Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat”; “Sesungguhnya Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi”. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin. Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam setiap jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun kegiatan dimasyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan Banyak bentuk organisasi di masyarakat, misalnya negara, partai politik, perkumpulan masyarakat, bahkan bentuk organisasi yang paling kecil yaitu keluarga dan lain sebagainya. Kata organisasi mempunyai dua pengertian umum, yaitu sebagai suatu lembaga atau fungsional, seperti perguruan tinggi, rumah sakit, perwakilan pemerintah, perwakilan dagang, perkumpulan olah raga dan lain sebagainya, lainnya sebagai proses pengorganisasian pengalokasian dan penugasan para anggotanya untuk mencapai tujuan yangefektif.
Kepemimpinan merupakan seuatu proses mempengaruhi bawahan terkait dengan kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan, direncanakan, dan diorganisasikan agar tercapai pada tujuan yang ditentukan. Hal ini sesuai dengan pengertian kepeimpinan yang dikemukakan oleh stogdill (1974) yang dikutip oleh Drs.Daryanto, bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang diorganisasi menuju kepada penentuan/pencapaian tujuan. Kepemimpinan juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Sering sekali baik-buruknya sebuah organisasi sebagian besar tergantung pada faktor kepemimpinan. Maka sebab itu, segala organisasi pasti membutuhkan yang namanya pemimpin untuk mempimpin organisasi tersebut agar tercapai tujuan yang telah ditentukan. Termasuk dalam hal ini adalah organisasi lembaga pendidikan, yang mana pemimpinnya biasa disebut dengan kepala sekolah.
Kepemimpinan sangat bervariasi sebanyak orang yang mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan, definisi kepemimpinan secaraluas meliputi prosesmempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi kelompok dan budayanya serta mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktifitas-aktifitas untuk mencapai sasaran. Menurut Suharsimi Arikunto kepemimpinan adalah usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi anggoa kelompok agar mereka dengan sukarela menyumbangkan kemampuannya secara maksimal demi pencapaian tujuan kelompok yang telah ditetapkan. Dalam kontek implemenatatif menurut Paul Harsey dan Ken Blanchard menyebutkan pengertian lain dari para ahli lainnya mengenai kepemimpinan antara lain: a. Menurut George R. Tery kepemimpinan addah aktifitas mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secarasukarela. b. RobertTannen Baun, Irving R. li?'eschlerdan fred Mescarik mendefinisikan kepemimpinan sebagaipengaruh antar pribadi yangdilakukan dalam suatusituasidan diarahkan melalui proseskominikasi pada pencapaian tujuan atau tujuan-tujuan tertentu. c. Harold Konntz dan Cyril O'Donnel mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orangorang untuk ikut dalam pencapaian tujuan bersarna. Dalam kenyataannya, apapun bentuk suatu organisasi pasti memerlukan seorang dengan atau tanpa dibantu oranglain untuk menduduki posisi pimpinan/pemimpin.
Nely Mardiah , 2023
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau membebaskan pemimpin melalui pengikut mereka dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan memegang peranan terhadap arah, tujuan, serta tingkat keberhasilan meraih tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan merupakan salah satu bentuk organisasi yang dimana tingkat keberhasilannya sangat ditentukan oleh faktor manajemen dan kepemimpinan. Kenyataan ini menunjukan betapa besar peran kepemimpinan dalam pendidikan. Karena itu, perbaikan sistem manajemen dan kepemimpinan dalam pendidikan mutlak diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk membahas terkait Konsep dasar Kepemimpinan dalam organisasi pendidikan yang meliputi pengertian, hakikat, tujuan, fungsi, unsur dan peran serta proses kepemimpinan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif-deskriptif yang menggunakan analisis teori dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah Tujuan dari kepemimpinan hendaklah sejalan dengan tujuan dari organisasi yang dipimpinnya, sebagai seorang pemimpin tentunya mampu untuk membimbing, mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karena itu tujuan kepemimpinan adalah sebagai pemegang kendali dalam sebuah organisasi. Beberapa fungsi yang harus diperankan oleh seorang pemimpin yang tidak hanya berfungsi sebagai perancang kriteria kinerja bawahan, tetapi juga berfungsi sebagai: penentu arah, wakil dan juru bicara organisasi, komunikator, mediator, dan integrator.
Kepemimpinan adalah terjemahan dari bahasa Inggris leadership yang berasal dari kata leader yang berarti pemimpin.
Perubahan yang begitu cepat mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dirinya. Salah satunya adalah di bidang pendidikan. Sasaran pendidikan sangat berhubungan dengan sekolah dimana sekolah berperan besar dalam kemajuan pendidikan. Sekolah menjadi tempat para siswa mengemban pendidikan untuk mendapatkan ilmu. Di sekolah, siswa juga dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan ketrampilan yang diperlukan dirinya. Oleh karena itu, di sekolah perlu memiliki individu yang bertugas sebagai pemimpin. Pemimpin tidak begitu saja menjadi sebuah symbol tetapi harus diatur atau dimanajemen. Pengaturan maksudnya adalah bagaimana kepemimpinan itu dapat direalisasikan dengan baik. Seorang guru juga dapat menjadi pemimpin yaitu memimpin siswanya ketika mengajar di kelas, memimpin siswa agar berperilaku baik dalam kesehariannya, dan lain-lain.
Tujuan dari penalitian ini yaitu untuk mengetahui peran serta tugas seorang pemimpin di SDN 1 Teros dan memahami karakteristik yang harus ada pada seorang pemimpin. Pendekatan yang di gunakan yaitu kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini di peroleh dari kepala sekolah, sumber buku, jurnal relevan yang telah ada sebelumnya. Teknik pengumpulan data didapatkan dengan cara wawancara dan observasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis model interaktif yang dikembangkan oleh Miles, Hubermen dan Saldana dengan tiga teknik yaitu: reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah yang efektif berasal dari pemimpin yang mengetahui peran dan pemimpin yang memiliki keterampilan serta memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Seorang pemimpin harus memiliki pemahaman-pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar kepemimpinan untuk menjadi pemimpin baik. Seorang pemimpin tentunya harus dapat menjadi pemimpin berbagai bidang, terutama di bidang-bidang kecil seperti keluarga, pemimpin diskusi, dan bidang yang lebih besar seperti pemimpin organisasi, pemimpin agama, kepala negara dan sebagainya. Dalam perannya seseorang pemimpin sangat membantu di dalam terciptanya suatu kondisi yang baik, pemimpin juga dapat membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja. Kata kunci : Peran; Kepemimpinan; Sekolah Efektif ABSTRAK The purpose of this research is to find out the role and duties of a leader in the Education unit and understand the characteristics that must be present in a leader. The approach used is qualitative with the type of case study research. The data sources in this study were obtained from school principals, book sources, relevant journals that had existed before. Data collection techniques are obtained by means of interviews and observations. The data analysis technique in this study uses interactive model analysis developed by Miles, Hubermen and Saldana with three techniques, namely: data reduction, data display and conclusion drawing. The results showed that effective schooling comes from leaders who know the role and leaders who have skills and understand the tasks that must be carried out. A leader must have a strong understanding of the basics of leadership to be a good leader. A leader must certainly be able to become a leader of various fields, especially in small areas such as family, discussion leaders, and larger fields such as organizational leaders, religious leaders, heads of state and so on. In their role, a leader is very helpful in creating a good condition, the leader can also help the group in establishing work procedures.
Jurnal Christian Humaniora, 2019
Suksesi kepemimpinan adalah suatu peralihan membangun generasi berikutnya. Seorang pemimpin yang berhasil (suksesi kepemimpinan) diawali dari tugas pelayanan bukan sebagai penguasa atau pejabat. Dalam karya ilmiah ini memiliki tujuan penulisan yaitu : pertama, menguraikan tentang kajian teoritis suksesi kepemimpinan. Kedua, memaparkan implikasi pendidikan Kristen terhadap suksesi kepemimpinan. Ketiga, memaparkan perspektif pendidikan Kristen dalam suksesi kepemimpinan. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa suksesi kepemimpinan memerlukan keseimbangan karakter dan strategi. Pendidikan Kristen berimplikasi sebagai kaidah dan patokan, menjadi norma bagi seorang pemimpin, pikiran, perkataan dan perbuatan. Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa suksesi kepemimpinan dalam perspektif pendidikan Kristen terwujud dari karakter pemimpin yang nyata dalam kebenaran dan kebaikan, yang berdampak pada kualitas, keunggulan yang kompetitif dan berintegritas.
Secara umum definisi kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut : "kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan".
The puposes of this study was to provide an overview of the effectiveness of leadership in FKIP UPP. The effectiveness of leadership will be seen from the style in giving orders, force in giving the award, the style in taking decisions and style of delegating authority.This research was quantitative descriptive. The population of this study wasFKIP UPP Lecturers. Questionnaires were distributed to all lecturers and returnedabout 32 pieces. The sample was taken by total sampling technique. The instrument used was a questionnaire with Likert scale model. Data was analyzed by using descriptive analysis.The result of the research shows that generally, the leadership style in FKIP UPP was a democratic leadership style (48.89%). The style of leadership in providing the order was the democratic style (57.03%). Leadership style in giving the award was laissez faire style (51.04%). Style of leadership in taking decision was the democratic style (46.87%). Leadership style in delegating authority was democratic style (43.75%).
Andi Herlina, 2020
Apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Ir. Soekarno, Pangeran Diponegoro, Jenderal Soedirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Lembaga pendidikan yang baik dipimpin oleh pemimpin yang baik, walaupun tidak semua pemimpin yang baik mampu menjadikan lembaga pendidikan menjadi baik. Bagi lembaga pendidikan Islam yang menghadapi persoalan berat dan misi yang sangat mulia (pendidikan dan dakwah), perlu dipimpin oleh pemimpin yang memiliki kekuatan luar biasa. Konsep dasar seorang pemimpin perlu diatur sedemikian mungkin agar dalam kepemimpinannya dapat terarah sesuai dengan apa yang ia rencanakan.
Peran pemimpin pendidikan dan kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mutu pendidikan. Pemimpin pendidikan, baik itu kepala sekolah, rektor, atau administrator pendidikan lainnya, bertanggung jawab untuk menciptakan
Abstrak Pada prinsip pengelolaannya, baik sekolah maupun perguruan tinggi sama-sama membutuhkan penjaminan mutu sebagai tolok ukur untuk menilai keberhasilan atau kegagalannya. Lembaga pendidikan yang bermutu dapat terwujud apabila didukung oleh pemimpin yang paham tentang manajemen karena salah satu aspek terpenting mempengaruhi kualitas pendidikan adalah kepemimpinan dan manajemen mutu. Kepemimpinan itu adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam situasi tertentu untuk tujuan bersama. Artinya terjadi proses interaksi antara pemimpin, yang dipimpin, dan situasi. Kepemimpinan seyogianya melekat pada diri pemimpin dalam wujud kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability) guna mewujudkan kepemimpinan bermutu atau Total Quality Management (TQM). Secara umum dapat dinyatakan bahwa kunci mutu pendidikan nasional terletak pada mutu pendidikan (sekolah) dan kunci mutu sekolah terletak pada mutu kegiatan belajar mengajar di kelas. Mutu kegiatan belajar mengajar pada akhirnya diukur dari mutu hasil belajar yang dicapai siswa. Peningkatan kualitas belajar siswa merupakan sebuah upaya kolektif dan tanggung jawab bersama dari semua komponen yang ada di sekolah dimana dalam pencapaiannya diperlukan kemampuan, kemauan, dan komitmen yang tinggi. Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah memiliki tanggung jawab yang tinggi dan penuh, secara langsung dalam membangun komitmen dan bekerja sama dengan semua komponen-komponen di sekolah dalam upaya pengembangan mutu pendidikan tersebut. Kepala Sekolah sebagai pemimpin mempunyai potensi menciptakan visi dan menterjemahkannya kedalam kenyataan serta berperan sebagai kekuatan sentral dalam menggerakkan kehidupan sekolah, juga memahami tugas dan fungsi dalam mengembangkan mutu pendidikan. Upaya untuk mewujudkan kepala sekolah yang handal dan berkualitas, seyogyanya dapat dilakukan pengelolaan tenaga kependidikan dengan penerapan prinsip – prinsip manajemen sumber daya manusia (Human Resource Management), dengan harapan akan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Kata kunci : Kepemimpinan, Mutu Pendidikan, Kepala Sekolah. A. Pendahuluan Pendidikan adalah lembaga yang bergerak dalam bidang noble industry (industry mulia) yang mengemban misi ganda, yaitu setengah profit dan sosial. Dikatakan profit, karena tanpa modal dan dukungan finansial yang cukup, pendidikan juga tidak dapat berlangsung secara baik. Namun bukan untuk mengambil keuntungan seperti tujuan suatu perusahaan. Pada prinsip pengelolaannya, baik sekolah maupun perguruan tinggi sama-sama membutuhkan penjaminan mutu sebagai tolok ukur untuk menilai keberhasilan atau kegagalannya. Sebab tanpa adanya penjaminan mutu, lembaga pendidikan sulit melihat sejauhmana ketercapaian kualitas atau daya saing yang dimiliki. Lembaga pendidikan yang bermutu dapat terwujud apabila didukung oleh pemimpin yang paham tentang manajemen karena salah satu aspek terpenting mempengaruhi kualitas
DINAMIKA DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Dinamika pola pendidikan yang begitu cepat dan silih berganti menjadikan persaingan antar sekolah semakin ketat, khususnya dalam menarik konsumen dan meningkatkan loyalitas pelanggan dalam bentuk jasa. Hal ini sependapat dengan Alma, bahwa lembaga pendidikan yang menganut konsep marketing, tahu persis apa yang harus dilakukan. 1 Lembaga pendidikan, bisnisnya bukan hanya sekedar mengajar siswa setiap hari sesuai jadwal kemudian melaksanakan ujian, lulus, habis perkara. Tetapi lebih dari itu, siswa harus merasa puas dengan layanan lembaga pendidikan mengenai banyak hal, misalnya suasana belajar mengajar, ruang kelas yang bersih, taman yang asri, pendidik yang ramah, perpustakaan, laboratorium, lapangan olahraga, dan sebagainya harus siap melayani peserta didik. Produk yang dihasilkan sekolah berupa lulusan yang diharapkan berkualitas dan produk ini nantinya siap bersaing di masyarakat. Mengenai hal ini, suatu sekolah tentu harus pandai-pandai mempertahankan mutu serta keunggulan sekolah demi mempertahankan kepercayaan masyarakat dan loyalitas pelanggan. Kepuasan pelanggan terhadap sekolah identik dengan kepuasan pelanggan mengenai pelayanan yang diberikan sekolah kepadanya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Alma dan Hurriyati, yang menyatakan bahwa lembaga pendidikan adalah sebuah kegiatan yang melayani konsumen, berupa murid, siswa, mahasiswa dan juga masyarakat umum yang sering dikenal sebagai " stakeholder " , lembaga pendidikan pada hakikatnya bertujuan memberi layanan sedangkan pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut mengingat mereka sudah membayar cukup mahal kepada lembaga pendidikan. 2
Davina Marsha Nabilah, 2023
Artikel ini membahas peran kepemimpinan dalam meningkatkan manajemen pembelajaran di pesantren. Menggunakan pendekatan kualitatif dan deskriptif dan tinjauan literatur pustaka. Kepemimpinan yang efektif memainkan peran penting dalam mengarahkan dan memotivasi staf pengajar serta siswa dalam konteks pendidikan pesantren. Dalam tulisan ini, kami mengeksplorasi berbagai aspek kepemimpinan yang dapat meningkatkan manajemen pembelajaran di pesantren, termasuk pengembangan visi pendidikan, pengawasan staf pengajar, dan penciptaan lingkungan belajar yang kondusif. Penekanan diberikan pada bagaimana pemimpin pesantren dapat menjadi agen perubahan positif dalam mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik. Artikel ini memberikan wawasan penting bagi pengelola pesantren, pendidik, dan peneliti yang tertarik untuk meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan pesantren. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran kepemimpinan dalam suatu pondok pesantren sangat penting. Pemimpin juga memiliki cara tersendiri dalam meningkatkan manajemen pembelajaran di pondok pesantren.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan perencanaan diklat berbasis kompetensi bagi guru, (2) mendeskripsikan implementasi program diklat berbasis kompetensi bagi guru, (3) mendeskripsikan kegiatan evaluasi diklat berbasis kompetensi bagi guru, dan (4) menganalisis tingkat efektivitas manajemen diklat berbasis kompetensi bagi guru di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI), serta (5) mengembangkan model hipotetik manajemen diklat berbasis kompetensi yang efektif bagi guru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis pendekatan penelitian kualitatif yang akan digunakan adalah studi kasus yang proses pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen diklat berbasis kompetensi bagi guru di PPPPTK BMTI belum sepenuhnya dilaksanakan secara efektif. Kata kunci: Manajemen Pendidikan dan Pelatihan, Manajemen Diklat Berbasis Kompetensi, Program Diklat Abstract The objectives of this study are: (1) to describe the planning of competence-based training for teachers, (2) to describe the implementation of competence-based training program for teachers, (3) to describe the evaluation of competence-based training for teachers, and (4) to analyze the effectiveness of management of competence-based training for teachers in Center of Development and Empowerment of Teacher and Educational Personnel of Machine and Industrial Engineering (CDETEP MIE), and (5) to develop an effective model of competence-based training management for teachers. The method used in this study is descriptive method with qualitative approach. Qualitative research approach used in this study is a case study where the process of data collection is carried out through observation, interviews and documentary studies. The conclusion of this study shows that the competence-based training management for teachers in CDETEP MIE has not been conducted effectively. This condition occurred as a result of the poor performance of managing the planning, implementation, and evaluation process of the training in integrated way.
Perencanaan merupakan fungsi pertama yang fundamental dalam manajemen pada setiap jenis atau bentuk organisasi. Lancarnya implementasi fungsi-fungsi lainnya banyak bergantung pada perencanaan. Perencanaan bukan saja diperlukan untuk memulai pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya, seperti pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan lain-lain, tetapi juga diperlukan bagi setiap fungsi tersebut. Perencanaan meliputi tindakan : memilih dan menghubungkan fakta-fakta serta membuat dan menggunakan asumsi-asumsi mengenai mana yang akan dating dalam memvisualisasikan dan merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang di inginkan. 1 Perencanaan adalah masalah memilih, artinya memilih tujuan dan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut dari beberapa alternative, yang kemudian diputuskan sebagai suatu ketetapan. Perencanaan merupakan kumpulan dari beberapa keputusan. 2 R. E. Kast dan Jim Rosenzweig mengatakan bahwa perencanaan suatu usaha adalah suatu kegiatan yang terintegrasi yang bertujuan untuk memaksimumkan efektivitas keseluruhan usaha sebagai suatu system sesuai dengan tujuan, berfungsi untuk menetapkan arah dan strategi, menentukan titik awal kegiatan, membimbing, memperoleh ukuran yang dapat dipergunakan pengawasan, mencegah dan mengurangi pemborosan waktu dan factor produksi, meningkatkan koordinasi dan untuk memudahkan penyesuaian kepada situasi yang berubah. 3 Maka dengan demikian perencanaan yang efektif mutlak diperlukan. Pemikiran diatas mencerminkan proses kegiatan pokok dan penting dalam proses perencanaan sebagai bagian dari proses manajemen. Kegiatan perencanaan tersebut meliputi tiga aspek, meramalkan (Premising), membuat keputusan (Making Decision) dan
PEMBAHARUAN SEKOLAH
Insan Cendekia Mandiri, 2021
Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap warga negara dalam rangka menjalani kehidupan yang lebih baik. Dengan adanya pendidikan diharapkan dapat membentuk manusia yang berkualitas, mandiri dan tentunya berguna bagi kemajuan bangsa dan negara (Febrian & Zulmuqim:2019). Perkembangan pendidikan Indonesia saat ini yang masih jauh dibawah negara-negara lainnya di dunia menjadi perhatian yang cukup tinggi dari pemerintah agar bisa mengejar ketertinggalan tersebut dengan berbagai perubahan dalam manajemen sekolah yang bermutu. Peningkatan mutu pendidikan dapat terjadi jika fungsi-fungsi manajemen dilaksanakan oleh kepemimpinan yang tepat. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai tujuan sekolah. Kepemimpinan menurut Tannenbaum, Wesler dan Massarik dalam Wahjosumidjo dalam Gunawan (2017) adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain dengan sengaja dalam suatu situasi melalui proses komunikasi, untuk mencapai tujuan atau tujuan-tujuan tertentu. Kepala madrasah sebagai pemimpin harus memiliki kemampuan manajerial untuk mengolah berbagai perangkat sehingga tercapai tujuan pendidikan di tempatnya (Asmendri:2014). Pemimpin mempunyai peran yang sangat besar dalam pencapaian tujuan sekolah. Pimpinan pendidikan merupakan penggerak organisasi yang mempengaruhi kinerja anggotanya, yaitu para guru dan staf pegawai lainnya agar bekerja lebih maksimal, menampilkan etos kerja tinggi, dan secara sukarela bekerjasama dengan anggota lainnya untuk mewujudkan standar mutu yang diharapkan oleh konsumen pendidikan (orang tua, masyarakat, lembaga pendidikan yang lebih tinggi, pemerintah, dan dunia kerja). Sondang P. Siagian dalam Saidah (2018) mengatakan beberapa fungsi kepemimpinan sebagai berikut: 1) Pimpinan sebagai penentu arah dalam usaha pencapaian tujuan; 2) pemimpin sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi; 3) pemimpin sebagai komunikator yang efektif; 4) pemimpin sebagai mediator, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi konflik; dan 5) pemimpin sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral. Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan pemimpin yang dapat menjalankan fungsi-fungsi tersebut. Dalam upaya mewujudkan pendidikan yang bermutu di sekolah dibutuhkan kepala sekolah yang menjalankan fungsi-fungsi tersebut dengan optimal.
Sesungguhnya komunikasi merupakan inti dari kepemimpinan . suatu gagasan yang mudah menemukan bentuknya secara komplit merupakan suatu modal yang sangat besar yang dapat diukur dengan uang, dan merupakan tambang emas yang teradapat dalam diri setiap manusia. Namun, gagasan akan tetap tinggal sebagai gagasan,apabila kita tidak mau menjualnya. Pada hakekatnya, semua profesi adalah penjual. Kita bisa melihat beberapa contoh dibawah ini : 1. Seorang pemimpin adalah penjual ide pada bawahannya. 2. Seorang pejabat adalah penjual ide pada masyarakat dengan ujuan untuk memajukan masyarakat tersebut 3. Seorang politikus menjul ide partainya. 4. seorang pegawai menjual pikiran dan tenaganya melalui pekerjaannya 5. seorang ulama /pendeta harus meyakinkan pengikutnya terhadap pesan-pesan tuhan. 6. seorang pengusaha menjual jasa maupun barang kepada yang membutuhkannya. Dan sebagainya. Dalam menjual ide, maka tujuannya adalah meyakinkan orang agar bersedia memahami apa yang ditawarkan, sehinga akan terjadi perubahan sikap sesuai keinginan penjual. Agar dapat meyakinkan seseorang dengan baik, maka dibutuhkan suatu keahlian yang disebut dengan komunikasi.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.