Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
15 pages
1 file
Pendidikan agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sebagai pengendali tingkah laku atau perbuatan. Maka dari itu untuk membentuk karakter seorang anak yang berlandaskan agama pertama-tama di tentukan oleh keluarga terlebih dahulu karena keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik agama bagi anak-anaknya, terutama dalam pembentukan kepribadian atau karakter. Artinya keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak serta anggota kleurga lain kepada kehidupan beragama sedini mungkin. Adapun pendidikan keluarga menurut pandangan Islam adalah pendidikan yang diberikan sejak anak masih dalam kandungan (pra natal) yakni sejak setelah ditiupkan ruh oleh Allah SWT kepadanya yaitu ketika usia kandungan 120 hari (4 bulan) karena saat itulah mulai tumbuh potensi untuk melihat, mendengar, merasa dan berpikir, setelah lahir dan berlangsung hingga anak menjadi dewasa.
Jurnal AL-Jauhari, 2016
Halaman 46-53 PENDIDIKAN KARAKTER ANAK MENURUT IMAM AL-GAZALI Oleh: Doly Hanani ABSTRAK Kajian tentang konsep pendidikan karakter terutama pendidikan karakter menurut Imâm al-Ghazâlî dalam kitab Ihyâ' Ulûm al-Dîn sangatlah penting dilakukan saat ini mengingat pendidikan karakter menjadi bagian salah satu aspek yang harus dilakukan guna mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan karakter (akhlak) anak menurut Imam al-Gazali dalam Kitab Ihyâ' Ulûm al-Dîn usaha sadar oleh orang dewasa (orang tua dan masyarakat) untuk membimbing karakter/akhlak anak yang diorientasikan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat, yaitu dengan mengajarkan ajaran agama sehingga mampu mengontrol hidupnya dengan sifat-sifat terpuji yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai karakternya antara lain: mengutamakan penyucian jiwa dan ibadah, tawakkal, ikhlas, solidaritas, cinta ilmu bermanfaat, jujur, kesederhanaan, sabar, syukur, dan sikap lemah lembut. mengutamakan penyucian jiwa dan ibadah, tawakkal, ikhlas, solidaritas, cinta ilmu bermanfaat, jujur, kesederhanaan, sabar, syukur, dan sikap lemah lembut. Nilai-nilai karakter ini ada relevansinya dengan 18 (delapan belas) nilai-nilai karakter bangsa yang ditetapkan saat ini untuk dikembangkan melalui proses pendidikan. Kata kunci: Konsep pendidikan karakter menurut Imam al-Gazali, kitab Ihyâ' Ulûm al-Dîn. A. Pendahuluan Pendidikan karakter sesungguhnya adalah amanat Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan karakter harus dimulai diberikan sejak masa anak-anak karena pendidikan karakter tidak akan berpengaruh signifikan jika baru dimulai diberikan kepada orang yang telah dewasa. Hal ini yang menjadi landasan kebijakan pemerintah Indonesia menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional dan secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015 yang selanjutnya diapresiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui pencanangan pendidikan karakter dalam kurikulum. Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Pendidikan karakter tidak hanya membuat seorang anak mempunyai akhlak mulia, akan tetapi juga dapat
Anak-anak merupakan anugerah dan amanah yang dikurniakan Allah buat insan terpilih bergelar ibu dan bapa. Setiap anak dilahirkan dalam keadaan yang suci daripada sebarang noda dan kotoran. Oleh itu, para ibu bapa memainkan peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter anak-anak mereka ke arah yang diredai oleh Allah. Al-Quran telah merakamkan kaedah penuh hikmah yang diterapkan oleh seorang bapa bernama Luqman dalam membentuk karakter anaknya. Kegigihan Luqman dalam mendidik anaknya menjadi insan yang soleh dan bertakwa sewajarnya dijadikan sebagai panduan buat ibu bapa masa kini dalam membentuk keperibadian anak-anak mereka berteraskan Islam. Hal ini kerana model pendidikan yang dilaksanakan oleh Luqman ini dilihat mudah diikuti, kemas dan tersusun. Kajian ini dijalankan secara kualitatif dengan penelitian terhadap teks-teks klasik (turath) dan kontemporari berkaitan tafsiran ayat 13-19 surah Luqman seterusnya dianalisis secara induktif dalam menghasilkan satu panduan umum berkaitan kaedah pembentukan karakter anak-anak berteraskan Islam. Panduan ini diharap mampu dijadikan sebagai model rujukan buat para ibu bapa yang masih lagi mencari kaedah terbaik dalam mengasuh dan mendidik anak-anak mereka pada zaman yang penuh dengan cabaran ini.
Islamic education is an important component in forming the character of a child because Islamic religious education is the foundation that will color the life that children will go through. Meanwhile the number of fights between adolescents, immoral acts among young people, promiscuity, the growth of adultery, consuming illegal drugs is caused by the lack of supervision from the family which makes them so easy to use and do it. By using qualitative methods with interviewing techniques the author wants to know how the Islamic religious education strategy is applied to the family. From the results of interviews with one family that Islamic religious education in families in shaping children's character uses 6 strategies, namely: 1) exemplary strategies, 2) habituation strategies, 3) counseling strategies, 4) disciplinary strategies, 5) punishment strategies, and 6) gift giving strategy. To shape the character of the child in order to become a man of faith and devotion to the Almighty God, as well as a noble character that includes ethics, morality, character, spirituality cannot be separated from the role of the family played by parents because the family is the first and foremost educational institution for children.
Pendidikan karakter menjadi isu krusial dalam membentuk generasi masa depan yang berakhlak mulia. ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana nilai-nilai agama dapat diintegrasikan dalam pendidikan anak usia dini sebagai upaya pembentukan karakter. Pendidikan karakter merupakan aspek penting dalam perkembangan anak usia dini, yang berperan dalam membentuk kepribadian dan moralitas mereka. Artikel ini membahas bagaimana nilai-nilai agama dapat dijadikan sebagai landasan dalam pendidikan karakter bagi anak-anak. Melalui pengenalan nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, tanggung jawab, dan rasa syukur, anak-anak dapat diajarkan untuk mengembangkan sikap positif terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dengan demikian, pendidikan karakter berbasis nilai-nilai agama diharapkan dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan empati yang tinggi.
Abstrak: Keluarga merupakan unit yang terkecil dalam masyarakat di mana anak-anak mulai belajar berkomunikasi dan melakukan interaksi dengan orang dewasa. Salah satu bentuk pembinaaan yang perlu diberikan oleh keluarga kepada anak adalah dalam hal kecerdasan spiritual yang merupakan kecerdasan yang paling esensial dalam kehidupan manusia dibandingkan dengan berbagai jenis kecerdasan lain, seperti kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan jasmaniah-kinestetik, kecerdasan berirama-musik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan naturalistik. Penulis menemukan bahwa anak usia dini akan merasakan indahnya kehidupan beragama yang beraneka ragam dengan damai, sehingga pada waktu dewasa akan saling menghormati berbagai macam agama yang dianut oleh setiap orang. Dengan demikian, perhatian serius yang dicurahkan oleh setiap keluarga terhadap kecerdasan spiritual anak usia dini pada masa kini akan terasa kegunaannya pada masa mendatang. Abstract: The Role of Muslim Family in Developing Spiritual Intelligence in the Early Childhood. Family is the smallest unit of society in which children started to learn to communicate and interact with the adults. One of the forms of development to be provided by the family for the child is spiritual intelligence which is considered as the most essential one in human lives compared to other type of intelligences like verbal-linguistic, logic-mathematic, visual-spatial, physical-kinaesthetic, rhythmic-musical, intrapersonal, interpersonal and naturalistic intelligence. The author finds that children in their early childhood period may feel the beauty of miscellaneous religious lives peacefully, and consequently, when they become adults they will respect other religious adherent. Thus, serious attention allotted by any family for the sake of child intelligence during their childhood of today is hopefully beneficial in the foreseeable future. Kata Kunci: pendidikan, psikologi, kecerdasan spiritual, anak usia dini
SRIYANTI, AHMAD SAPUTRA, ABDUL AZIZ, 2023
Music is related to intelligence. Listening to music or learning music can develop speech, hearing, self-confidence, and can optimize children's intelligence. This research was conducted in Aman Jaya Village, Kec. North Sungkai Kab. North Lampung. This research aims to foster attitudes or character education in children through hadrah musical instrument training because it can preserve a culture that has begun to disappear. The subjects of this study were children living in Aman Jaya Village, specifically Rt 003 with a total of 22 children consisting of 11 male students and 11 female students. From the hadrah activities there were also many things that were learned from vocal exercises, practicing hadrah own musical instruments and singing Islamic songs. Based on the research data that has been collected, it is possible to cultivate a child's character attitude by carrying out Islamic activities, for example learning the hadrah musical instrument by listening to religious poetry.
Al-Qur'an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai pedoman bagi manusia dalam menata kehidupannya, agar memperoleh kebahagiaan lahir dan batin, di dunia dan di akherat kelak. Konsep-konsep yang dibawa al-qur'an selalu relevan dengan problema yang dihadapi manusia, karena ia turun untuk memberikan penjelasan tentang pendidikan dalam beberapa surat didalamnya salah satunya terdapat dalam surat Luqman ayat 12-19.
Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah untuk manusia. Sebagai agama terakhir Islam dilengkapi dengan seluruh perangkat aturan (hukum) yang mampu menjangkau seluruh manusia di mana pun dan kapan pun. Untuk hal ini Allah menurunkan wahyu sebagai sumber dari segala sumber aturan yang dapat digunakan manusia dalam mengatur segala urusan dan persoalan. Wahyu dimaksud adalah al-Quran yang diturunkan kepada manusia melalui Nabi Muhammad saw. Al-Quran memuat wahyu yang isinya mencakup keseluruhan isi wahyu yang pernah diturunkan kepada para Nabi sebelum Muhammad. Isi al-Quran mencakup keseluruhan aspek kehidupan manusia, mulai dari masalah aqidah, syariah, dan akhlak, hingga masalah-masalah yang terkait dengan ilmu pengetahuan. Sebagai agama samawi terakhir, Islam membawa misi rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi semesta alam) (QS. al-Anbiya' [21]: 107). Artinya, risalah Islam menjangkau seluruh umat manusia di muka bumi ini hingga akhir zaman nanti. Siapa pun yang hidup pada masa Nabi Muhammad saw. dan setelahnya hingga hari akhir kelak, harus menerima risalah Islam. Karena itulah, Islam dijadikan Allah Swt. sebagai satu-satunya agama yang benar (QS. Ali 'Imran [3]: 19 dan 85) dan berlaku hingga akhir zaman nanti. Islam juga agama paling lengkap yang isinya mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik aspek kehidupan dalam keluarga dan di masyarakat, dalam hubungan kenegaraan, maupun hubungan ibadah kepada Tuhan. Untuk semua aspek ini al-Quran menetapkan prinsip-prinsip yang dapat dijadikan acuan dalam kehidupan sehari-hari.
EDU-RILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam dan Keagamaan, 2019
The purpose of this research to find out how the Quran views the character education of early childhood and character education models that are suitable for early childhood. This thesis research uses the tahlili interpretation method which is the method of interpretation by describing all aspects contained in the verses interpreted through the asbabun nuzul verse. The results of this study discuss the root words of "thifl" which are presented in the Encyclopedia of the Quran. Then discuss the roots of the main verse through the Al-Azhar Tafsir by Buya Hamka, Tafsir Al Misbah which begins with an explanation of difficult words, and the Tafsir of Ibn Katsir which starts from the explanation. The results and discussion of this
Edudikara: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2018
Tujuan pendidikan Agama Kristen dalam keluarga adalah untuk mengajarkan tentang hubungan manusia dengan Tuhan serta ciptaan-Nya. Pendidikan Agama Kristen dapat dilakukan di dalam keluarga, sekolah dan tempat ibadah tanpa dibatasi ruang dan waktu. Selain itu, peran pendidikan Agama Kristen harus mengajarkan tentang kehidupan yang nyata kepada anak-anak, agar anak-anak mengerti tentang tujuan kehidupan ini. Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga sangat penting diterapkan oleh orang tua di zaman sekarang. Salah satu peran pendidikan Agama Kristen dalam keluarga saat ini adalah mengupayakan kerjasama ayah dan ibu dalam mendidik anak serta menciptakan keharmonisan dalam keluarga. Oleh karena itu, keluarga merupakan lingkungan yang paling utama dalam melakukan pembentukan sosial kepada anak-anak. Jadi, peranan orang tua dalam mengasuh anak-anak sangatlah penting, bukan hanya anak belajar dan mengalami pertumbuhan di dalam keluarga, tetapi seluruh anggota keluarga dapat saling belajar dari yang lain melalui interaksi satu sama lain. Akan tetapi, semuanya itu tidak lepas dari keteladanan orangtua dalam keluarga.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
MENGENAL PENDIDIKAN KARAKTER ISLAM, 2019
MOHAMMAD IQBAL ERRIVQI, 2019
PROPOSAL PENELITIAN EKSISTENSI PENDIDIKAN AL-QUR’AN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SERTA AKHLAK SISWA MAN 3 PAYAKUMBUH, 2024
PEDAGOGIA Jurnal Ilmu Pendidikan, 2016
Jurnal Salvation, 2019
Kafa`ah : Journal of Gender Studies, 2021