Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2006, BERKALA FISIKA
A response of nonlinear optic of several salt solutions in external magnetic field has been studied. An altered magnetic field varies from 0 until 0,2T used to induce samples, and then change of polarization angle β is measured by polarizators, where the direction propagation of laser is perpendicular to the direction of B. Various concentration of solution is used at 5% until 35%. Our experiment shows that the graphs of β vs. B are still linear for mineral water and NaCl solution.
2022
Tuhan yang Maha Esa, puji syukur atas rahmat yang dilimpahkan-Nya, kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah laporan hasil praktikum "Elektrolisis" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun berdasarkan hasil praktikum kami pada hari Rabu, 18 Oktober 2022 di Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Kuala Kapuas. Makalah ini disusun untuk memenuhi target kompetensi belajar Biologi Kelas XII Kurikulum 2013 yang diberikan oleh Pak Arianto, M. Pd. pada materi Elektrokimia. Harapan kami, dengan melakukan praktikum dan menyusun makalah ini, kami bisa lebih mengerti dan peka terhadap gejala alam yang terjadi akibat fenomena elektrolisis. Selain itu, kami juga berharap tugas ini dapat mempererat solidaritas antar teman serta dapat mengasah kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kami menyadari bahwa dalam praktikum dan pengolahan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kami memohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam menyelesaikan tanggung jawab kami. Kami sangat berharap adanya saran, masukan, komentar, dan/atau kritik, baik dari guru pembimbing maupun sesama siswa.
Mahasiswa mampu memahami konsep tentang sifat pemantulan, sifat penerusan, dan sifat optik bahan pada umumnya dalam kaitannya dengan perilaku sifat bahan.
Abstrak Praktikum ini bertujuan untuk menentukan warna pendaran dan panjang gelombang masing-masing warna yang dihasilkan oleh karbon nanodots. Karbon nanodots adalah partikel karbon yang memiliki diameter berukuran nano yaitu berukuran antara 1-10 nanometer. Partikel ini mampu memendarkan cahaya ketika disinari oleh sinar UV dengan panjang gelombang emisi atau warna pendarab cahaya bergantung pada lebar celah pita karbon nanodots. Ketika elektron berada dalam keadaan eksitasi, elektron akan tertarik untuk kembali mengisi hole pada pita valensi akibat adanya gaya Coulomb. Saat kembali ke pita valensi, elektron akan mengemisikan energi dalam bentuk foton. Hal ini yang membuat karbon nanodot dapat memendarkan cahaya. Sintesis karbon nanodots pada praktikum ini menggunakan metode microwave heating. Bahan yang digunakan ialah urea dan asam sitrat yang dilarutkan. Konsentrasi dan waktu pemanasan divariasikan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap warna pendaran yang dihasilkan. Campuran urea dan asam sitrat dipanaskan terleih dahulu menggunakan oven, setelah itu dipindahkan ke microwave. Setelah itu, sampel disinari menggunakan sinar UV untuk melihat terjadi tidaknya pendaran warna. Sampel paling baik untuk menunjukkan pendaran yaitu yang megandung 0,035 gram asam sitrat dan dipanaskan melalui microwave selama 120 detik. Selain itu dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi asam sitrat, semakin rendah panjang gelombang emisi yang dihasilkan. Kata kunci : emisi, karbon nanodots, luminescence, pendaran, pengurungan kuantum
konsep yang terlukiskan diatas maka akan dibuat ringkasan materi sebagai berikut : [Type here] Peta Konsep Peta Konsep LARUTAN adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik.
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 2017
The aim of this research is to manufacture and characterize optical properties of ZnO thin layer which is deposited on glass substrate by sol-gel spin-coating method, through the process of growing ZnO thin layer of zinc acetate dehydrate (ZnAc) precursor on glass substrate with spin speed 2000 rpm for 30 minutes on a spin coater plate. The growth of layers by the sol-gel method of spin-coating is determined by the length of time of spin rotation which is related to the thickness of the thin layer. The Samples on the substrate in anneling at 400 o C and 500 o C for 1.5 hours to obtain a thin layer of ZnO. The obtained layer was characterized by UV-Vis test to determine the optical properties of the coating which include absorbance, transmittance, and bandgap energy. UV-Vis testing states that, the higher concentration of ZnO solution then the layer looks increasingly not transparent so that the transmittance value is smaller, otherwise the absorbance value of the layer becomes higher. This is indicated by the results obtained, at 1 M molarity concentration obtained the value of transmittance (50. 40%), while at a concentration of 0.7 M obtained greater transmittance value (75.24%) at the same heating temperature 500 o C. The gap energy is a forbidden area where electrons are located between the valence bands filled by the electrons and the empty conduction bands of the electrons. With respect to the photon energy to excite the electrons, the annealing treatment will affect the magnitude of the gap energy. High annearance temperature obtained a smaller gap energy compared with lower anneling temperatures. The obtained energy gap of 2.1 eV at 400 °C annealing temperature is greater than 0.1 eV compared to the heating temperature of 500 o C at 2.0 eV.
sangat penting, karena sebagian besar reaksi kimia dan biologis terjadi dalam bentuk cairan, terutama dalam bentuk larutan dengan pelarut air. Larutan dapat didefinisikan sebagai suatu system homogen yang terdiri dari dua komponen atau lebih. Terdapat banyak tipe larutan yang berlainan. Salah satunya dapat dibedakan berdasarkan kemampuannya menghantarkan arus litrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit. sedangkan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non elektrolit.
Afrima Yovita Sari, 2020
publish 2020, praktikum dilaksanakan th 2019
Kehidupan sehari-hari banyak dijumpai berbagai proses alam maupun buatan manusia yang melibatkan larutan. Kita dapat menemukan sifat koligatif larutan, misalnya saat kita memasak, air biasa akan lebih cepat matang/menguap daripada kita memasak sayuran. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh sifat koligatif larutan. Larutan merupakan sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak dipengaruhi oleh jenis zat terlarut. Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut, contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm). Kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi). Sifat koligatif larutan dibedakan menjadi empat macam, yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Sifat koligatif larutan pertama kali di teliti oleh Francois Marie Raolt, pada penelitiannya Raolt melakukan percobaan terhadap beberapa pelarut, misalnya benzena dan asam asetat yang jika dilarutkan ke dalam air titik beku larutan akan turun. Larutan merupakan campuran homogen yang mempunyai sifat fisis berbeda-beda dengan pelarut dan zat terlarutnya. Informasi tentang besar kenaikkan titik didih larutan dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan BM zat non volatile yang terlarut. 2. Tujuan Praktikum
2009
Titanium diokside (TiO2) is widely used in chemical industries, especially in ceramics industries. It could be produced by destructing of the ilmenite mineral with sulfuric acid. The design process of destruction needs mathematical modeling which is similar to heterogeneous system that involves both mass transfer and chemical reaction simultaneously. The reaction between the ilmenite mineral and sulfuric acid was conducted in a stirred-batch reactor. The ilmenite mineral and sulfuric acid were mixed in the reactor then it was closed. The reactor was heated and stirred at a certain stirring rate until desired temperature was reached. Samples were withdrawn every 10 minutes. The variables studied were the reaction temperature in the tange of 383 K and 403 K and the rate of stirring in the range of 60 and 125 rpm. There were two proposes models. The first model was a shrinking-core mixed chemical-dynamic regime model. The second model was a shrinking-core chemical regime model. Based o...
Eksperimen tentang material fospor karbon nanodot dan sifat luminescence merupakan salah satu kajian dari fisika material. Karbon nanodot (Carbon Nanodots; CNDs) merupakan material nano anorganik yang tersusun dari material karbon. Dari material-material nano ini akan menghasilkan nanoteknologi. Tujuan dari eksperimen ini yaitu Memahami sintesis CNDs (Karbon Nanodot), mengetahui pendaran yang dihasilkan karbon nanodot, karakterisasi larutan karbon nanodot, menentukan pendaran yang paling baik dengan parameter waktu dan konsentrasi larutan. Dalam eksperimen digunakan parameter waktu dan konsentrasi, karena waktu memanaskan larutan akan mempengaruhi konsentrasi larutan dan hal itu bisa terlihat dari warna pendaran yang terbentuk dengan sinar UV. Ternyata sampel yang baik merupakan sampel yang memiliki waktu pemanasan lebih lama serta perbandingan berat asam sitrat (C6H8O7) dan urea ((NH2)2CO) adalah 1:6. Kata Kunci : Karakterisasi, Karbon Nanodot (CBDs), Pendaran, dan UV-Vis Spectrometer.
Monitoring kualitas air untuk berbagai peruntukan merupakan langkah penting dan strategis. Salah satu parameter penting kualitas air adalah nilai COD (Chemical Oxygen Demand). Nilai COD menggambarkan seberapa besar air telah tercemar oleh pengotor, khususnya pengotor berupa zat organik. Penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian pengembangan metoda baru cara penentuan nilai COD berbasis fotoelektrokatalisis. Secara khusus akan dilaporkan evaluasi respon sensor COD yang dikembangkan terhadap surfaktan Linier Alkil Sulfonat (LAS) dalam air. Sensor COD yang disusun adalah berupa TiO2 yang diimmobilisasi pada kaca berlapis Indium Tin Oxide (ITO), dioperasikan sebagai elektroda kerja dalam sel fotoelektrokatalisis. Dengan melakukan pengukuran arus cahaya dalam sel fotoelektrokimia yang disinari lampu UV pada suatu selang waktu tertentu, akan didapatkan respon arus cahaya (photocurrent) yang dapat dikonversi menjadi muatan [Q = ∫I dt; i: photocurrent; t: waktu (detik)], dan merupakan representasi reaksi oksidasi surfaktan dalam air yang diperiksa.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
IDENTIFIKASI SIFAT LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KIMIA DANANG SATRIAWAN (09) FAHMI IZZA (15) JELITA ANASTASYA (23) NIDYA WAHYU (30) Mengidentifikasi bahan-bahan yang telah disiapkan dan mengelompokkannya ke dalam sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit X MIPA 7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Laporan Hasil Uji daya hantar listrik pada larutan elektrolit dan non elektrolit
Pada umumnya tanaman kapas berasal dari biji, bila keadan memungkinkan , dalam tempo 2-3 hari biji tumbuh. Kapas mempunyai akar tunggang yang dalam pandang akar dapat mencapai 15cm atau lebih.Pada waktu pertumbuhan tanaman mencapai tinggi 20-25cm.
Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Bisa terdiri dari satu atau lebih mineral. Sedangkan mineral adalah substansi yang terbentuk karena kristalisasi dari proses geologi, yang memiliki komposisi fisik dan kimia.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.