Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2019, PASCA : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Beberapa waktu yang lalu, Gus Miftah seorang pendakwah asal Yogyakarta yang terkenal anti-mainstream sedang ramai diperbincangkan di sosial media. Sebuah video yang memperlihatkan dirinya sedang berdakwah serta mengajak bersalawat para pemandu karaoke yang memakai pakaian seksi viral. Aksinya tersebut yang ia unggah di akun instagram miliknya, menuai pro-kontra di kalangan masyarakat. Ada sebagian yang setuju namun tidak sedikit pula yang menolak dakwahnya tersebut. Cara dakwah yang dilakukan Gus Miftah itu dianggap tidak wajar, karena lokasi dakwahnya adalah sebuah klub malam di Bali yang dianggap sebagian masyarakat tidak pantas untuk berdakwah. Di kalangan masyarakat muslim Indonesia, terdapat beberapa istilah untuk menyebut pendakwah seperti da'i, ustadz, ulama, dan kyai. Kemudian muncul pertanyaan, kenapa sih Gus Miftah berani melakukan dakwah di tempat seperti itu? Apa tujuan sebenarnya. Lantas apa hakikat dakwah menurut agama Islam? Secara etimologi dalam bahasa Arab, dakwah diartikan mengajak, menyeru, atau mengundang. Secara istilah, dakwah adalah ajakan atau seruan kepada sebuah kebaikan dan larangan terhadap sebuah kejahatan yang disampaikan oleh para pendakwah kepada masyarakat. Menurut Quraish Shihab, dakwah adalah ajakan kepada kebaikan atau keinsyafan sehingga mengubah sesuatu yang buruk menjadi lebih baik dan sempurna. Rasulullah SAW mencontohkan bagaimana cara berdakwah yang baik. Rasulullah mulai berdakwah ketika turun perintah dari Allah yang termaktub dalam QS. Al-Muddatstsir 1-4, yang artinya sebagai berikut: "Hai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu, agungkanlah! Dan Pakaianmu, bersihkanlah!". Ketika ayat ini turun, Rasulullah diperintahkan untuk berdakwah secara diam-diam. Rumah Al Arqam bin Abil Arqam dijadikan sebagai pusat dakwah Rasulullah. Di awal dakwahnya ini, Rasulullah memakai metode kelembutan serta kasih sayang. Terbukti dengan metode seperti itu, Rasulullah berhasil mengislamkan keluarga dan sahabat terdekatnya.
2021
Menulis adalah melukiskan suatu yang ada dalam pikiran atau membuat memori menjadi kenyataan dan sebagian mengatakan mengaksarakan pikiran dan logika dalam media. Makna sederhana tentang menulis adalah menyampaikan ide dalam suatu plaorm baik melalui kertas atau media digital. Tulisan adalah ibarat symbol masa lampau tentang peradaban manusia, mengejawantahkan persembahan manusia tentang pemahaman suatu zaman atau sebuah katalis dari peradaban manusia. Berangkat pada makna di atas, maka seap menulis adalah karya yang harus disusun atas landasan perencanaan dan penyusunan yang matang, agar memberi pencerahan yang baik pada suatu topik ulasan. Penyusunan tersebut tentunyamemiliki filosofi tersendiri yang berbeda dengan yang lain. Tulisan berjudul “Filsafat Ilmu di Era Milenial” sudah sangat banyak dan tersebar luas di banyak kalangan, meskipun demikian, buku ini tetap mempunyai nilai filosofis dengan makna berbeda dengan karya sejenis sebagai torehan pemikiran yang berbeda minimal pada as...
2024
Penerus bangsa adalah harapan bagi warga mendukung tanah air tercinta sebagai simbol nasionalisme membudayakan budaya bangsa dengan jejaring yang luas. Pemuda dimasa sekarang merupakan tonggak tajam warga Negara sebagai pemimpin dimasa yang akan datang. Eksistensi era milenial membuat pikiran orang orang jadi lebih berkembang berkat bantuan teknologi semakin merajalela membantu kualitas pikiran manusia. Banyak pemuda sekarang memperjuangkan jalan rasional mereka untuk melibatkan rasa tanggungjawabnya apa yang sudah mereka peroleh. Jejak pemuda milenial menjadikan pembelajaran rasa pikiran kritis dengan tingkat sosial tinggi. Rasa kritis dan optimis pemuda terjun dengan peran yang penting sebagai penegak bangsa. Pikiran yang dipenuhi digitalisasi dan pengetahuan sosial menekankan tingkat persaudaraan.
2019
Da'wah in the modern era is very dependent on dai millenial. Dai millennial should preach using methods that are applied to the needs of the community and keep abreast of the times. The method of da'wah that is applied in every activity is supported by modern media that are able to attract the attention of mad'u on a large scale. Advances in technology and modern media make the method of da'wah applied by millennials must be revitalized in order to reach the perfection of da'wah. Especially in this era, people are faced with complex life problems. Dai millennial can combine anachronistic and modernist methods of da'wah in da'wah. Both methods of da'wah can attract people's interest and stop the negative side of the modern era. Millennials are required to understand the situation and condition of honey both sociologically and psychologically in order to find the right method of da'wah
Kontekstualita
Ulama menduduki posisi penting dalam masyarakat Islam. Ulama tidak hanya sebagai figur ilmuan yang menguasai dan memahami ajaran-ajaran agama, tetapi juga sebagai penggerak, motivator dan dinamisator masyarakat ke arah pengembangan dan pembangunan umat. Perilaku ulama selalu menjadi teladan dan panutan. Ucapan ulama selalu menjadi pegangan dan pedoman. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang mengglobal, maka semua orang bisa berbicara sebagai ulama.seakan telah meruntuhkan dinding-dinding pembatas dan menjadikannya sebagai sekat liberasi informasi. Kondisi ini, telah membawa masyarakat muslim Indonesia ke dalam dua tipologi ulama, Pertama, ulama selebritis, dan yang kedua, ulama tradisional.
Jurnal Alternatif - Wacana Ilmiah Interkulutral, 2019
The Disruption era is part of the context of today’s society. This era was born from revolution 4.0. The era of revolution 4.0 is one stage of the industrial revolution that adopts the idea of a computerized system in management. By doing so, various virtual information technology products have emerged that lead to MOOCs (Massive Open Online Courses) system. The flood of technological innovations certainly brings various dilemma situations in various dimensions of human life. This situation arises when something common becomes unusual or vice versa thanks to the ability of digital technology. One of the permanent life systems and functions which regulates human efforts to meet their daily needs is institutions both local institutions such as families and indigenous peoples and new institutions (such as modern organizations). One of the important institutional actors is leadership. In short, leadership is defined as a leader’s efforts to influence its members to achieve goals. Therefore, it requires at least three fundamental institutional leadership styles to face the disruption era, namely situational leadership, transformational leadership and servant leadership. Situational leadership helps leaders to strengthen internally human resource commitment of staff or institutional members in accordance with the institutional context. Transformational leadership encourages the creation of institutional innovation according to its vision and mission. Institutional innovation begins with a leader’s efforts to constantly renew himself (on going formation) so that he/she is able to become agents of change for the institution and its members. Finally, servant leadership tries to encourage institutional functions to remain human-oriented since human beings are the image of God/Creator. These three leadership styles should become standard leadership styles which should be applied in institutions to ward off the dilemma of innovation in the disruption era.
Memasuki era globalisasi masyarakat Indonesia di hadapkan pada berbagai persoalan. Globalisasi telah menempatkan ilmu sains-keteknikan sebagai ilmu yang mengedepankan kemampuan intelektual manusia yang melahirkan invensi dan inovasi sesuai dengan ”kebutuhan masyarakat” daripada humaniora yang mempunyai kecenderungan untuk ”memanusiakan” manusia. Keadaan ini terlihat di beberapa negara maju baik Eropa, Amerika dan Asia (Jepang) yang kecenderungannya mengutamakan sains teknologi. Isu, meminimalisir, sampai menghapuskan beberapa ilmu humaniora di beberapa universitas terjadi di beberapa negara memungkinkan masuk pada negara berkembang, termasuk Indonesia. Humaniora, dapatkah bertahan dalam arus globalisasi?
Jurnal Teologi Amreta, 2021
Diskursus tentang generasi milenial dan persoalan keagamaan telah menjadi sorotan mendunia dalam berbagai sektor hidup. Keberadaan angkatan mereka menjadi komoditi penting saat ini dan ke depannya. Di samping itu, kemajuan teknologi lewat jaringan internet sangat mengikat mereka sehingga generasi milenial adalah sebuah kelompok yang tumbuh dan akrab serta tergantung dengan teknologi gadget yang men-Tuan-kan media sosial sebagai agama baru mereka. Gereja sebagai konteks pelaksanaan Teologi Ibadah menghadapi kondisi ini. Peringatan dan rekonstruksi solusi dari Marva J. Dawn dan tokoh-tokoh liturgis lainnya turut menunjukkan pentingnya peran ortodoksi, ortopraksis dan ortopati dari Teologi Ibadah untuk menunjukkan tanggung jawab misiologisnya yang bersifat upside-down melalui ibadah kekinian.
GENEVA: Jurnal Teologi dan Misi, 2021
Kedatangan Tuhan Yesus menjadi kebanggaan bagi umat percaya. Namun kedatangan Tuhan Yesus yang kedua, tidak seorang pun yang mengetahuinya. Akan tetapi, pandangan post-milenialisme berkeyakinan bahwa jika Injil telah diberitakan kepada semua orang, maka Kristus akan datang. Pandangan ini tentunya tidak sepenuhnya dapat dipercayai. Oleh karena itu, perlu adanya pengajaran yang benar berdasarkan Alkitab dalam menyikapi kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali.Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode penelitian kualitatif diskriftif serta literatur. Dimana dalam penelitian kualitatif deskriptif ini akan menjelaskan tentang pandangan post-milenialisme serta dasar Alkitab yang pandangan ini gunakan.Penulis juga menggunakan metode analisis teks guna mendapatkan makna Alkitab yang utuh.Melalui penelitian ini, penulis akan melihat pandangan post-milenialisme tentang kedatangan Kristus yang kedua serta mengkritik pandangan ini berdasarkan Alkitab. Dengan demikian, melalui pembahasan dalam penelitian ini, dipaparkan bahwa tidak seorang pun yang mengetahui kapan Kristus datang dan sebagai implikasinya bagi orang percaya, tetap memberitakan Injil dan tetap bersiap sedia menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Kata Kunci:post-milenialisme optimisme, Injil, orang percaya, kedatangan Tuhan Yesus. ABSTARCT The coming of the Lord Jesus became a pride for the believers. But the second coming of the Lord Jesus, no one knew it. However, the post-millennialism view believes that if the gospel had been preached to all, then Christ would have come. This view is certainly not entirely believable. Therefore, there needs to be correct bible-based teaching in addressing the second coming of the Lord Jesus. The methods used in this article are qualitatively discriftive research methods as well as literature. Where in this descriptive qualitative study will explain the post-millennialism view as well as the basis of the Bible that this view uses. The author also uses text analysis methods to obtain the full meaning of the Bible. Through this study, the authors will look at the post-millennialism view of christ's second coming and criticize this view based on the Bible. Thus, through the discussion in this study, it is explained that no one knows when Christ came and as an implication for believers, continues to preach the gospel and remains prepared to wait for the second coming of the Lord Jesus.
Dialogia
It has already believed that Jihad has recently become an issue to be debated in East and West. However, the concept of jihad is misinterpreted narrowly as he activities dealing with warfare and murder. Jihad in broader sense can be defined as the efforts to support the religion of Allah SWT. This paper is intended to highlight several verses and hadith from the Prophet concerning the jihad concept. It is essential to be done in order to prove that jihad in Islam is not only conquest of the city, seizing property and Islamizing city residents, but also jihad in the Islamic state has a function in supporting Allah and the liberation of humans from the life of "ignorance". Therefore, this article focus on the broad concept of jihad in various aspect by employing contextualization theory.The results revealed that the contextualization of the concept of jihad in the millennial era is based on the Qur'an and hadith, consequently, there are no repeated faults in interpreting it.
Frezy Paputungan,, 2023
Munculnya permasalahan yang mendera Indonesia, memperlihatkan telah tergesernya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, perlu diungkap berbagai permasalahan di negeri tercinta ini yang menunjukkan pentingnya mata kuliah pendidikan Pancasila.
ISBN: 978-602-0828-77-0 , 2018
Dakwah Islamiyah adalah penyampaian pesan tentang ajaran agama Islam kepada seseorang atau masyarakat dengan tujuan agar terjadi perubahan sosial ke arah yang lebih baik. Bermacam cara bisa ditempuh untuk mengefektifkan dakwah agar setiap pesan bisa sampai ke umat atau umat, salah satu pendakwah di Indonesia bernama KH. Taufiqurahman atau lebih dikenal dengan Ustadz Pantun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode dakwah yang dilakukan KH. Taufiqurahman di situs daring. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif. Data penelitian ini adalah metode dakwah KH. Taufiqurahman. Sedangkan sumber sumber data dalam penelitian ini berupa video rekaman ceramah KH. Taufiqurahman yang didapat dari situs daring. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa media dakwah yang digunakan KH. Taufiqurahman adalah media televisi, sedangkan metode dakwah yang digunakan dari segi jumlah audiensnya termasuk dakwah kelompok. Pada segi penyampaian metode dakwah, dapat digolongkan ke cara langsung. Pada segi penyampaian isi metode dakwah, dalam ceramahnya termasuk cara serentak. Pada cara dakwah dari ceramahnya termasuk pada Mauidhah Hasanah, yaitu menyampaikan di setiap ceramahnya dengan pantun, adapun jenis pantun yang digunakan adalah pantun anak-anak, anak muda dan orang tua.
2021
INDONESIA: Kajian kritis terhadap pasal 31 ayat (3) Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Indonesia dirasa menjadi sebuah urgensi di era milenial ini karena dirasa sudah tidak efektif lagi. Selama 46 tahun pasal ini tidak mengalami perubahan sama sekali atau bisa kita katakan terlalu baku hingga tidak bisa menngadaptasikan dengan kebutuhan para keluarga di era milenial. Bangunan wacana kefilsafatan kesetaraan gender telah meningkatkan kemandirian dan keadilan suami dan istri dalam pembagian peran kepala keluarga yang erat berhubungan dengan lingkup domestic dan public. Undang-Undang Perkawinan yang baku ini selain tidak merangkul perkembanga jaman, pun juga berseberangan dengan pasal 51 ayat (1) UU Nomor 39 Tentang tentang Hak Asasi Manusia, Undang-Undang Ratifikasi CEDAW, Undang-Undang Adminduk, dan konsep kesetaraan gender yang semua itu melegitimasi segala hal terkait kesetaraan gender laki-laki dan perempuan dan dalam perkawinan antara suami dan istri. Penelitian i...
2021
Pendidikan non-formal sebagai bagian dari sistem pendidikan memiliki tugas sama dengan pendidikan lainnya (pendidikan formal) yakni memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat. Membangun Sumber Daya Manusia yang unggul di Era Milenial merupakan tantangan besar bagi persahaan. Strategi pengelolaan SDM dapat dianalisis dengan model AMO ( Ability , Motivation , Opportunity ). Tujuan kegiatan ini yaitu membekali warga belajar dengan berbagai keterampilan untuk masa depan mereka, memberikan tutorial tentang tata cara menjadi seorang wirausaha secara teori ataupun praktek, memberikan kesempatan belajar bagi warga masyarakat untuk menuntut ilmu, meningkatkan kinerja pengelola PKBM yang profesional, menciptakan didikan yang mempunyai karakter dan berkompetensi tinggi. Pendekatan metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah dilakukan dengan memberikan sosialisasi dan penyuluhan tentang berbagai keterampilan dan berwirausaha, simulasi dan praktikum dilakukan dengan melakukan...
2019
Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara kritis responbilitas tasawwuf kontemporer terhadap generasi milenial yang lahir pada 1981-2000. Kajian ini menggunakan pendekatan-pendekatan normatif, historis, dan sosiologis. Hasilnya adalah tasawuf kontemporer memberikan perhatian serius kepada generasi milenial dengan tiga bentuk responsibilitas, yaitu (1) pengembangan karakter positif terhadap sembilan poin karakter generasi milenial, (2) pembinaan etika sosial, dan (3) peneguhan arah dan spiritualitas hidup. Bentuk ketiga merupakan puncak responsibilitas tasawuf kontemporer terhadap generasi milenial. Dengan bimbingan tasawuf, apapun yang dimiliki oleh generasi milenial merupakan anugerah Allah yang patut disyukuri dan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk membangun prestasi hidup. Problem apapun yang dihadapi oleh mereka dihadapinya dengan segenap kemantapan spiritualitas dengan kecerdasan usaha dan kesungguhan doa. Hidupnya diorientasikan untuk pengembangan prestasi dan pen...
HAGGADAH: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
Health is an important matter in human life. The purpose of this research is first, to have a biblical, theological view of health. Second, know what the implementation of theological health is in the era of the new normal. This investigation will use the qualitative descriptive method. Theological health answers a basic human need and gives hope for the sick. God Him self is the source of healing. The theological basis for health can be answered theologically. Wholistically, the bible offers health and healing beginning from the Fall of man in sin, to the stories of the prophets’ lives, and the works of Jesus, to the ministry of the apostles. The application of theological health in the era of the new normal may be carried out by believers, by following the recommendations of the government and its implementation of health protocols. Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Penelitian ini bertu-juan untuk mengetahui pandangan teologis alkitabiah terhadap keseha...
Amanda Nur Asyifa, 2022
merupakan negara dengan jumlah muslim terbanyak di dunia. Negara Indonesia juga dikenal sebagai Negara yang multikultural dengan keberagaman suku, budaya, Bahasa, maupun agama, yang mengharuskan warga Indonesia memiliki sikap toleransi yang tinggi dan juga senantiasa memupuk nilai-nilai moderasi beragama. Generasi milenial sebagai generasi penerus bangsa diharap mampu menyelesaikan isu isu mengenai ideologi radikalisme dan juga ekstrimisme, dimana sekarang kita berada pada zaman dimana informasi cepat sekali tersebar. Karena generasi milenial adalah generasi yang sangat akrab dengan komunikasi, media, dan teknologi digital.
Muẚṣarah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer
In this era of digitisation today people are spoiled for social media. Social media is not only used as a medium of communication and information, but it can be used as a means to preach. Da'wah is not only done by face-to-face with Dai directly, but Da'wah can be done in a way indirectly through the mass media. The mass Media became a great opportunity for the Dai to preach. The purpose of this study describes 1) the optimization of digital media for Da'wah, and 2) The challenge of the challenges of the millennial era. The methods used in this study are qualitative descriptive. The results of this research show that Kopyah Ireng community in optimizing digital media through Da'wah can be done in the first way, spreading the knowledge and instilling confidence in the audience or listeners, second, forming a team Specialized in spreading preaching to social media accounts, third, make websites in which contains community issues, fourth, create content da'wah on so...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.