Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
12 pages
1 file
Pengetahuan tentang ayat-ayat Makkah dan Madinah merupakan bagian yang terpenting dalam‘Ulum Qur’an. Hal ini bukan saja merupakan kepentingan kesejarahan melainkan juga untuk memahami dan menafsirkan ayat-ayat yang bersangkutan. Sebagaian surat di dalam Al- Qur’an berisi ayat-ayat dari kedua periode tersebut yaitu Makki dan Madani. Definisi Makki dan Madani oleh para ahli tafsir meliputi berdasarkan: 1. Teori Geografi (Mulahadhotu Makan Annuzul) 2. Teori Subjektif (Mulahadhotu Mukhothobin) 3. Teori Historis (Mulahadhotu Zaman Annuzul) 4. Teori Content Analysis (Mulahadhotu Maa Tadhomananna) Adapun kegunaan mempelajari Ilmu ini antara lain agar dapat membedakan ayat-ayat nasikh dan mansukh, mengetahui ciri khas gaya bahasa Makiyyah dan Madaniyyah dalam Al-Qur’an. Dan untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur’an, sebab pengetahuan mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang benar, sekalipun yang menjadi pegangan adalah pengertian umum lafadz, bukan sebab yang khusus.
Kelas 2 C : Kelompok 7 Firdayani Nirma Siti Sarah PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT ILMU AL-QUR'AN (IIQ) JAKARTA TA 2015/2016 KATA PENGANTAR
Rangkuman perkuliahan Semester 1 mata kuliah Ulumul Qur'an
Al-Quran sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw selalu menarik untuk dikaji baik secara conten maupun secara historisitasnya. Berbagai kajian tafsir maupun ulum al-QurÉn telah telah dilalui oleh para ulama terdahulu maupun zaman sekarang dalam rangka untuk memahami al-Quran. Tentunya kajian Ilmu Makky dan Madany sebagai salah satu disiplin ilmu al-Quran juga turut menyertai setiap kajian ilmu al-QurÉn dan TafsÊr. Secara histori telah kita ketahui bersama bahwa Rasulullah Saw menghabiskan waktunya hidup di Makkah, baik sebelum diutus menjadi nabi dan Rasul maupun sesudahnya. Setelah adanya intimidasi dari kaum kafir Quraisy, beliau memutuskan untuk hijrah ke Madinah sampai beliau wafat. Sedangkan Diturunkan diturunkan saat Rasulullah Saw berada di kota-kota, pedesaan, gunung-gunung, bukit-bukit, lembah-lembah, lereng-lereng, serta dalam keadaan waktu yang berbeda, seperti malam, siang, musim dingin, musim panas maupun dalam keadaan damai atau bahkan saat Rasulullah berperang. Atas dasar inilah para ulama memberikan perhatian yang sangat besar terhadap al-QurÉn. Mereka meneliti Diturunkan ayat demi ayat dan surat demi surat untuk disusun sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkannya sesuai dengan waktu, tempat dan pola kalimat. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang memberikan gambaran mengenai penyelidikan ilmiah tentang ilmu Makki dan Madani. Perhatian terhadap ilmu Diturunkan menjadi bagian terpenting dibanding berbagai ilmu yang lain. Termasuk di dalamnya membahas tentang nuzulnya suatu ayat, tempat nuzulnya, urutan turunnya di Mekkah atau di Madinah, tentang yang diturunkan di Mekkah tetapi termasuk kelompok Madani atau ayat yang diturunkan di Madinah tetapi masuk dalam kategori Makki, dan sebagainya. Diantara perhatian yang luar biasa dalam memahami Makiyyah dan Madaniyah seperti yang dikatakan oleh Ibn Mas’Ëd: “Demi Allah. Tidak Ada Tuhan selain Dia. Tidak diturunkannya satu ayat pun dari kitab Diturunkan, kecuali saya mengetahuinya. Di mana diturunkan, jika saya tahu, bahwa ada seseorang yang lebih tahu daripada saya tentang kitab Allah, meskipun misalnya itu disampaikan oleh Onta, niscaya saya akan mengunjunjunginya"
Yus Tri Sultrawan (11632100855) MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU TAHUN 2019 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah "MAKKIYYAH DAN MADANIYYAH" ini. Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan, sampai penulisan, penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Ade Ariadi Saputra, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Studi Al-Qur'an di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 2. Kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu makalah ini telah kami kerjakan semaksimal mungkin dengan bantuan dari berbagai referensi buku dan internet, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Oleh karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang makkiyyah dan madaniyyah.
Oleh: Nur Hamidah G94217196 Rezky Maulana Akbar G94217201 Sayyidah Aliyah G94217206 Dosen Pembimbing: Mochammad Andre Agustianto, Lc, MH. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM JURUSAN EKONOMI SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA (2017/2018)
2016
Al-Qur`an merupakan wahyu sekaligus mu'jizat terakhir yang diberikan oleh Allah kepada Rasulullah Saw. Pasca mangkatnya Rasulullah Saw. , untuk menjawab persoalan-persoalan keagamaan yang ada dibutuhkan suatu bentuk ijtihad yang kemudian melahirkan Ilmu-ilmu Al-Qur`an (‘Ulum Al-Qur`ân), dimana salah satu cabang dari ilmu tersebut adalah ilmu Makki dan Madani. Artikel ini bertujuan untuk menjawab persoalan-persoalan seputar pengertian dari makki dan madani, perkembangan makki dan madani, signifikansi dan arti penting teori makki dan madani dalam konteks penafsiran Al-Qur`an. Pengertian dari Makki dan Madani telah disepakati oleh sebagian besar sarjanawan Islam dimana Makki didefinisikan sebagai ayat dan surat Al-Qur`an yang diturunkan sebelum Rasulullah Saw. berhijrah ke kota Madinah, walaupun turunnya diluar di kota Mekah; sedangkan Madani adalah ayat dan surat Al-Qur`an yang diturunkan setelah Rasulullah Saw. berhijrah ke kota Madinah, walaupun di kota Mekah. Metode yang telah ...
One of the discussions of Ulumul Qur'an is about the theory of Makkiyah and Madaniyah. This discussion examines the historical side of the revelation of the Qur'an. Knowing the historical reality of the revelation of the Qur'an can certainly help in understanding the contents of the Qur'an perfectly. Among them can know about the verse which is nasikh and also mansukh, and can understand the contextuality of the verse and the style of language so that it can be used as a method of da'wah. As for this simple research, the author wants to discuss how the use/implementation of the Makki Madani theory in the interpretation of the Qur'an. The assumption is that if a certain verse or letter is included in the Makkiyah or Madaniyyah category, then in its interpretation, of course, it will not go outside the boundaries of Makki Madani. The interpretation studied by the author is the Tafsir Al-Misbah by Prof. Quraish Shihab and the author focus on only two letters, namely Al-Mudatsir and Al-Baqarah. The reason for choosing the two surahs is because Al-Mudatsir is included in the Makkiyah category and Al-Baqarah is included in the Madaniyyah category which the author will then examine about his interpretation of the two letters.
Potret Pemikiran, 2018
This article would try to elaborate an important concept in the Qur'an which deal with the process of revelation. Major of ulama devided the process of revelation into two periods, namely Makkah period (before hijrah) and Madinah period (after hijrah). According to Abdullahi Ahmed An-Na'im and his teacher, Mahmoud Mohamed Taha, this two periods of revelation contains different doctrines and teachings. Makkah period (Makkiyah) expressed a universal-democratic-egalitarianism doctrines of Islam. Whereas, Madinah period (Madaniyyah), is considered to be sectarian and discriminative. In this period, the prophet and his adherents created a city-state with a multi-religious and multi-cultural community. Therefore, they need a concrete and strict rules and regulations to manage the new state and new community. An-Na'im stated that most of the verses in the Qur'an which deal with law and regulations revealed through this period, including the relation between muslim and nonmuslim community.
Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Umat islam percaya bahwa Al-Qur’an merupakan puncak dan penutup Wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantara Malaikat Jibril.
Semua bangsa berusaha keras untuk melestarikan warisan pemikiran dan nilai-nilai kebudayaannya. Tak terkecuali umat Islam, mereka sangat memperhatikan kelestarian risalah Rasulullah SAW yang memuliakan semua umat manusia.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Matlamat Minda
محمد عارف الأعلى, 2025
Jurnal Al-Mubarak: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Tafsir
ILMU USHULUDDIN, 2019