Academia.eduAcademia.edu

Metodologi Tafsir Khuluqun ‘Adzīm

2018, Maghza: jurnal ilmu Al-Quran dan tafsir

Abstract

Kajian tafsir di Indonesia sejak abad ke-16 sampai abad modern semakin meningkat. Ditandai dengan semangat menghasilkan karya tafsir dari ulama Indonesia pre-modern seperti karya Abd al-Raūf al-Sinkilī (Tarjumān al-Mustafīd), Syaikh Nawawī (Tafsīr Marah Labīd) dan Ahmad Sanusī (Tafsīr al-Qur"ān al-Karīm), dan modern kini seperti Quraish Shihab (Tafsir al-Misbah) dan Didin Hafidhudddin (Tafsir al-Hijri). Fenomena selain adanya karya tafsir baharu juga kajian tafsir kian menarik minat masyarakat modern, akademisi, dan pemerintahan. Dua hal tersebut menjadi tanda bahwa sejatinya Indonesia perlu mengembangkan pemikiran-pemikiran baru yang tertuang dalam satu karya tafsir, sehingga pemikiran masyarakat Indonesia semakin luas dan beragam tanpa dibatasi oleh salah satu karya mufassir Indonesia. Yunan Yusuf salah satu filsuf Muslim Indonesia dengan karyanya Tafsir Khuluqun "Adzīm mencoba mewarnai rentetan tafsir Indonesia lainnya melalui sesuatu yang berbeda dan unik yakni penafsiran al-Qur"an mulai dari surah pendek (Madaniyah) atau juz 30, juz 29 dan juz 28. Paper ini secara khusus mengeksplor tafsir surah al-Mulk dalam Tafsīr Khuluqun "Adzīm. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analitis-komparatif melalui dua referensi tafsir Indonesia yakni Tafsir al-Azhar dan Tafsir al-Misbah. Yunan menafsirkan al-Qur"an secara kritis dan tegas dengan warna filsafat, serta mampu menyampaikan pesan ayat al-Qur"an melalui ayat al-Qur"an lainnya (munāsabah al-Qur"ān bi al-Qur"ān).