper alternative with fewer undesirable side effects. This study tried to look at the pattern of use of natural medicine as a complementary therapy in hypertensive patients at the health center. The study is a descriptive study conducted in Puskesmas Sempaja Samarinda in the period September 2016, interviewing 62 hypertension patients with the use of natural medicine. The results showed 70.9% of patients with hypertension in the health center also uses natural medicines. All patients using herbal medicine which in theory is proven to lower blood pressure. However, there is no natural medicines used include standardized herbal medicine or phytopharmacy. Only 15.2% of patients using herbal medicine in accordance with the criteria BPOM regulation on herbal medicine. For conclusions, this study shows the patients still need to be educated for the use of natural medicine in the management of hypertension. ABSTRAK Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penggunaan obat tradisional sebagai bagian dari pengobatan hipertensi semakin meningkat dalam dekade terakhir. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor, terutama harga obat tradisional yang dianggap lebih murah dengan efek samping yang dianggap lebih sedikit. Penelitian ini mencoba melihat pola penggunaan obat bahan alam sebagai terapi komplementer pada pasien hipertensi di Puskesmas. Penelitian merupakan studi deskriptif yang dilakukan di Puskesmas Sempaja Kota Samarinda pada periode September 2016, dengan mewawancarai 62 pasien hipertensi terkait penggunaan obat bahan alam. Hasil penelitian menunjukkan 70,9% pasien hipertensi di puskesmas juga menggunakan obat bahan alam. Seluruh pasien menggunakan obat bahan alam yang secara teori memang terbukti menurunkan tekanan darah. Namun demikian tidak ada obat bahan alam yang digunakan termasuk obat herbal terstandar atau fitofarmaka. Hanya 15,2% pasien yang menggunakan obat bahan alam yang sesuai dengan peraturan BPOM tentang kriteria jamu. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan masih perlunya edukasi penggunaan obat bahan alam di masyarakat untuk penatalaksanaan hipertensi. Kata kunci: pola penggunaan obat, obat bahan alam, hipertensi
KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF PADA TATA KELOLA RUANG RAWAT DI RUMAH SAKIT GUNA MENDUKUNG PELAYANAN KESEHATAN PARIPURNA
Kontrasepsi oral adalah suatu cara kontrasepsi yang sangat luas dipakai untuk menghambat kehamilan, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, mengingat efektifitasnya serta cara pemakaian yang sangat mudah.
Telah dilakukan penelitian tentang pengembangan pembuatan papan partikel komposit yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kayu yang semakin meningkat. Bahan baku papan komposit yang berlignoselulosa misalnya Serbuk tempurung Kelapa YANG didapat dari Kampung Lalang Medan. Pada penelitian ini telah dievaluasi sifat fisis dari bahan tersebut diantaranya uji fisis yang dilakukan meliputi: Kerapatan, Kadar Air dan Pengembangan Tebal dengan perlakuan komposisi polipropilen dan serbuk tempuru yang ng kelapa bervariasi yaitu: 30 : 70, 40 : 60, 50 : 50, 60 : 40, 70 : 30 dengan menggunakan standar SNI 03 -2105 -2006. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa nilai sifat fisis papan partikel komposit Polipropilena dan serbuk tempurung kelapa yang dihasilkan memenuhi standar SNI 03 -2105 -2006. Kata Kunci : Papan Partikel, Plastik Daur Ulang, Serbuk Tempurung Kelapa, sifat fisis
Mahasiswa mampu melakukan penetapan kadar secara Kompleksometri.
Nur sayfrizal
ABSTRAK Pada sebuah pertandingan, seorang pelatih di tuntut untuk meracik sebuah tim agar menang, kemungkinan strategi pelatih dapat dibaca dengan mudah sehingga kemenangan sulit diraih. pelatih harus memiliki beberapa atau banyak komposisi pemain agar tidak mudah di baca oleh tim lawan. Pelatih juga harus tahu ada berapa banyak kemungkinan yang dapat digunakan agar dapat meraih kemenangan. ABSTRACT In a match, a coach is required to mix a team to win, the possibility of the coach's strategy can be read easily so that the victory is difficult to achieve. The coach must have several or many compositions so that the opposing team is not easy to read. The coach must also know how many possibilities can be used to achieve victory. A. Latar Belakang Sepak bola adalah cabang olahraga yang menggunakan bola yang umumnya terbuat dari bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 orang pemain inti dan beberapa pemain cadangan. Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh
I. Landasan Teori Campuran merupakan dua zat atau lebih yang bercampur tanpa disertai terjadinya reaksi kimia. Seperti teh manis yang merupakan campuran dari air, teh dan gula pasir atau air garam yang merupakan campuran antara air dan garam. Salah satu ciri dari campuran adalah dapat dipisahkan menjadi komponen-komponen penyusunnya. Ada beberapa pemisahan campuran antara lain, penyaringan atau filtrasi, sublimasi, kristalisasi dan evaporasi (Partana 2008). Filtrasi adalah metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan ini adalah dengan perbedaan ukuran partikel antar pelarut dan zat terlarutnya. Proses ini dilakukan dengan bahan yang berbentuk larutan cair. Hasil penyaringan disebut filtrate dan zat tertahan disebut residu (Faputri 2016). Sublimasi merupakan peristiwa penguapan secara langsung padatan kristal ke dalam fasa uap. Salah satu contoh sublimasi adalah penguapan kapur barus (naftalena). Sublimasi dapat digunakan sebagai metode pemurnian padatan kristalin. Beberapa senyawa kimia dapat menyublim pada temperatur dan tekanan kamar, namun banyak yang baru dapat menyublim apabila tekanan diturunkan maupun temperatur dinaikkan. Untuk mendapatkan bahan murni fasa uap bahan tersublim didinginkan sehingga terbentuk kristal (Rahayu & Sari 2008). Evaporasi adalah proses pemisahan suatu sampel dari pelarut dengan cara menguapkan pelarut yang terdapat pada sampel. Prinsip evaporasi adalah pemanasan dengan temperatur rendah yang dibantu dengan vakum dengan tujuan menghindari terjadinya kerusakan sampel pada saat penguapan pelarut dengan bantuan pemanasan rendah (Fitri et. al 2016). Menurut Sumada et. al (2016) proses evaporasi merupakan salah satu metode untuk memurnikan (purifikasi) suatu bahan padat dari pengotornya melalui proses pelarutan dan kristalisasi. Kristalisasi adalah metode pemisahan campuran untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasarnya adalah dengan prinsip kelarutan bahan dalam pelarut dan perbedaan titik beku. Contohnya adalah pembuatan garam dapur dari air laut dan dalam proses pembuatan kristal gula pasir dari nira tebu (Faputri 2016). II. Prosedur Pada praktikum kali ini hal yang pertama yang harus dilakukan yakni menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan terlebih dahulu. Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain beaker glass, hot plate, gelas ukur, kertas saring, corong, pipet tetes, spatula, kaca arloji dan timbangan analitik. Bahan-bahan yang digunakan antara lain naftalena, NaCl, pasir, larutan aquades dan es batu.
Terapi komplementer adalah terapi dalam ruang lingkup luas meliputi sistem kesehatan, modalitas, dan praktek-praktek yang berhubungan dengan teori-teori dan kepercayaan pada suatu daerah dan pada waktu/periode tertentu. Terapi komplementer adalah terapi yang digunakan secara bersama-sama dengan terapi lain dan bukan untuk menggantikan terapi medis. Terapi komplementer dapat digunakan sebagai single therapy ketika digunakan untuk meningkatkan kesehatan
Artikel bertujuan membahas kondisi kompleksitas pada organisasi terutama pelayanan kesehatan. Penyusunan artikel dilakukan dengan melakukan peninjauan literatur yang relevan berasal dari jurnal dan buku teks. Permasalahan kompleksitas pada sistem (manusia/hewan atau benda mati lainnya) umumnya terdiri dari lima tingkatan yaitu simple, complicated, complex, chaos, disorder. Pada sistem yang mengalami masalah kompleks, sebisa mungkin sistem akan menyesuaikan diri dengan lingkungan supaya tidak mengalami chaos. Agar sistem dapat berjalan dengan optimal, sistem akan menyederhanakan masalah kompleks tersebut menjadi sederhana. Pada kondisi saat ini, kecil kemungkinan sebuah organisasi modern mampu menghindar dari kondisi kompleksitas. Dengan demikian, kompleksitas adalah sebuah keniscayaan yang akan dialami seluruh organisasi selama siklus hidupnya. Namun demikian, kompleksitas bukanlah sesuatu yang tidak dapat diatasi. Organisasi dapat mengatasi masalah kompleksitas dengan menggunakan berbagai metode pengendalian organisasi dengan pendekatan sistem.
Di Indonesia, prevalensi hipertensi berada pada urutan 10 teratas yang dapat menyebabkan kematian pada semua kelompok umur. Pada tahun 2017 di UPT PUSKESMAS Cilacap Tengah II, penyakit hipertensi menduduki urutan ke 4 penyakit di usia dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase penggunaan obat pada pasien hipertensi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung dengan menggunakan data sekunder berupa lembar resep. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, penderita hipertensi lebih banyak terjadi pada perempuan (61,63%) dibandingkan laki-laki (38,36%). Obat yang digunakan di UPT PUSKESMAS antara lain Amlodipin (1,18%), Captopri (73,12%), Furosemid (17,79%), Reserpin (0,39%), Nifedipin (5,53%), Spironolakton (0,39%) dan Bisoprolol (1,59%). Dengan penggunaan terbanyak secara tunggal yaitu Captopril yang berjumlah 168 (78,87%) item obat, dan kombinasi 2 obat antihipertensi yaitu Furosemid-Captopril berjumlah 17 (89,47%).
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.