Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
219 pages
1 file
Pengertian Lelang selama ini telah dikenal luas oleh segala lapisan masyarakat baik itu dari golongan masyarakat kelas bawah sampai golongan masyarakat kelas Hight/atas. Namun apabila kita berbicara tentang lelang yang dilaksanakan oleh KPKNL, mungkin hanya sebagian kecil dari masyarakat yang mengetahuinya. Hal ini jika tidak kita sikapi dengan sungguh-sungguh maka nantinya akan mengkerdilkan/menghilangkan peran KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) sebagai suatu lembaga Pemerintah yang bertujuan untuk mengurusi dan menyelesaikan Piutang Negara baik itu melalui penjualan secara lelang maupun penyelesaian diluar lelang.Untuk lebih memahami dan mengkaji lebih jauh permasalahan mengenai peran lelang dapat ditinjau dari pengertian lelang secara umum dan secara khusus, sebagai berikut: I. Tentang Lelang A. Pengertian Lelang secara umum Pengertian lelang dalam kamus besar Bahasa Indonesia (dikeluarkan Depdikbud,Penerbit Balai Pustaka) menyebutkan " Lelang adalah penjualan dihadapan orang banyak (dengan tawaran atas mengatas) dipimpin oleh Pejabat Lelang ". Sedangkan yang dimaksud melelangkan dan memperlelangkan adalah:
ROMI SAEFFUDDIN (14.01.53.0057) RIO BAGUS PRRAKOSO (14.01.53.0067) BENNY TRI WIJAYA (14.01.53.0070)
Technologia: Jurnal Ilmiah, 2018
Sistem pengelolaan toko dengan menggunakan aplikasi dapat membantu dalam pembuatan laporan dan dalam mengelola data stock barang. Jika pengelolaan data masih digunakan secara manual maka akan rentan untuk kesalahan dan kehilangan data dan sangat sulit jika ingin mendapatkan informasi tentang berapa banyak transaksi yang dilakukan pada hari, minggu maupun bulan apalagi data laporan tahunan, juga jika ingin mengetahui jumlah stock maka sangat lambat sekali karena harus mencari berkas secara manual bahkan memungkinkan sekali ada berkas yang terselip , hilang maupun rusak, demikian juga dengan data supplier yang memasok barang , jika kita mencari data pemasok barang yang sudah lama tidak diorder maka sangat sulit sekali, jika digunakan aplikasi untuk penjualan maka akan mencatat semua transaksi yang pernah dilakukan, jika ingin mencari informasi tentang jumlah stock yang tersedia maka akan secara cepat informasi itu di dapatkan, dengan demikian kinerja karyawan akan meningkat. Aplikas...
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 93 /PMK.06/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan lelang, serta mewujudkan pelaksanaan lelang yang lebih efisien, efektif, transparan, akuntabel, adil, dan menjamin kepastian hukum, dipandang perlu untuk melakukan penyempurnaan ketentuan mengenai lelang;
Untuk mengamati suatu pola deformasi yang terjadi di suatu wilayah, diperlukan pengamatan GPS dengan ketelitian hingga fraksi milimeter. Metodenya dengan melakukan pengamatan GPS secara kontinu di tiap-tiap stasiun pengamatan. Hal itulah yang dilakukan untuk mengamati pola deformasi di pulau Sumatera, yaitu dengan melakukan pengamatan GPS secara kontinu di stasiun SuGAr (Sumatran GPS Array). Untuk tugas akhir ini, data pengamatan yang digunakan adalah data GPS kontinu dari tahun 2004 hingga tahun 2007. SuGAr merupakan jaringan stasiun pemantau GPS kontinu yang dioperasikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Earth Observatory of Singapore (EOS) -Nanyang Technological University. SuGAr ini dimulai dengan memasang 6 buah stasiun cGPS (continued GPS) pada tahun 2002. Dari waktu ke waktu, SuGAr mengalami penambahan jumlah stasiun dan peningkatan dalam segi teknologi peralatan GPS, termasuk sistem telemetri data dari jaringan ini. Hingga tahun 2008, SuGAR telah memiliki stasiun cGPS sebanyak 33 buah tersebar dari wilayah Bengkulu hingga Sumatera Utara dan Aceh. Bahkan di beberapa lokasi stasiun, cGPS ini dilengkapi dengan alat seismometer dan akselerometer untuk keperluan studi aspek seismologinya. Stasiun SuGAr umumnya menggunakan receiver GPS tipe ASHTECH MICROZ dan antena GPS tipe ASH701945B_M serta interval waktu pengamatan 30 detik dan 120 detik seperti yang ditunjukkan tabel berikut. Tabel 3.1 Daftar interval waktu pengamatan stasiun SuGAr [Rino, 2011] Interval waktu pengamatan (detik) Stasiun Sumatran GPS Array (SuGAr) 30 ACEH LAIS SAMP 120 ABGS BITI BSAT BSIM BTET BTHL JMBI LEWK LHWA LNNG MKMK MLKN MNNA MSAI NGNG PBJO PBLI PPNJ PRKB PSKI PSMK PTLO SLBU TIKU UMLH 32 Data GPS ini diproses dan disimpan di SOPAC (Scripts Orbit and Permanent Array Center) yang dikelola oleh IGPP (Institut of Geophysics and Planetary) Universitas California dengan tujuan untuk membantu pengukuran geodesi dan geofisika berketelitian tinggi sebagai bagian untuk mempelajari bahaya gempa bumi, pergerakan lempeng tektonik, deformasi lempeng dan proses-proses meteorologi. Titik-titik pengamatan GPS kontinu SuGAr ini kemudian diikatkan terhadap stasiun IGS yang termasuk dalam kerangka ITRF-05. Adapun stasiun IGS yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu HYDE, KUNM, COCO dan DGAR. 3.2 Software yang Digunakan dalam Mengolah Data Dalam mengolah data pengamatan GPS SuGAr digunakan software Bernese 5.0, yaitu perangkat lunak yang dikembangkan oleh AIUB (Astronomical Institute University of Berne), Swiss. Software ini dapat digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari GNSS (Global Navigation Satellite System), jadi software ini dapat digunakan baik untuk mengolah data GPS milik Amerika Serikat maupun GLONASS (Global Navigation Satellite System) milik Rusia. Bernese 5.0 ini adalah hasil pengembangan dari versi-versi sebelumnya yang mengalami berbagai peningkatan. Dapat dikatakan bahwa Bernese 5.0 ini mampu memberikan user data hasil yang lebih akurat karena software ini mampu mereduksi kesalahan dan bias yang terjadi pada GPS secara maksimal. Pada umumnya, software GPS Bernese ini cocok digunakan untuk [Dach, et.al, 2007] : a. proses yang cepat untuk survey single frequency untuk cakupan yang kecil dan survey double frequency, b. proses otomatis pada jaringan yang permanen, c. memproses data dari banyak receiver, d. kombinasi dari berbagai macam tipe receiver, e. mengkombinasikan proses dari pengamatan GPS dan GLONASS, f. resolusi ambiguitas pada baseline yang panjang (lebih dari 2000km), g. generation of minimum constraint network solutions, h. memonitor ionosphere dan troposphere, i. estimasi clock offset dan perambatan waktu, j. perhitungan orbit dan estimasi dari parameter orientasi bumi.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
WILDA RAHMATIKA D (C1C019053), 2021
BIOEDUSAINS:Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains