Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
4 pages
1 file
urinary tract infection
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM STUDI D-IV REKAM MEDIK JURUSAN KESEHATAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2015 SISTEM URINARY iii
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang sering dijumpai di seluruh dunia. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi tersering kedua setelah infeksi saluran nafas atas yang terjadi pada populasi dengan rata-rata 9.3% pada wanita di atas 65 tahun dan 2.5-11% pada pria di atas 65 tahun. 1 Infeksi saluran kemih merupakan infeksi nosokomial tersering yang mencapai kira-kira 40-60%. 2 Sampai saat ini belum adanya klasifikasi dan standarisasi penatalaksanaan infeksi saluran kemih dan genitalia pria di Indonesia.
Infeksi saluran urinary (urinary tract infection -UTI) adalah salah satu penyakit menular yang paling dominan dengan beban finansial yang substansial di tengah masyarakat. Di AS, UTI bertanggunajwab atas lebih dari 7 juta kunjungan dokter setiap tahunnya. Kurang lebih 15% dari semua antibiotik yang diresepkan-untuk masyarakat di AS diberikan untuk UTI dan data dari beberapa negara Eropa menunjukkan level yang setara dengan ini. Di AS, UTI terhitung mencapai lebih dari 100,000 admisi rumah sakit setiap tahunnya, paling sering terjadi untuk pyelonephritis. Data ini tidak mencakup UTI komplikasi yang diasosiasikan dengan pasien urologi, prevalensi yang masih belum diketahui. Infeksi saluran urinary mewakili setidaknya 40% dari semua infeksi yang diperoleh rumah sakit dan dalam kebanyakan kasus, diasosiasikan dengan kateter. Bakteriuria berkembang pada mencapai 25% pasien yang membutuhkan kateter urinary untuk satu minggu atau lebih dengan resiko harian 5-75%. Studi-studi penelitian Global Prevalence Infection in Urologi (GPIU) terkini telah menunjukkan bahwa 10-12% pasien yang dimasukkan ke rumah sakit dalam bangsal urologi memiliki healthcare associated infection (HAI). Strain diperoleh dari pasien-pasien ini bahkan lebih resisten.
Organ utama dalam sistem eksresi adalah ginjal. Ginjal vertebrata merupakan sepasang organ yang pepat (masif) yang terletak retroperitonel (di luar/ belakang rongga perut), di kedua sisi aorta. Untuk menjalankan fungsinya sebagai organ ekskresi dan osmoregulasi, ginjal di bangun menurut pola dasar yang terdiri atas tiga komponen, yaitu: (1) glomerulus, (2) tubulus ginjal, dan pembuluh penampung (duktus koligen).
Cairan dalam tubuh manusia terbagi manjadi cairan intraselular dan ekstraselular, dan cairan ekstraselular dibagi menjadi cairan interstisial dan intravaskular. Cairan didalam tubuh berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan didalam tubuh. Komposisi cairan tersebut terdiri dari air dan zat terlarut baik yang termasuk elektrolit ataupun yang non elektrolit yang saling berhubungan dan saling menyeimbangkan. Cairan intraseluler adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Volume cairan intraseluler sebanyak 2/3 dari volume total air tubuh. Cairan intraseluler terdapat kation potassium , dan anion phosphat. Cairan ekstraseluler dengan kandungan ion dan nutriennya berfungsi mempertahankan kehidupan sel. Semua sel hidup memerlukan lingkungan (cairan) di sekitar sel. Regulasi cairan dalam tubuh untuk homeostasis lingkungan internal. Faktor yang terlibat seperti kandungan elektrolit cairan, asam basa cairan tubuh, osmolalitas plasma, peranan hormon dan pengeluaran natrium dari ginjal (Anthara dan Suartha 2011).
TUJUAN : 1. Mempelajari proses pembentukan urin 2. Mengamati karakteristik urin berdasar volume, berat jenis dan jumlah benda padat dalam urin III. DASAR TEORI Ekskresi adalah pengeluaran bahan-bahan yang tidak berguna yang berasal dari sisa metabolisme (katabolisme) / bahan yang berlebihan dari sel tubuh suatu organisme. Untuk membuang hasil katabolisme dari tubuh, diperlukan alat ekskresi. Berbagai organ dapat mengekskresikan sisa metabolisme tersebut, misalnya paru-paru, hati, kulit, insang, ginjal, dan lain-lain (Sumanto, 2007 : 80-81) Ekskresi merupakan eliminasi pengeluaran zat buangan hasil metabolisme dari tubuh makhluk hidup,jika zat ini dibiarkan terakumulasi dalam tubuh,maka akan mengacaukan homeostatis. Ekskresi mempunyai peranan penting dalam mengeluarkan dan membuang hasil sampingan dari metabolisme, mencegah terjadinya gangguan aktifitas metabolisme dalam tubuh dengan cara mengekskresikan zat buangan, mengendalikan kandungan ion dalam tubuh (Kartolo,S.1993:257). Ada 2 pendapat mengenai mekanisme pembentukan urine,yaitu: 1. Menurut Ludwig (1844) Urine terjadi karena adanya proses filtrasi pada glomerulus dan fungsi dari tubulus seminiferus adalah untuk memekatkan urine 2. Menurut Chusni
Nahdi TF 1) 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Abstrak Latar Belakang. Batu Saluran Kemih (BSK) adalah terbentuknya batu disebabkan oleh pengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih. Proses pembentukan BSK ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk pada ginjal (nefrolithiasis), ureter (ureterolithiasis), vesica urinaria (vesicolithiasis), dan uretra (urethrolithiasis). Nefrolithiasis merupakan faktor pencetus terjadinya hidronefrosis. Kasus. Tn. K, 60 tahun, datang dengan keluhan nyeri di pinggang kiri. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda ballotement (+) regio flank sinistra dan nyeri ketok costovertebrae angle sinistra (+). Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit darah 11.700/μl; urin lengkap: sedimen (+), eritrosit 5-7/LPB, leukosit 10-11/LPB. Pemeriksaan radiologi didapatkan rontgen dan ultrasonografi abdomen menunjukkan kesan nefrolithiasis dan hidronefrosis sinistra. Pasien mendapatkan terapi konservatif dan direncanakan terapi operatif pengangkatan batu. Simpulan. Penegakkan diagnosis pada kasus didasarkan pertimbangan aspek klinis (anamnesis dan pemeriksaan fisik), radiologi, dan laboratorium. Terapi konservatif yang diberikan bertujuan untuk mengatasi infeksi saluran kemih atas pasien lalu setelahnya pasien direncanakan untuk dilakukan terapi operatif pengangkatan batu melalui teknik extracorporeal shock wave lithotripsy. [Medula Unila.2013;1(4):45-53] Kata kunci: batu saluran kemih, hidronefrosis, nefrolithiasis, infeksi saluran kemih atas.
Clinical Nurse Specialist, 2008
ABSTRAK Sistem surveilans sangat berperan dalam menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial, sehingga sistem surveilans infeksi nosokomial perlu untuk dilaksanakan di rumah sakit. Surveilans CAUTI merupakan salah satu fokus program dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di RSU Haji Surabaya tahun 2015. Keberhasilan suatu sistem surveilans sangat bergantung pada keterkaitan atribut yang terdapat di dalamnya. Atribut surveilans merupakan indikator yang menggambarkan karakteristik dari sistem surveilans. Pada tahun 2015, terjadi keterlambatan dalam pengumpulan laporan melebihi batas waktu yang ditentukan dan terdapat pula kolom pada lembar konfi rmasi tidak terisi. Hal tersebut berpengaruh pada pelaksanaan surveilans pada RSU Haji Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi surveilans CAUTI berdasarkan atribut surveilans di RSU Haji Surabaya tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif evaluatif. Subjek dalam penelitian ini adalah atribut surveilans (kesederhanaan, fl eksibilitas, akseptabilitas, sensitivitas, nilai prediktif positif, kerepresentatifan, ketepatan waktu, kualitas data, dan stabilitas) CAUTI di RSU Haji Surabaya, sedangkan responden penelitian adalah IPCN, IPCLN, dan kepala ruangan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut surveilans sudah sederhana, memiliki akseptabilitas tinggi, sensitivitas tinggi, nilai prediktif positif tinggi, representatif, dan stabilitas tinggi. Namun, atribut lain tidak fl eksibel, tidak tepat waktu, dan memiliki kualitas data rendah. Alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan fungsi pengawas di setiap unit, menetapkan standarisasi data rumah sakit, pengaturan sistem reward dan punishment.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Biologi Tropis/Jurnal biologi tropis, 2024
MAKALAH DAN ASKEP INKONTINENSIA URINE, 2019